Chapter 7

1K 95 11
                                    


Happy reading yeorobuunnn....

_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-

Flashback on...

Sore hari dimusim dingin, salju sudah turun sejak pagi tadi dan halaman bermain yang ditumbuhi rumput hijau nan indah kini telah diselimuti salju tebal, seperti biasa ini adalah waktunya anak-anak bermain dihalaman panti asuhan yang terletak di Changsha China. Sesekali anak-anak itu melempar bola salju bermain dengan riang seperti tak ada beban, meski kenyataannya mereka tidak memiliki keberuntungan seperti anak-anak lainnya yang memiliki keluarga, namun mereka tidak kekurangan kasih sayang karena disini perawat atau suster-suster yang merawat mereka penuh dengan kasih sayang dan perhatian.

Park Jung Woo beserta sang anak berkunjung ke panti asuhan itu, pria yang sudah beberapa bulan ini menjadi penyumbang untuk panti asuhan tersebut sering mengunjungi tempat itu, untuk sekedar melihat keakraban anak-anak disana. Park Yunho seorang anak laki-laki yang belum genap berusia 6 tahun itu terlihat senang, anak laki-laki yang beberapa minggu ini pindah dan menetap di China mengikuti sang Ayah, kewajiban Ayahnya dalam mengelola beberapa perusahaan cabang di negeri tirai bambu tersebut mengharuskan Ayahnya untuk membawa serta keluarga kecilnya tinggal di China. Memberi sumbangan atau melakukan kegiatan kesosialan lainnya sudah turun temurun keluarganya lakukan, kegiatan seperti ini dicontohkan pula oleh sang Kakek kepada Ayahnya dimana nilai religius yang tinggi dalam keluarganya ditanamkan sejak masih kecil.

Panti asuhan ini menjadi panti asuhan pertama yang menerima sumbangan dari keluarga kecil Park Jung Woo, ia yang mulai beberapa bulan ini menetap di China, sesekali mengunjungi panti asuhan itu tidak banyak yang ia lakukan disana hanya melihat perkembangan nasib anak-anak yang bernaung disana mulai dari pendidikannya serta kesehatannya yang mesti di pantau. Jung Woo akan sangat senang melihat anak-anak yang tertawa riang tanpa beban, yang berbeda dengan dirinya pada usianya yang terhitung remaja sudah di suguhkan dengan tanggung jawabnya sebagai pewaris perusahaan keluarganya, memikul beban perusahaan dan juga menjunjung nama baik keluarganya adalah hal mutlak yang harus ia lakukan. Senyumnya tak pernah luntur ketika tengah memperhatikan keseruan anak-anak panti asuhan itu bermain.

"Kau tunggulah disini! Abeoji akan menemui suster Lie dulu. Bermainlah dengan mereka! Mereka bisa menjadi temanmu nantinya." Ucap sang ayah seraya mengusak rambut hitam anaknya.

"Ne Abeoji" sahutnya. Ini adalah pertama kalinya ia mendatangi panti asuhan tempat sang Ayah memberikan sebagian hartanya di negeri orang.

Sepeninggal ayahnya,ia mulai mengamati tempat itu, matanya menelisik setiap sudut halaman yang terbilang cukup luas itu, hingga ia menangkap seorang anak dengan wajah angelic, anak itu tengah bermain salju dan ia anak paling tenang dibanding dengan teman-temannya yang lain.

'Braak'

"aahhh..."

Tiba-tiba seorang anak terdorong oleh beberapa anak lainnya yang berebut bola,dengan bokong yang mengenai tembok penyangga ayunan terlebih dahulu dan kepala yang sedikit terbentur dengan tiang ayunan sontak anak itu kesakitan, dengan cekatan anak berwajah angelic itu menolongnya, mengulurkan tangannya dan tangannya yang lain sibuk menghapus jejak air mata yang jatuh mengaliri pipi anak yang terjatuh tadi. Wu Suho anak dengan wajah angelic, kulitnya seputih salju, bermata teduh dan hangat. Jika dilihat umurnya lebih muda dari anak laki-laki yang ditolongnya, namun rasa menjaga dan kepeduliannya terhadap orang lain membuat kagum dalam diri Park Yunho yang tengah memperhatikan dengan seksama kejadian tersebut.

Dengan langkah perlahan Yunho mendekati kedua anak tersebut, tidak ingin menganggu hanya saja ia ingin tau lebih banyak apa yang akan dilakukan oleh anak penolong itu, seketika tanpa sadar senyumnya tepatri dibibirnya saat mendengar penuturan Suho untuk anak yang sedang menangis itu.

FAKE SIBLNGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang