the Jerk Owns Me : Chapter 7 - It's Hurt

23.2K 656 46
                                    

Mulai dari part sebelumnya, setiap part akan aku bagi jadi beberapa bagian. Itu semua juga supaya aku lebih cepet update. Semoga saja seminggu bisa 3x update. Aku belum bisa kalo harus setiap hari update. Aku masih sekolah, harus belajar, ngerjain tugas, kegiatan organisasi dan masih banyak lagi 😁
Semoga kalian bisa ngertiin author yang sok sibuk ini 😌

Love u all 😘

__________________________________________

ENJOY THE STORY

Sean terkejut melihat keadaan dapur yang terlihat sangat kacau. Hampir seluruh permukaan lantainya tertutup tepung, serta berbagai alat masak yang tergeletak begitu saja diatas lantai.

Ia tersenyum setelah melihat siapa dalang di balik ke kacauan ini. Ia melangkahkan kakinya mendekat ke arah gadis yang terlihat... seksi dengan kaos kebesaran yang membungkus tubuh kecilnya, ia langsung melingkarkan tangannya memeluk pinggang ramping Alexa. Damn... Sekuat tenaga ia menahan gairahnya ketika mencium aroma tubuh Alexa. Kenapa gadis ini senang sekali menggunakan aroma vanila, Alexa berhasil membuat sesuatu di bawah sana mengeras hanya dengan mencium aroma tubuhnya.

Alexa terkejut dengan sentuhan di pinggangnya, reflek panci gosong yang baru saja ia ambil dari atas kompor jatuh tepat di atas kakinya.

Sean tak menyadari jika kaki Alexa terluka, ia sibuk mendaratkan kecupan di sepanjang garis leher Alexa. Semakin lama, kecupan itu berubah menjadi hisapan-hisapan kecil di leher jenjang Alexa.

Sial... Alexa berusaha menahan rasa terbakar di kakinya. Ia menggeliat mencoba melepaskan lilitan tangan Sean di pinggangnya.

"Sean... Stop, please.." ketika merasakan tangan Sean masuk dan membelai perut ratanya.

Sean menghentikan kegiatannya kemudian melepas pelukannya, membalik tubuh Alexa hingga berhadapan dengannya. Ia mengangkat dagu Alexa dengan jari telunjuk, menatap kedalam mata gadis itu. Indah. Batinnya dalam hati. Hanya dengan menatap matanya ia bisa merasakan beban yang di tanggung gadis ini.

"Apa yang kau lakukan?" ucap Sean dalam.

"Me-,memasak," sial, ada apa denganmu Alexa kenapa kau harus gugup di depan pria ini?!

"Untuk?" jawab Sean. Ia terus menatap ke dalam manik mata Alexa. Menikmati rona merah di kedua pipi gadis itu.

Alexa tergagap, "tentu saja untukku," balasnya cepat. Ia malu harus mengakui jika ia akan memasak untuk menebus kesalahannya kemarin.

Sean mengangkat sebelah alisnya, "benarkah? Ku kira kau ingin belajar menjadi calon istri yang baik."

"Tanpa belajar pun aku akan menjadi istri yang baik untuk suami ku kelak,"

"Benarkah, sepertinya kau harus banyak belajar untuk menjadi Mrs. Roussle, nona," Sean menggeser sedikit tubuhnya menunjukkan dapur yang lebih pantas di sebut arena perang dari pada tempat memasak.

Alexa membelalakkan matanya, bukan karena kondisi dapur yang mirip medan pertempuran ini. Tetapi karena kalimat yang baru diucapkan Sean.

"Apa kau bilang? Mrs. Roussle? Siapa yang kau panggil seperti itu?!"

"Sepertinya tak ada orang lain lagi selain kita berdua," balas Sean tak acuh. Ia melangkahkan kakinya menuju lemari es dan mengambil satu botol air mineral di dalamnya.

Sean Roussle... Jadi itu nama pria brengsek yang sudah tiga kali menculiknya. Wajar ia sangat familiar dengan wajah pria ini. Ia sering melihat foto pria ini di majalah bisnis milik daddynya. Dan beberapa kali daddynya pernah membahas tentang pebisnis yang sukses diusia mudanya.

Alexa menyandarkan tubuhnya di pintu lemari menunggu hingga pria itu menenggak habis minumannya, "aku tak akan sudi menikah dengan pria berengsek sepertimu. Kau bahkan sama sekali tidak masuk ke dalam daftar suami idaman."

Alexa tau ucapannya salah. Ia yakin tak ada wanita yang mampu menolak pesona pria ini. Tapi ia berharap ia bukan salah satu dari sekian banyak wanita yang akan jatuh kepelukan pria brengsek sepertinya.

Kalimat itu berhasil menarik perhatian Sean, "Aku tak akan menikah dengan pria sepertimu, aku akan menikah dengan pria yang benar-benar tulus mencintaiku. Bukan pria yang mengharapkan hartaku, bukan pria yang melihat diriku cantik. Tapi pria yang benar-benar mencintaiku apa adanya. Pria yang benar-benar bisa membuatku merasakan rasanya dicintai. Bukan pria brengsek yang berani meleceh-,"

Sean membungkam mulut Alexa dengan bibirnya. Ia tak ingin mendengarkan ucapan gadis itu. Apa yang baru saja diucapkan gadis itu sangat bertentangan dengan apa yang ada padanya. Ia tak mau mengakui hal ini, tapi ia entalah.. mungkin ia benci mendengar itu semua.

***

TO BE CONTINUE ♡

the Jerk Owns MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang