Happy reading yeorobuunnn....
_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-
Pesta masih berlangsung meskipun waktu sudah menunjukan hampir jam 11 malam, Mr.Park masih asik berbincang dengan rekan-rekan bisnisnya sambil sesekali menyesap wine dalam gelas yang di genggamnya. Mr.Park selalu senang menghadiri acara pesta dimana semua relasi bisnis dari kalangan CEO berkumpul. Ini merupakan kesempatan atau peluang untuknya menemukan seseorang yang selama ini ia cari, entah siapa orang itu hanya saja dia yang selalu dipikirkan oleh Mr.Park selama ini. Hampir 10 tahun kepergiannya, Mr.Park masih belum mampu menemukannya, tapi dia juga ragu apa orang itu masih berada dalam satu negara atau berada di negara lain, entahlah namun harapannya tak pernah surut sampai saat ini.
Mr.Park memasuki mension hampir tengah malam. Dengan langkah gontai Mr.Park berjalan melewati beberapa ruangan, saat memasuki ruang keluargga televisi masih menyala, langkahnya terhenti saat melihat sang istri yang tengah tertidur dengan posisi yang bisa dibilang tidak nyaman, mungkin ia terlalu lelah sehingga tidak sengaja tertidur dalam posisi seperti itu. Perlahan Mr.Park mendekat dan mengelus pipi sang istri dengan ibu jarinya. Mrs.Park yang merasa ada sentuhan membuatnya sedikit terganggu dan perlahan membuka matanya membiasakan dengan cahaya, dia menangkap siluet sang suami dan seketika tersenyum.
"Kau sudah pulang? Aahh aku pasti ketiduran, leherku agak sakit" Mrs.Park bangun seraya meregangkan otot-ototnya. "Mau aku buatkan teh hangat? Aku akan menyiapkannya untukmu" tambahnya lagi, yang hanya dibalas senyuman dan gelengan dari Mr.Park.
"Kau istirahatlah, aku akan menyusul setelah aku mandi" ucap Mr.Park yang tidak tega dan membiarkan sang istri untuk melanjutkan acara merajut mimpinya itu.
*****
Udara pagi di musim gugur memang sangat indah, cuaca yang sejuk namun cenderung dingin itu memberikan sensasi nyaman. Waktu sudah menunjukan pukul 6 pagi dimana seorang nyonya dari keluarga Park sedang melakukan tugasnya sebagai seorang istri dan seorang ibu. Meja makan sudah penuh dengan menu sarapan, beberapa helai roti dan selai berjajar rapi, beberapa sandwich dan juga minumannya sudah tersedia. Tugas selanjutnya adalah melihat keadaan setiap kamar yang dihuni oleh anggota keluarganya. Pertama dia menghampiri kamar sang suami dan dirinya, melihat sang suami sudah rapi dengan kemeja dan jasnya, dia tersenyum dan sesekali membetulkan letak dasi sang suami. "ada yang ingin bertemu dengan mu pagi ini, tunggulah di meja makan" Mr.Park mengernyitkan alisnya tanda bertanya dan penasaran dengan apa maksud istrinya itu.
Pintu kamar Yifan terbuka, anak itu tengah duduk di sisi ranjang dengan menundukan wajahnya, anjingnya masih setia duduk di sebelah kakinya. Hati Mrs.Park mencelos melihat keadaan Yifan, dia menyadari isakan dari anak itu, perlahan dia mendekatinya "Kau sudah bangun? Ada apa hmm?" dia duduk di sebelah Yifan dengan tangan yang merangkul dan sesekali mengusap punggung Yifan, mencoba memberi ketenangan. "Kau boleh bercerita pada eomma, uljima ̴ .. hmm.." ucapan nyonya Park meluluhkan hati Yifan. Yifan mendongakan wajahnya dan melirik Mrs.Park dengan tatapan sendu, Mrs.Park seolah tau apa yang harus dilakukannya, perlahan Mrs.Park memeluk Yifan memberikan kenyamanan pada anak yang sekarang sudah ia anggap sebagai anak kandungnya sendiri.
"Semalam aku tidak bisa tidur, tempat asing membuatku tidak bisa memejamkan mataku" akhirnya suara lirih Yifan pun terdengar, Mrs.Park merasa bersalah karena ia tidak menemani Yifan tidur malam itu, diapun menyeka air mata Yifan yang sudah membasahi kedua pipinya, "Mianhae.. semalam eomma.."
Braakk...
"Eommaa..."
Pintu kamar Yifan yang tidak tertutup sempurna terdorong keras oleh tangan mungil seorang anak manis yang sedikit menahan kantuk, tangan satunya terulur menggenggam boneka rilakumma ukuran sedang yang terseret di lantai. Sambil sesekali mengucek matanya anak itu menguap dan mempoutkan bibirnya. Yifan dan Mrs. Park tentu saja terkejut dengan kehadiran Chanyeol. Mrs.Park hanya tersenyum melihat anak bungsunya, wait anak bungsu? Iyaa karna Yifan mulai hari ini sudah ia anggap sebagai anak sulungnya.
Mata bulat Chanyeol mengerjap ketika melihat anak yang semalam dilihatnya masih berada di rumahnya bahkan bisa dia lihat Yifan memakai piyama miliknya, piyama hadiah dari sang nenek yang memang ukurannya terlalu besar untuk Chanyeol, dan terlihat begitu sesak jika di pakai Yifan.
Guuk...gukk..
Tatapan Chanyeol beralih pada anjing Yifan yang saat ini tepat berada di depan kakinya, dia pun tersenyum tangannya terulur mengusap bulu-bulu halus anjing itu. "hihi... Anjing pintal" ucapnya sambil tertawa geli karna anjing itu mulai menjilati tangannya.
"Sayang ̴ ... Ayo kita sarapan, Appa sudah menunggu di meja makan" suara nyonya Park menginterupsi kegitan Chanyeol dengan anjing milik Yifan seraya menggendong Chanyeol dan menggandeng tangan Yifan.
Alis Mr.Park menyatu ketika dia melihat istrinya membawa dua anak yang tentu saja bertanya tanya siapa anak yang di genggam tangannya itu. Mrs.Park mengerti arti dari tatapan Mr.Park, dengan segera ia memperkenalkan Yifan.
"Ini Yifan, Dia anak sulung Kita sekarang." Seketika mata Mr.Park membulat, dia kaget dengan penuturan istrinya. "Wait.. what? Aku belum tau ceritanya, dan mengapa dia harus jadi anak kita? Siapa anak ini, sayang ?" pertanyaannya menuntut, dia memang sangat penasaran dengan keberadaan anak itu. Mrs.Park mendudukan Yifan dan Chanyeol bersebelahan dengannya, dan mulai bercerita.
Mr. Park menatap lekat wajah Yifan, ada rasa familiar pada wajah Yifan entah dengan siapa mungkin mirip atau bahkan Mr.Park sudah bertemu Yifan sebelumnya tapi rasanya dia begitu dekat dengan anak itu. "Kau anak yang manis dan juga tampan, kau terlihat tangguh dan juga pemberani, aku rasa kau cocok denganku, aku seperti melihat diriku dalam dirimu, Kau anakku" ucap Mr.Park sambil tersenyum. Setelah mendengar cerita dari nyonya Park ditambah memang Yifan seorang anak yang tampan siapapun tidak akan tega membiarkannya terluka diluaran sana. Mrs.Park tersenyum dan segera memulai acara sarapannya.
Yifan merasa bingung, bagaimanapun ia masih memiliki keluarga utuh, hanya saja mengingat apa yang dialami kemarin malam membuat hatinya terasa sesak. Dia ingin pulang dan mengetahui keadaan kedua orang tua dan saudaranya, namun ia merasa itu sangat sulit, rasa takutnya mulai menyeruak ketika ia kembali mengingat kejadian malam itu. Hingga rasa sesak dan pusing -tentu saja karna semalam ia tidak tidur dengan nyenyak atau bahkan tidak tidur sama sekali entahlah, tapi rasa pening luar biasa itu ia rasakan, Yifan mulai kehilangan kesadarannya hingga tubuh Yifan terjatuh dari kursinya.
***Tbc***
Jangan lupa tinggalkan jejak yaa Chingudeul...!!
KAMU SEDANG MEMBACA
FAKE SIBLNG
RomanceTidak ada seorang kakak yang tidak mencintai adiknya, begitupun aku "aku mencintaimu"..