Langit hari ini tak secerah biasanya. Awan hitam siap mengguyurkan butiran air hujan. Mungkin langit kali ini tengah menggambarkan suasana hati seorang gadis manis. Allana Celisya Permana. Siswa SMA Mahardika yang terkenal ramah, pintar, selalu ceria dan blakblakan, Allana juga termasuk siswi yang banyak jadi incaran para kaum adam, meskipun ia terkadang hoby bolos beberapa pelajaran yang sekiranya ia tidak minat. Namun semenjak hari itu gadis mungil dengan rambut lurus, pipi chuby dan berkulit bersih ini berubah. Hari harinya yang selalu penuh dengan canda tawa kini hanya diliputi kesedihan.
Sama seperti pagi ini ia berjalan gontai menuju kelas nya yang berada dilantai dua yaitu kelas XI MIPA 4. Sesekali ia melirik jam yang mlingkar dipergelangan tangannya. Jam sudah menunjukan pukul 6.59 itu artinya satu menit lagi bel akan berbunyi. Jam pelajaran pertama adalah fisika dimana pelajaran ini sangat tidak diminati Allana baginya fisika itu rumit penuh dengan rumus rumus yang mebuatnya mengantuk.
Bukannya bergegas cepat ia justru bejalan dengan malas padahal ia tau konsekuensi yang akan di dapat apabila telat dari pelajaran fisika yang gurunya terkenal killer ini. Bagi siapa saja yang telat maka tidak boleh mengikuti jam pelajaran selama satu jam dan harus berdiri di bawah tiang bendera.
Nah inilah yang Allana inginkan, ia rela berdiri di bawah tiang bendera dari pada harus mndengarkan guru killer itu mengucapkan banyak rumus bagaikan pengantar tidur yang baik.
Dan benar saja Allana telat masuk kelas. Ia harus berdiri di bawah tiang bendera ditambah teriknya matahari yang menyengat.
Namun tiba tiba ia menangkap sosok yang sangat ia kenal. Seseorang yang pernah berada pada posisi spesial. Seseorang itu tengah berjalan menuju lapangan untuk olahraga bersama seorang wanita. Nampaknya seseorang itu tengah bersendau gurau dengan bahagianya. Tanpa disadari air mata itu jatuh kembali dengan mulus. Namun dengan cepat Allana mnghapus air mata dengan kasar. Hati Allana terasa kembali sesak. Semua kenangan yang ada semakin membuatnya diliputi kesedihan. Cuaca yang terik ditambah hati yang sesak. Membuat Allana merasa pusing. Dan sekian detik kemudian semua menjadi gelap.
***
Seorang gadis yang tengah berbaring di brankar UKS mengerjapkan matanya. Bau obat terasa menyengat di indra penciumannya. Ia tau pasti ia sedang berada di UKS karena terlalu lama berdiri.
"Lo udah sadar?" tanya seorang laki laki yang sedari tadi menunggunya.
Gadis itu masih merasakan pusing. Ia hanya mengangguk.
"Alkena. Alkena Reyga Prasetya" laki laki itu menjulurkan tangannya sembari tersenyum.
Nama yang unik. Batin gadis itu.
Kemudian ia membalas uluran tangan laki laki yang bernama Alkena itu.
"Allana Celisya Permana. Lo bisa panggil gue Allana" Jawab gadis itu yang tak lain ialah Allana.
"Nama yang cantik, kaya orangnya" pipi Allana bersemu merah ketika Alkena bicara demikian. Senyum yang ditampilkan Alkena membuat siapa saja terpanah dengan ketampanannya.
Namun untuk kali ini Allana masih begitu trauma dengan masalah percintaan. Terutama pada laki laki yang cuma manis diawal. Memberi banyak kenangan, membuat nyaman kemudian pergi menghilang dan mencari yang lebih dan lebih."Lo yang bawa gue kesini?" cetus Allana mengubah topik pembicaraan.
Yang diangguki oleh Alkena."Thanks ya"
"Sama sama. Oiya gue harus ke kelas nih, jangan lupa obatnya di minum ya. Lo istirahat aja dulu nanti bentar lagi petigas uks juga bakalan dateng kok" Ucap Alkena yang hanya diangguki oleh Allana.
Alkena pun meninggalkan ruang uks dan belum sempat ia keluar ia kembali menoleh.
"Gue anak IPA sebelah kalo lo pengen ketemu gue lagi datengin aja" ucap Alkena sembari tersenyum jail. Kening Allana mengkerut mendengar perkataan Alkena.
Ngapain. Dasar aneh. Begitulah kira kira gumam Allana. Kemudian punggung Alkena sudah tak nampak lagi.
Di ruangan berbau obat ini sunyi begitu menyelimuti. Membuat pikiran Allana kembali melayang kepada bayang bayang masa lalunya yang telah usai atau hanya istirahat.
Air mata itu selalu jatuh dikala mengingat perlakuan dan luka itu.
Terus terus menangis dan memikirkan lukanya membuatnya merasa pusing. Kemudian ia memutuskan untuk mengistirahatkan matanya sejenak dengan tidur.Jangan lupa vote dan comment gaes.
Segini dulu gaes see you
KAMU SEDANG MEMBACA
Alkena
Teen Fiction"Kamu tau kenapa Alkena berangkap dua diantara karbonnya?" Alkena. "Kenapa?" Allana. "Soalnya di dunia ini berpasangan haha" Alkena. "Oh gitu" Allana. "Ada lagi si, misalnya kaya aku kamu yang akan menjadi satu cinta diantara dua hati" Alkena. Cinta...