8

17.5K 699 55
                                    

Hallo semuanya.. Datang lagi.. Karena berhubung banyak banget yang mintak next. Kita next aja ya... Maaf kalau lama. Kemaren itu ada kesibukan banyak banget.  Oohh iyaa.. Maaf ya kalau crita yang aku bikin gak pernah panjang.. Ya karena segitu lah mampunya aku..



.
Seminggu setelah kejadian pemanggilan nena kesekolah sikembar. Mereka kembali kekehidupan nya. Eca dengan mulut pedas dan criwisnya sangat hobby membully depri. Sedangkan eko menjadi semakin pendiam dan tertutup hanya berbicara seperlunya dan sangat jarang tertawa. Nena khawatir dengan sifat eko yang semakin tertutup.

Minggu sore ini mereka sekeluarga bermain di taman dekat rumah. Ketika eca bermain kejar kejaran dengan depri. Ibu depri sedang berbincang dengan tetangga yang kebetulan juga berjalan jalan di sana. Sedangkan nena dan eko hanya melihat segala aktivitas orang yang ada ditaman.

Mata eko terpaku pada satu titik. Dimana ia melihat seorang anak perempuan yang sedang menangis. Sedangkan ibu dan ayahnya sibuk membujuk. Didalam hati eko bertanya apakah ia mempunyai seorang ayah seperti anak itu. Perlahan lahan kaki eko melangkah menuju keluarga tersebut sambil membawa setangkai bunga yang kebetulan mekar di dekatnya.
"Ini untukmu. Jangan nangis lagi ya. Aku nggak suka berisik" kata eko dengan sorot mata dingin
Gadis cilik itu mengerjap ngerjapkan matanya yang bulat. Dan perlahan berhenti menangis. Mata bulatnya mengamati eko. Eko lantas meninggalkan gadis kecil yang sudah berhenti menangis itu. Melihat mata gadis kecil itu ia teringat dengan mainan boneka eca yang di beli di pasar mingguan. Bulat dan lucu..
Sesampainya di dekat nena eko kembali duduk dan termenung
"Abang kenapa?"tanya nena
"Apa abang juga punya ayah kayak orang lain bu" jawabnya
Nena syok. Tidak menyangka dengan pertanyaan anak nya. Otaknya masih sibuk memikirkan jawaban untuk anaknya..
"Iya. Abang pasti punya ayah. Kalau nggak ada ayah mana mungkin ada abang"
"Tapi kenapa ayah abang sama eca nggak pernah main atau antar kami sekolah? Apa ayah nggak sayang sama kami? Apa kami nakal sampai ayah marah?"
Nena kembali terdiam. Ia baru menyadari kalau selama ini anak laki lakinya selalu memendam dan menyimpan rasa iri ingin merasakan kasih sayang ayahnya juga. Ia bingung ingin memberi jawaban seperti apa. Untungnya ibu depri yang tidak jauh dari mereka mendengar. Dia dengan cepat mendekat dan membantu nena menjawab eko.
"Semua ayah pasti sayang dengan anaknya. Hanya saja sekarang ayah lagi kerja dan belum bisa ketemu abang. Suatu saat ayah pasti akan datang" jawab ibu depri.

Nena melihat eko diam mendengar jawaban itu. Entah apa yang sedang difikirkan otak pintar anaknya itu tentang ayahnya. Sedangkan nena sibuk memikirkan jawaban ibu depri. Apa iya odi sayang dengan anak anak nya. Sedangkan dia pernah dengan sadar ingin membunuh si kembar waktu dalam kandungan.

Mereka pulang setelah hampir magrib. Lantas mandi makan dan tertidur.

Keesokan harinya mereka kembali menjalani rutinitas masing masing. Tetapi ketika nena ingin menuju toko bunganya ia singgah sebentar di swalayan karna ada barang yang ingin di belinya. Dan tak disangka sangka matanya menangkap sosok yang sangat dihindari selama ini. Ia tidak menyangka jika orang itu sekarang hidup sekota dengannya. Orang itu adalah odi. Yaps.. Odi  ayah dari anak anaknya. Perasaan nya campur aduk. Sebelum odi melihatnya. Nena buru buru bersembunyi sambil mendengarkan perbincangan odi dengan wanita yang bersamanya. Mungkin pacarnya.
Hatinya terasa teriris. Ia kembali merasa dunia tidak adil. Ia dengan kehidupannya yang seperti ini. Sedangkan odi bisa sesantai dan sebahagia itu dengan hidupnya. Ketika ia tersadar odi sudah keluar dari swalayan ia pun lekas membayar belanjaannya dan cepat cepat menuju toko bunga.


Di lain tempat

Odi baru saja sampai ke kantornya. baru sebulan yang lalu ia pindah kota. Ia sekarang sedang memegang cabang perusahaan ayah nya. Ia baru saja mengantar wanita yang baru didekatinya di kota ini. Yahh.. Begitulah. Dengan wajah dan harta yang dimilikinya ia dengan mudah bisa mendapatkan wanita penghangat ranjang untuknya. Tetapi wanita didalam hatinya masih tetap sama dengan wanita yang pernah dihancurkan hidupnya dengan keji. Odi merasa bersalah. Tetapi ia berfikir mungkin wanitanya juga sudah mendapatkan laki laki yang sama baiknya dibandingkan dirinya. Tanpa disadari ia tersenyum tipis. Membangkitkan sisi manis wajahnya. Mengingat selama ini berhadapan dengan siapapun mukanya tetap datar. Hanya dengan mengingat wanita masa lalunya ia bisa tersenyum. Dan ia teringat waktu di swalayan menemani gebetannya tadi sekilas ia melihat wanita berhijab yang memperhatikannya. Tetapi selayang pandang wajahnya mirip nena. Wanita masa lalunya.. Ia mulai berfikir.. Apakah mungkin........

LUKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang