Chapter 12

937 81 24
                                    

Pasti pada lupa kan sama cerita ini, wkwk. Monggo dibaca lagi...

Happy reading yeorobuunnn....

_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-

Pagi hari di akhir musim panas, dimana suhu pada sorot mentari pagi yang sejuk membawa serta semilir angin musim gugur. Liburan musim panas sudah berakhir, semua sekolah sudah memulai kegiatan pembelajaran. Hari ini adalah hari pertama untuk siswa dan siswi memasuki sekolahnya, memulai dengan kelas yang baru, suasana baru, juga teman dan guru-guru yang baru pula. Jika berbicara tentang hal baru, tentu semua orang akan bersemangat tak terkecuali bagi namja yang kini masih bergelung dalam selimut yang entah untuk kesakian kali mengabaikan teriakan sang Eomma.

Jam weker sudah berdering beberapa kali dan beberapa kali pula tangan mulus itu mematikannya tanpa berniat untuk bangun dan memulai harinya, sang Eomma sudah beberapa kali memasuki kamarnya berniat membangunkan namun hanya dibalas dengan gumaman. Saat jam mulai menunjukan pukul enam lewat sepuluh menit, sang Eomma yang geram dengan anaknya yang tak kunjung bangun mulai mengeluarkan suara lengkingan-lengkingan merdunya dengan berbohong bahwa ini sudah lebih dari jam tujuh pagi adalah cara ampuh untuk membangunkan kerbau bule yang enggan beranjak.

"Eomma!! Kenapa tidak membangunkanku!! Yiaishh.. Aku terlambat" dengan berteriak dan langkah yang terburu-buru namja bermata almond itu memasuki kamar mandi dalam kamarnya seraya melontarkan umpatan-umpatan dan gerutuannya.

Namja tinggi dengan garis wajah tegas nan rupawan tengah berjalan menuruni tangga, tubuhnya telah dibalut seragam sekolah rapi dengan tas sekolah menyampir di bahu kirinya, tangannya tak henti menerapkan dasi pada kerah kemeja seragamnya. Langkah kakinya berjalan menuju meja makan dimana semua anggota keluarga akan memulai sarapan.

"Pagi Eomma.. Appa" sambutan hangat Yifan pada Mr. dan Mrs.Park seraya memberi kecupan hangat untuk kedua orang tuanya.

"Mana adik mu sayang? Dia sudah bangun?" tanya Mr.Park seraya menyesap kopi dalam cangkir miliknya.

"Entahlah Appa kurasa dia sudah bangun, aku mendengarnya berteriak tadi" pernyataan Yifan mendapat kikikan kecil dari Mrs.Park pasalnya dia yang membuatnya berteriak karena panik mengira jam menunjukan angka tujuh lewat. Mungkin karna terburu-buru hingga dia tidak sempat mengecek ulang jam di nakas samping tempat tidurnya.

"Aku disini Appa.. Hyung ayo kita berangkat, aku sudah terlambat" dengan langkah cepat menuruni tangga dengan rambut yang masih sedikit basah dan tangannya masih sibuk menerapkan dasi pada kerah kemejanya bibir plumnya terus berbicara dan sesekali mencebik. Dia mulai menyambar segelas susu coklat yang sudah disediakan oleh Mrs.Park untuknya dan meminumnya dengan tergesa.

"Pelan-pelan minumnya sayang" ujar Mr.Park khawatir.

"Hmhhm... Hyung..Ayoo ̴ " tangan Chanyeol menarik tangan Yifan yang sedang meminum susunya.

"uhhuukk.." Yifan hampir tersedak karna ulah Chanyeol.

"Astaga.. Chanyeol hati-hati, lihat Hyung mu sampai tersedak" Mrs.Park yang terkejut melihat tingkah laku Chanyeol pada Yifan sontak memberi death grale nya. "memang kau tidak melihat lagi jam? Ini masih pukul tujuh pagi, masih banyak waktu untuk menikmati sarapanmu, sayang" mendengar pernyataan sang Eomma sontak ia segera melihat jam dinding yang berada ruang keluarga, matanya membulat dan seketika alisnya bertemu, dia siap dengan umpatan-umpatan dan merajuk pada sang Eomma yang telah membohonginya.

"Eomma ̴ !! kau membohongiku? aku menyakiti gusiku saat menggosok gigi dengan terburu-buru, lututku juga sakit karna hampir jatuh saat memakai celana, dan ankle ku hampir terkilir karna memakai sepatu sambil berlari haiisshh... jadi ini sia-sia?" pecah sudah omelannya pada sang Eomma yang hanya di balas dengan gelak tawa dari tiga orang yang menyaksikan tingkah laku anak bungsu keluarganya tersebut.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 12, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

FAKE SIBLNGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang