murakami

429 21 6
                                    

sejujurnya saya tidak pernah terlalu suka dengan hal hal yang berbau jepang, selain terkadang terlalu menjurus kepada hal hal negatifnya, keluarga kami juga menanamkan budaya budaya arab yang sangat berseberangan dengan negeri asal keisuke honda itu.

pun begitu dengan senior senior saya di keluarga, abang, kakak, dan lain lain. budaya arab sangat kental, padahal jarak yang sudah begitu jauh dalam keturunan masih berlaku hingga kini, dan ini berlaku dengan titik seberang budaya lain. daratan china, korea, jepang dianggap serupa, yang sipit sipit intinya sama saja.

dalam hati saya, berbunyi, lah motor yang kita pakai kan motor jepang.

rasa penasaran mulai terbuka ketika diri ini tergugah dengan tokoh karangan eichiro oda, luffy dan geng bajak lautnya. saya menjadi benar benar maniak dan sangat menyukai. tapi cukup one piece, one piece saja. sebab ketika saya menyukai sesuatu, itu akan terlalu masif dan tidak bisa tertolong kecintaannya, tidak bisa menyukai tokoh tokoh lain dan terbatas pada itu itu saja.

mungkin tentang jepang cukup itu saja, dan tidak ingin tertambah lagi. bukan wibu wibu kampret yang mengidolakan artis artis hologram, itu tidak realistis.

entah mungkin ini diri saya pribadi saja yang mengalami atau beberapa orang juga merasakannya. saya tidak pernah bisa membaca novel terjemahan, dan tidak bisa memaksa memahami novel terjemahan. bahkan ketika anak anak seumuran saya membaca dengan syahdu kisah kisah sherlock holmes, suzanne collins, james dashner bahkan JK Rowling, saya hanya geleng geleng terheran karena pernah membaca beberapa dari itu dan tidak cukup paham akan tata bahasanya. sebagai sisuka membaca, tentu hal ini sangat menjengkelkan. saya lebih tertarik dengan kuasa tata bahasa tere liye, fiersa besari, dee lestari dan seniman seniman kertas lainnya.

jangan lupakan narasi eka kurniawan yang membuat kita bisa membayangkan apa saja. bagiku, bagi saya, indonesia  tidak pernah kekurangan narator narator ulung untuk menjadikan literasi kita adikuasa.

dan, hingga akhirnya konsentrasi saya benar benar pecah akan review karya haruki murakami, seorang novelis mega best seller asal jepang. yang meskipun dari jepang tapi karyanya tidak pernah ke jepang jepangan, lebih world ist, lebib universe, dan lebih luas. saya dibuat tertarik dengan review bukunya yang menyelaraskan ada dua matahari di bumi. dan pikir saya, waw sangat berani ini orangtua, jepang kan negeri dengan matahari tunggal, matahari sesembahan, matahari benar benar main god dan sebagainya, bisa bisanya ia memutarbalikkan dengan matahari ada dua.

ya ini bukan iklan di tv ya, bukan.

lantas, saya dibuat berpikir pikir kembali. murakami untuk kemajuannya saja membuat dirinya berani mendobrak hal sensasional yang dipegang banyak orang. mengapa saya hanya tidak berdaya dengan opini pribadi yang saya buat sendiri, mengapa kamu tidak berdaya dengan opini pribadi yang kamu buat sendiri, mengapa kita semua terlalu lemah dengan stigma yang kita buat sendiri.

bukankah kita sendiri yang membuat batas, bukankah kita adalah musuh terbesar bagi diri kita sendiri, meenunda sesuatu untuk mengubah sesuatu. menunda langkah untuk sesuatu yang pernah, berhenti sebelum kembali memulai lagi.

maka ketika murakami berani membuat kisah dua matahari di negeri yang hanya ada satu matahari, kita juga harus membuat gebrakan untuk diri kita agar lebih langgas menjalani rintangan di esok hari.

sebuah contoh mendasar yang saya alami, tidak bisa  membaca novel terjemahan. mungkin harus mencoba memahami diksinya, menganalisa plotnya, mungkin disini otak bermain, diputarbalikkan lagi. dari sini kita mengerti bahwa mungkin rasa yang baik itu tidak harus enak, tapi juga bisa unik. menggemaskan dalam artian mengagumkan.
ya kan tidak ada salahnya mencoba , satu dua tiga emoat dan seterusnya. barangkali jadi sifat, jadi karakter, kan kita tidak tahu menahu, coba saja dulu.

tapi kawan, mengambil langkah besar bukan hanya modal coba coba berhadiah. mengambil langkah besar adalah buah dari analisa yang mewah.

berhasil melihat situasi kanan kiri untuk melancarkan jalanan yang terjal menjadi lurus. berhasil menilik keadaan depan belakang agar mampu terbang lebih halus, semua masih harus dengan riset, pertanyaan sebab akibat kepada yang sudah mengalami, usaha yang kuat diiringi doa yang penuh niat.

ada perjuangan sebelum prestasi. ada gebrakan sebelum konsentrasi. dan jelas ada penyesalan yang tidak selesai untuk ditangisi ketika targetmu tidak jadi terpenuhi.

jadilah matahari. murakami membuktikan, kita bisa melanjutkan. salam untuk ibumu, dan selamat malam.

ketika sedang ingin menulisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang