1

37.1K 675 9
                                    

Hari ini cerah... Secerah senyum dan air muka gadis belia yang segera menyelesaikan masa SMA nya. Gadis yang pintar serta siswi teladan walaupun hidup sebatangkara. Ia baru saja menerima kabar bahwa ia menerima beasiswa penuh di Universitas ternama. Tak lupa ia membagi kabar bahagia itu dengan lelaki yang menjadi kekasih nya sejak satu tahun terakhir ia menghabiskan waktu SMA nya.
Sedangkan di seberang sana sang kekasih yang menerima pesan berubah murung karena masih ada tantangan dari teman temannya yang belum di laksanakan nya. Akhirnya ia memutuskan untuk mengajak gadis tersebut bertemu di suatu tempat.
"Nena" suara itu membuat sang empunya nama langsung menoleh sesampainya di tempat yang sudah di sepakati.. Ya nama gadis pintar itu adalah Nena.
"Odi. Udah lama nunggu ?" Jawab gadis itu
"Belum kok. Kita kerumah aku aja ya..."sang kekasih memulai aksinya
Nena yang terheran heran karna nggak biasanya pacarnya itu mengajak ke rumah nya. Yang Nena tau orang tua Odi jarang dirumah karna sibuk dengan bisnis nya yang tersebar di beberapa kota.
"Kebetulan orang tua aku di rumah. Aku mau kenalin kamu ke mereka"lanjut Odi meyakinkan. Akhirnya mereka ke rumah Odi. Tetapi begitu masuk rumah, Odi langsung menyeret Nena ke kamar nya dan mengunci pintu.
Nena pun seketika panik dan berusaha melepaskan diri dengan meminta tolong.
"Toloooong.. Toloong. Siapapun bukain pintu" jerit Nena.
Plak.. Plak suara tamparan begitu nyaring sehingga membuat orang yang di tampar terhempas ke atas tempat tidur. Raut kaget dan takut tergambar jelas di wajah Nena. Membuat Odi menyeringai.
"Kenapa sayang? Kaget? Takut? Maaf ya... Aku selama ini cuman taruhan sama teman-teman aku buat dapetin lo" kata Odi
Nena yang tidak menyangka den tak mau percaya dengan kata kata Odi pun menangis. Merasa sakit hati nya. Terbyata selama ini orang yang dicintai dengan tulus hanya menjadikannya sebagai taruhan..
Dengan kasar Odi pun merobek paksa pakaian Nena..
"Jangan di.. Jangan. Aku mohon...."mohon Nena dengan berurai air mata. Tapi tidak dihiraukan oleh Odi.
Nena berusaha melawan. Tetapi tenaganya kalah telak. Setelah melepas paksa pakaian Nena hingga tidak tersisa sehelai benangpun. Odi mulai membuka baju nya sendiri hingga sama polosnta. Nena memejamkan mata.
"Kenapa pejam? Sebentar lagi ini akan menerobos masuk kedalam tubuh lo"ucap Odi sambil menunjuk kejantanan nya. Nena yang merasa takut mulai berontak kembali.
"Jangaaan... Tooll" plak plak. Belum selesai kata yang akan diucapkan nena tamparan dari Odi sudah mendarat di pipinya.
Hiks.. Hikss.. 
"Jangan di.. Jangan... Aku nggak mau.. Aku nggak mmmhhhmmm" Odi langsung mencium paksa bibir mungil Nena hingga Nena kehabisan napas..setelah itu Odi memposisikan kejantanan nya di tengah paha Nena. Sambil menahan tubuh nena yang terus berontak.
Jeritan pilu mengiringi penetrasi kejantanan Odi ke dalam tubuh nena.
"Aaaaaahhh... Sakiitttt... Toloooongg.... Sakit di. Sakit. Periiiihh. Aku sakit di. Aku mohon udah.. Lepaskan" rintih Nena ketika merasakan ada yang robek di dalam dirinya. Tubuhnya terasa dibelah dua. Berbarengan dengan itu mengalir lah darah segar dari kewanitaan nya..
odi yang merasakan sudah berhasil merobek selaput dara Nena tersenyum puas.
"Nggak sia sia gue sabar dari dulu. Yang gue dapat barang ori" kata Odi sambil menggoyangkan tubuhnya tanpa perduli jika Nena belum beradaptasi dengan sesuatu yang baru didalam tubuhnya.
"Tega kamu.. Aku cinta kamu banget. Tapi ini balasan kamu. Aku sakiit. Sakiit banget. Udah di. Udah. Aku nggak kuat lagi. Perih dii" rintih Nena tersengal sengal menagan sakit di antara kedua pahanya.
Odi tidak memperdulikan rintihan Nena. Baginya rintihan itu bagai musik yang merdu yang mengiringi percintaan paksa dan mengantarnya menuju puncak kepuasan.
Semakin lama genjotan Odi semakin kuat dan kasar. Menandakan bahwa kejantanan nya telah siap melepaskan amunisinya. Nena yang menyadari itu mulai panik dan berontak. Karena tidak mau terlepas Odi pun mencengkram perut dan bahu Nena dengan kuat hingga terlihat jelas bekas kuku nya di tubuh nena..
"Jangan keluarin di dalam di.. Janggaaaan.. Tolooong"
Plak.... Plakkk
"Berisik lo"
Tangis Nena pun semakin menjadi menyadari kelemahan dan ketidakberdaya an nya..
"Aaaaaaaahhhhhh... Enaaak" desahan nikmat keluar dari bibir Odi berbarengan dengan cairan yang menyembur kuat kedalam rahim Nena. Nena pun menangis sejadi jadinya. Ogi menjatuhkan tubuhnya di atas tubuh Nena. Setelah di rasa cairan nya sudah keluar dan perlahan lahan kejantanan nya mengecil. Odi mencabut nya hingga mengalir cairan berwana kemerah merahan.. Nena yang melihat itu menangis histeris. Ia membayangkan hidup dan masa depan yang sudah di rencanakan nya hancur dalam waktu beberapa jam. Karena terlalu lelah menangis akhirnya Nenapun tertidur.
.
.
Perlahan lahan Nena membuka matanya. Dia merasa asing dengan kamar dan tempat tidur. Lalu ia tersadar dengan apa yang barusan terjadi pada dirinya. Ia tidak melihat Odi di kamar itu. Dengan sisa tenaganya ia Melangkahkan kaki mengabaikan rasa sakit di sela sela pahanya menuju kamar mandi untuk membersihkan diri. Sesampainya di kamar mandi ia kembali menangis.
Setelah membersihkan diri ia keluar dari kamar mandi. Melihat Odi sedang fokus dengan ponselnya.
Nena melihat setelan pakaian lengkap di atas tempat tidurnya. Dan tanpa bertanya langsung mengambil dan memakainya di kamar mandi.
Sebenarnya Odi dari tadi memperhatikan Nena. Hanya saja ia malas peduli. Dibiarkan Nena melakukan ritualnya. Hingga ia melihat Nena keluar lagi dari kamar mandi dan melangkah kan kakinya menuju pintu utama yang menandakan ia akan pulang.

Nena keluar dari rumah Odi dan menunggu taksi untuk pulang ke kos nya. Di dalam taksi ia hanya menangis dalam diam. Hingga supir taksinya heran.

Sesampainya di kos nya. Nena langsung menangis hingga tertidur.

LUKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang