14. second kiss

996 115 25
                                    

"Gak ada kesempatan buat ngecek hp Chaeyeon

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Gak ada kesempatan buat ngecek hp Chaeyeon. Tau sendiri kan, orang-orang jaman sekarang udah 24/7 pegang hp terus,"

"Terus gimana? Tanya langsung?"

"Ya enggaklah,"

Sebuah percakapan antara June dan Rose di pojok kafe hanya berujung buntu. Tadi pagi, setelah Rose menolak ajakan Jaehyun untuk lari pagi, June mengirimi pesan tentang kesempatan bertanya 3 kali. Rose menolak ajakan Jaehyun bukan semata-mata untuk June, melainkan ia hanya ingin menjernihkan pikiran negatifnya tentang Jaehyun.

"Jaehyun lagi di mana?" tanya June.

"Lagi ada kelas,"

"Lo tau ga sih, pertemanan kita juga ditutupi kebohongan. Bukan kebohongan sih, gimana ya, kayak sebenernya ada yang terjadi, tapi kita sama-sama pura-pura gak tau seolah gak terjadi apa-apa?" kata June.

"Sama, gue juga gitu," balas Rose manyun.

"Kalo hubungan itu merugikan lo, lepasin dia,"

Perhatian Rose yang sebelumnya menatap ke kopinya, beralih ke June. "Iya. Kayaknya gue gak bakal bisa bertahan sama hubungan yang gak jelas kayak gini,"

"Udahlah jangan sedih terus. Sedih gak bakal bikin kaya," celutuk June, tak tahan ketika melihat wajah sedih Rose.

Celutukan June berhasil membuat Rose tertawa kecil. "Lo sama Sana jangan kayak gini, longlast ya,"

"Apaan, udah engga kali,"

"Hah? Udah engga apa? Kalian putus?"

"Itu pertanyaan kedua, kan? Ok gue jawab. Iya, gue putus udah agak lama,"

Rose melotot tajam. "Ih, engga! Jangan pake kesempataan itu!"

June tertawa. "Mon maap udah terlanjur,"

"Juneee ihh!"

Entahlah sudah berapa lama mereka berada di kafe. Mulai dari masalah Jaehyun, Chaeyeon, mantan-mantan June, bergosip tentang orang lain, sampai pemilik kafe yang tampan.

"Lo ke sini naik apa?"

"Gojek," jawab Rose.

"Tumben gak nyetir sendiri?"

"Macet tau, jadi males,"

"Yaudah gue anterin yuk,"

"Eh? Tapi-"

"Gapapa kan gue jadi orang baik sekali-kali?"

Lagi-lagi Rose tersenyum. "Oke,"

Di dalam mobil, entah kenapa keheningan menyelimuti mereka. Rose asik menatap jalanan dengan tatapan kosong. Bermodal radio yang memutarkan lagu-lagu untuk mengisi kecanggungan mereka.

"Lo gak mau pake kesempatan tanya yang ketiga, gitu?" tanya June memecah keheningan.

"Enggak," jawab Rose, matanya masih fokus ke jendela mobil samping.

"Kenapa?"

"Keputusan gue udah final,"

Entah keputusan apa yang Rose maksud, tapi, bolehkah June berharap?

Rose menatap June sendu. "Dari awal, kesempatan pertanyaan itu emang ga bantu apa-apa, kan? I mean, akar permasalahannya ada di Jaehyun dan gue. Gue yang salah udah ngelibatin lo, maaf,"

Pemuda itu menjadi panik sendiri. "Eh engga enggak! Itu-"

"Engga apa? Emang bener gitu, kan?"

Sungguh, June tidak tahu harus berbicara apa.

Suasana dalam mobil kembali lengang.

"Jaehyun kalo udah sayang sama orang, dia bakal fokus ke orang itu dan gak bakal lepasin," kata June tak lama kemudian.

Rose hanya bisa diam. Toh, keputusannya sudah final.

"Udah sampe," ujar June. Kemudian pemuda itu turun dari mobil, berniat membukakan pintu mobil untuk Rose.

"Makasih," ucap Rose dengan senyuman manisnya.

"Gue anterin sampe ke tempat lo,"

"Ga usah ga usah!"

"Nolak kebaikan orang lain nih?"

Tentus saja Rose tidak bisa menolak. Gadis itu membiarkan June mengantarkannya dengan selamat sampai ke depan pintu apartemen miliknya.

"Hati-hati di rumah ya," kata June.

"Iyaa. Makasih June,"

Rose mengetik kata sandi, sedangkan June mulai berjalan menjauh.

Denting suara pintu terbuka terdengar, bersamaan dengan suara June yang memanggil Rose.

"Ya?" Rose menoleh.

June mendekati Rose, hingga berjarak satu langkah.

"Bukan cuma Jaehyun yang sayang sama lo,"

Dan bibir mereka saling bertemu, seakan menyalurkan rasa sayang June pada gadis yang tidak bisa ia gapai selama ini.

Rose tahu ini salah, mereka belum mengenal secara akrab. Tapi ia bisa merasakan betapa tulusnya June.












Hingga tak menyadari ada sepasang mata yang menatap mereka dengan tangan yang terkepal menggenggam kotak beludru merah.

Hingga tak menyadari ada sepasang mata yang menatap mereka dengan tangan yang terkepal menggenggam kotak beludru merah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

vs

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


vs

Choose your fighter!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Choose your fighter!

Love Maze; june, roseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang