"Tante, aku mau keluar dulu beli buku." kataku pada tante Nitta yang sedang menikmati makanannya.
"Ini udah sore, diluar hujan nanti kemaleman besok aja!"
"Besok aku gabisa, mau les bareng Livya bentar lagi kan ujian,"
"Besok aja biar tante anterin, sekarang mobilnya lagi dipake Om,"
"Gak usah, aku bisa sendiri, masih ada angkot juga!"
"Ini udah sore Nissa, diluar hujan!"
"Gak papa aku bawa payung,"
Tante menghela nafas panjang..
"Yaudah hati-hati,""Assalammualaikum," aku langsung mencium tangan tanteku.
Novel yang dikasih Livya sudah selesai aku baca, rasanya hampa jika hari-hariku tidak membaca novel, aku putuskan sore ini untuk membeli novel, tadinya mau pulang sekolah tapi tadi aku lupa karena saking lamannya mendengarkan curhat pahit pak Irwan.
****
Flashback...
Dipinggir jalan, tempat biasaku menunggu angkot.
"Nunggu angkot?" tanya pak Irwan yang tiba-tiba datang.
"Iya." balasku acuh
"Suka naik angkot?"
Aku melirik "Butuh!"
"Saya butuh teman," balasnya sedikit merengek dan menahan kecewa.
Kali ini aku benar menanggapi, lalu menoleh,
"Maksudnya?""Bisa bantu saya?"
"Yang bagaimana dulu?"
"Ayo!"
Pak irwan menarikku, mengajak menuju ke cafe kemarin, aku sedikit tidak percaya tentang ajakannya, kali aja ada udang dibalik batu nantinya."Apaansih, gamau!" balasku tegas.
"Saya pikir kamu bisa membantu, kalau gak bisa bilang!" nadanya tegas dan sedikit meyakinkan.
Gimana aku mau bilang gak bisa, orang tanganku udah ditarik duluan! Tapi, ini kenapa ya? Aku ikut aja deh, toh kemarin udah menjelaskan semua dan minta maaf.
Di cafe yang sama seperti kemarin dengan posisi tempat duduk yang berbeda tempat, dan Pak Irwan tidak menawariku minuman seperti kemarin, tidak banyak bicara hanya tertunduk dan memegang kepala. Aku harus gimana? Ini sudah lima belas menit kami hanya berdiam, aku beranikan diri bertanya saja, ya walaupun masih ada gengsi!
"Pak?" tanyaku pelan, namun tidak ada jawaban.
"Pak?" sekali lagi, kali ini ada suara isak dari tunduknya Pak Irwan.
"Alle menikah," Pak Irwan menatapku dengan mata yang berlinang air mata, ternyata dia bisa nangis juga.
"Hah? Bukannya kemarin kabarnya kecelakaan?" balasku terkejut.
"Dia bilang kecelakaan, saat saya bilang mau menyusulnya kesana, dia melarang dan malah mengirimku pesan ini," Pak Irwan memberikan ponselnya padaku.
Honey
23.22
Aku minta maaf, sebenernya aku tidak kecelakaan, tapi aku ingin mengetesmu apakah masih sama memperdulikankuseperti dulu? Namun kenyataannya iya kamu sangat peduli padaku. Tapi bagiku cinta untukmu sudah hilang, Wan, aku menemukan kenyamanan baru disini, aku menemukan cinta yang baru dan aku bahagia. Aku akan menikah untuk menyelamatkan calon anakku, semoga kamu mengerti aku sudah lama kehilangan cinta untukmu.
KAMU SEDANG MEMBACA
POWER OF LAUH MAHFUDZ
Teen FictionBanyak yang kutemukan dibumi Allah ini. Salah satunya adalah menemukan orang-orang yang sempat mematahkan hati. Namun, semua itu adalah cara Allah untuk membuatku lebih dekat dengan-Nya. DIA, memberiku banyak pelajaran, ujian dan cinta. Benarnya, se...