Chapter 5

1.1K 167 9
                                    

Happy reading yeorobuunnn...

_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-

"Kau lucu sekali, baby siapa namamu?" Yifan terlihat gemas dengan bocah mungil dihadapannya yang sedang mengerjap-ngerjap matanya menatap Yifan heran. "Olli.. hihi.. Yuung ̴ ni atit?" tanya Chanyeol sambil menunjuk infusan yang terpasang pada tangan kanan Yifan yang sedari tadi di genggamnya, Yifan hanya mengangguk dan tersenyum.

"Yuung ain yuk!" orientasinya saat dia memiliki saudara adalah bermain, tentu saja diusianya saat ini bermain adalah kebutuhan utamanya.

"Hyung masih sakit baby, nanti kalo sudah sembuh ayo kita main" bujuk Yifan yang hanya dibalas tatapan sendu dari Chanyeol.

"Yung apan mbuh? Ollie au ain ama Yung ̴ "

"Kalo Ollie disini terus menemani hyung, pasti hyung cepat sembuh"

"Alo itu, Ollie au ditcinih emenin Yung" mata Chanyeol berbinar, nampaknya ia senang akan segera bermain dengan hyungnya dan akan membuat hyungnya itu sembuh karnanya. Yifan merasa senang mendengar suara Chanyeol yang sangat lucu menurutnya dan juga perkataannya bahwa dongsaengnya itu akan menemaninya, kehadiran Chanyeol didekatnya memberikan hiburan tersendiri karna memang Chanyeol anak yang menggemaskan dan juga pintar.

*****

"mungkin ini baru perkiraanku, apa putramu sering merasa tertekan atau ada hal yang membuatnya tertekan? Ku kira ini berpengaruh pada psikisnya" dokter mulai memeberitahu gejala yang dialami Yifan pada Mrs.Park. Di ruangan dr.Kim, Mrs.Park akan mengetahui diagnosis sementara dari sang dokter, dan itu membuatnya sedikit merasa cemas, dia takut sesuatu yang buruk terjadi pada Yifan.

"Entahlah Uisa kurasa dia memang tertekan, dia merasa ketakutan ketika malam sebelum paginya dia pingsan" jelas Mrs.Park mengingat keadaan Yifan saat ia bertemu dengannya malam itu.

"Ku rasa dia mengalami amnesia disosiatif, amnesia yang disebabkan akibat peristiwa traumatis dan sangat menekan. Kejadian itu mungkin belum bisa diterima oleh anak seumuran putramu, jika nyonya bersedia aku akan merekomendasikan seorang Psikolog supaya memberikan terapi untuk putramu" sang dokter telah menetapkan diagnosisnya pada kondisi Yifan saat ini.

"Apa itu berbahaya Uisa?"

"Tidak berbahaya, hanya saja amnesia disosiatif ini terjadi karna putramu memblok suatu informasi tertentu pada otaknya yang tentu saja berhubungan dengan peristiwa traumatis yang dia alami, dan hal ini pula yang menyebabkan dirinya tidak dapat mengingat informasi pribadi yang penting" jelas sang dokter lebih lanjut mengenai penyakit Yifan.

"Apa terapi akan meyembuhkannya? Dan mengembalikan ingatan buruk itu pada Yifan?" Mrs.Park merasa takut jika Yifan harus mengingat kembali kenangan buruk yang dialaminya, tapi dia juga takut jika amnesia disosiatif ini mempengaruhi kehidupan Yifan selanjutnya. Mrs.Park bimbang untuk memberikan terapi pada Yifan.

"Seperti yang sudah ku jelaskan bahwa ini tidak berbahaya, putramu hanya tidak mengingat lingkungan sekitar dan memori masa lalunya bahkan informasi pribadinyapun dia tidak ingat, terapi hanya membantu untuk mendorong komunikasi konflik dan juga dapat berfokus pada perubahan pola pemikiran, perasaan, dan perilaku disfungsionalnya. Kenangan atau memori pada otaknya masih ada tapi terkubur dalam fikiran putramu dan tidak dapat diingat lagi, namun kenangan itu bisa muncul dengan sendirinya atau setelah dipicu oleh sesuatu dilingkungannya". Penjelasan panjang sang dokter membuat Mrs.Park mengerti bahwa suatu saat Yifan mungkin akan mendapatkan ingatannya kembali, itu membuat Mrs.Park sedikit berfikir bagaimana jika Yifan tidak bisa menerima posisinya sebagai bagian dari keluarga Park, karna jujur saja Mrs.Park menyayangi Yifan dan ia tidak ingin kehilangan Yifan. Kehadiran Yifan dihidupnya memberikan kebahagiaan bukan hanya untuknya tapi juga untuk Mr.Park dan tentu saja kebahagiaan terbesar untuk Chanyeol.

"Aku tidak ingin ingatannya kembali.. hiks.." pertahanan Mrs.Park yang dia tahan sejak dalam ruangan Yifan runtuh, isakan yang lolos dari bibirnya menyiratkan bahwa Mrs,Park tidak ingin Yifan menderita dengan kenangan menakutkan yang entah apa itu dan juga dia tidak ingin kehilangan Yifan.

"baiklah... kau tidak harus memberi terapi dengan seorang psikolog, sebagai gantinya kau yang memberinya terapi" pernyataan dokter membuat tangisnya terhenti sejenak, alisnya bertemu tanda bertanya. "Berilah dia kasih sayang dan perhatian dari orang-orang disekitarnya itu akan membuat putramu lebih merasa nyaman dan ingatan akan traumatis itupun akan lenyap"

Raut wajah Mrs.Park yang tengah sendu kini berbinar, ada harapan besar dari apa yang dokter sampaikan padanya, dia memang sangat menyayangi Yifan dan dia yakin terapi itu tidak sulit mengingat Mr.Park dan Chanyeol juga sangat menyayangi Yifan, dengan terapi kasih sayang ini Yifan akan mengubur selamanya kenangan menakutkan mengenai kuluarga yang terbunuh dengan tragis dihadapannya.

"aku yakin itu akan berhasil Uisa, aku sangat menyayanginya aku tidak akan meninggalkannya" dengan mata berbinar dia menatap dokter itu dengan penuh keyakinan.

"itu jauh lebih baik nyonya, dan mungkin Yifan sudah bisa pulang besok pagi". Mrs.Park pun pamit setelah mengucapkan terimakasih dengan senyuman yang tidak luntur dari wajahnya.

*****

Saat pintu ruangan tempat Yifan dirawat itu terbuka Mrs.Park mendapati kedua putranya tengah tidur dengan Chanyeol yang berada dalam dekapan Yifan, pemandangan ini membuat hatinya menghangat, terapinya mungkin akan berjalan secara alami tanpa harus ada metode atau paksaan yang mungkin akan membuat Yifan tidak nyaman. Nampaknya Yifan pun memberikan kasih sayang yang sama pada Chanyeol, dia juga berharap Yifan akan menjadi Hyung yang menyayangi dan menjaga Chanyeol sampai kapanpun.

Mrs.Park mendekat dan duduk dikursi tepat di sebelah hospital bed Yifan. Perlahan tangannya terulur mengusak rambut putranya bergantian, bibirnya tersenyum haru dia memiliki dua malaikat sekarang, dan berjanji dalam hatinya akan menjaga senyum dan tawa dari kedua buah hatinya itu. Dia bergerak membungkuk memberikan kecupan hangat pada kening kedua putranya secara bergantian. Aksi Mrs.Park tertangkap oleh Mr.Park yang baru saja memasuki ruangan tersebut, bibirnya menyunggingkan senyuman, langkahnya pelan mendekati Mrs.Park.

"ahh.. kau sudah sampai" Mrs.Park yang menyadari kehadiran Mr.Park segera menyeka air mata yang belum lolos dari maniknya, tangan Mr.Park terulur memeluk sang istri memberikan ketenangan, dia tau istrinya tengah goyah.

"kita akan menjaganya bersama sayang, kau jangan khawatir" Mr.Park tidak tau detail kondisi Yifan seperti apa, hanya saja nalurinya berkata bahwa dia harus menjaganya dengan sepenuh hati.


***Tbc***


Kalo Chap ini dapet bintang  15 dan 15 komentar

aku kasih double update hari ini.. gimana?

FAKE SIBLNGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang