3

950 53 2
                                    

Budayakan vote & coment ya gaes

***

Suara pantulan bola basket seolah irama yang menyenangkan apalagi melihat sang pemain basket. Terutama sang kapten basket yang begitu kharismatik, badan tegap serta peluh yang membasahi rambutnya membuat barisan para cewe cewe alay yang melihat bersorak histeris seolah menghipnotis. Siapa lagi kalau bukan Alkena si most wanted SMA Mahardika.

Lelaki berbadan tegap itu mengoper bolanya kepada salah satu rekannya.
Namun bola itu melambung jauh dari sasaran. Hingga suara pekikan seorang gadis terdengar.

"Aw!" pekik seorang gadis sambil memegangi kepalanya yang terkena bola.

Dilihatnya sekeliling siapa yang telah melemparinya bola. Hingga sepasang mata gadis itu bertabrakan dengan sepasang mata elang milik Alkena si kapten basket. Membuat mereka saling bertatapan untuk beberapa detik.

"Woe! Sorry. Ga sengaja" ucap Alkena sambil menghampiri gadis itu.

"Sorry pala lo peang! Sakit tau!" hardik gadis itu emosi.

"Udahlah Al dia kan ga sengaja" ucap gadis disebelahnya ia adalah Greisha.

"Iya maaf. Mau ke uks?" tawar Alkena.

"Gak! Udah bosen tadi pagi juga udah masuk UKS" ketus gadis itu. Ia adalah Allana.

"Yaudah sekali lagi maaf ya" ucap Alkena tulus.

Ia memajukan badannya ke arah Allana, membuat gadis itu menyeringit dan agak memundurkan badannya.

"Kalo marah tambah cantik" bisik Alkena tepat di sebelah kuping Allana, membuat gadis itu menegang.

Setelah mengatakan itu Alkena mengelus kepala Allana sembari  tersenyum jahil dan mengedipkan matanya, kemudian ia segera berlari menuju kelapangan.

Semua pasang mata yang menyaksikan itu heran terhadap apa yang cowo ganteng itu lakukan. Terdengar jelas dikuping Allana celotehan cabe cabean alay.

"Eh tadi Alkena bisikin apa ya?"

"Ah paling juga ga sakit, cuma caper"

"Ah omg Alkenakuu tampan sekali"

"Seksinya kamu bang"

"Apaan dah pake elus elus segala kaya kucing aja"

Dan masih banyak ocehan ocehan receh lainnnya.

Greisha yang berada disamping Allana hanya cengo.

"Omg Al! Alkena sweet banget deh" Allana memutar bola matanya malas, sahabatnya ini ternyata juga sama lebaynya.

"Ck! Lebay lo" tukas Allana membuat Greisha berdecak kesal kemudian menurunkan kaca matanya sampai dihidung untuk melihat Allana dari atas sampai bawah.

"Lo tuh waras ga sih, ini tuh kesempatan lo kalo misalnya lo sama Alkena gue yakin lo bakal bahagia dan lo bisa tunjukin ke si bresngsek itu kalo lo bisa bahagia tanpa dia" cerocos Greisha.

"Ah serah lo dah, cape gue kalo urusan hati" ucap Allana kemudian melenggang menuju kelasnya. Diikuti Greisha.

***

Bel pulang sekolah sudah berbunyi sejak 10 menit yang lalu. Sekolah sudah mulai sepi dikarenakan siswa sudah banyak yang pulang tetkecuali yang mengikuti eskul.

Allana dengan tas warna biru tosca di punggungnya sedang berjalan melewati koridor yang mulai sepi. Kali ini dia harus pulang sendiri karena Greisha sedang mengikuti eskul.

Tiba tiba ada yang sengaja menyenggol bahunya dengan keras dari belakang dan membuat gadis itu hampir tersungkur.

"Ups sorry, sengaja" ucap cewe yang telah menyenggol Allana, cewe itu menggandeng laki laki disebelahnya dengan agresif dan tersenyum sinis. Sedangkan laki laki itu hanya sedang memasang muka datar dan kelihatan songong. Ah pemandangan ini sangat menjijikan untuk Allana.

Allana mengepalkan tangannya, bersiap melayangkan bogeman kepada mulut cebe cabean dihadapkan nya ini.
Rasanya tangan Allana sudah sangat gatal ingin memberi pelajaran kepada wanita ular ini. Namun ia tahan karena ini masih di area sekolahan. Ia tidak mau masuk Bk gara gara wanita ular dan si brengsek.

"Dasar cewek ular!" ucap Allana berusaha santai dengan seringai diwajahnya.

"Apa lo bilang?!" jawab wanita itu dengan muka yang sudah merah padam karena marah.

"Jaga mulut lo!" kali ini laki laki disebelahnya berucap.

"Oh kurang jelas ya, LO ITU CUMA WANITA MURAHAN YANG KERJANYA GODAIN COWO ORANG! DAN SATU LAGI! MULUT GUE UDAH TERJAGA DENGAN BAIK NGGA KAYA WANITA DISEBELAH LO!" ucap Allana dengan penuh penekanan kemudian berlalu pergi namun lengannya dicekal wanita itu.

Wanita itu semakin tersulut emosi, ia sudah melepaskan tangannya dari lengan laki laki disamping nya, dan bersiap untuk menampar Allana. Allana hanya memjamkan matanya.

Belum sempat tangan itu mendarat di pipi mulus Allana, sebuah tangan kekar menahannya. Bukan tangan laki laki disamping nya melainkan tangan kekar milik Alkena.

"Jangan pernah lo berdua sakitin dia! Sentuh dia, abis lo semua" ucap Alkena penuh penekanan kemudian menghempaskan tangan wanita itu kasar. Wanita itu mencebikan bibirnya kesal, namun ia sempat terkesiap dengan ketampanan Alkena.

Allana terkejut dengan apa yang barusan terjadi. Sedangkan laki laki itu tak terima kekasihnya di perlakukan kasar. Namun dia tau, berurusan dengan Alkena hanya akan menambah masalah pasalnya Alkena itu punya banyak teman dan jago bela diri. Jadi ia memutuskan pergi dan menggandeng pacarnya itu pergi setelah mekirik Allana dan Alkena dengan tatapan sengit.

"Lo gapapa?" tanya Alkena dengan penuh kekawatiran.

Namun Allana hanya diam dengan mata yang sudah berkaca kaca. Melihat ekspresi Allana, Alkena langsung membawa gadis itu kedalam pelukannya.

"Sstt.. Jangan nangis" Alkena berusaha menenangkan gadis itu dengan terus mengelus punggung nya.

"G gue.. Hiks.. Gue cape! Gue cape berurusan sama mereka" ucap Allana dengan terisak di dada bidang Alkena.

Setelah dirasa isakannya mulai mereda Alkena melepaskan pelukannya. Allana mendongak dan menatap mata elang milik Alkena.

"Maksih Ken, walopun gue baru kenal lo. Hari ini lo udah tolongin gue dua kali" ucap Allana tulus dengan senyum manisnya.

"Sama sama. Air mata lo terlalu berharga untuk jatuh Al" Alkena mengusap air disudut mata Allana.

Gadis itu tersenyum hangat membuat Alkena tetpanah setiap kali melihat senyum gadis didepannya ini. Sudah lama ia hanya bisa melihat senyum hadis ini dari jauh dan kini ia melihatnya dari jarak yang cukup dekat membuat hati Alkena senang.

"Gue ga bakalan biarin lo nangis lagi Albatin Alkena.

"Pulang yuk! Gue anter. Ga ada penolakan!" tukas Alkena kemudian menggandeng tangan mungil Allana.

"Iih pemaksaan!" rengek Allana membuat Alkena tersenyum gemas dan mengacak rambut gadis itu pelan.

Mereka berdua berjalan menuju parkiran, dan pulang dengan motor ninja Alkena. Tak lupa Alkena meminta Allana untuk berpegangan dengan erat dan melingkarkan tangan Allana di perut Alkena. Awalnya gdis itu menolak namun Alkena maksa. Huh Alkena modus!





Tbc!
Sorry gaje

AlkenaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang