Arnelita 11

146 8 0
                                    

"Jadi gitu cerita nya nel." Kata deva sambari menunduk.

Sasya mengangkat dagu deva.
"Kamu gak salah tero, jadi kenapa kamu gak berusaha untuk menjelaskan pada farel?"

"Farel mungkin udah kecewa banget sama aku nel."

"Kenapa kamu gak berusaha lagi?"

"Kamu mau bantuin aku gak nel?" Tanya deva.

"Tentu!"

"Oke sekarang kita ke kantin lagi dulu ya, mumpung belum masuk." Tawar deva.

"Ayok!"

Setelah itu sasya dan deva mberjalan beriringan untuk menuju ke kantin.

~~~~

"Weh enak banget lo ya! Lo berduaan sama deva, lah gue? Gue di tinggalin. Tega ya." Kesal risa.

"Heheh sory deh." Kekeh sasya.

"Di tinggalin tuh atit." Ujar risa dengan nada nada alay nya yang sudah mulai keluar.

"Utu utu tayang... maapkeun yah." Timpal sasya yang tak kalah alay nya.

Fio? Dia hanya melihat tingkah kedua sahabat nya.

"Najis kalian berdua." Kali ini fio ikut bersuara.

"Yeee sirik aja lo wle." Serempak risa dan sasya sambari menjulurkan lidah nya.

~~~~

Setelah pulang sekolah sasya langsung merebahkan tubuhnya di kasur milik nya.
Tiba tiba ia mendengar suara bel rumah nya.

Ting nong!

Sasya langsung berlari untuk menuju kebawah. Dan langsung membuka pintu.

"Hay! Siang!" Sapa orang yang masih di depan rumah sasya.

"Fa......." kalimat sasya terpotong karena orang yang di depan nya sudah menjawab nya terlebih dahulu.

"Iya." Jawab orang tersebut.

"Kok lo tau rumah gue?" Tanya sasya.

"Gue tadi sempet ngikutin lo pas pulang sama pacar lo itu." Kata nya dengan santai.

"Mau ngapain?" Selidik sasya.

"Pengen masuk." Ujar nya.

"Gak bisa!" Tegas sasya.

"Kenapa gitu?" Tanya nya.

"Farel! Sekali gue bilang gak ya gak!" Bentak sasya.

"Gue cuma mau cerita aja ke lo. Kayaknya lo enak di ajak cerita." Jawab farel.

"Kenal aja gak." Ketus sasya yang masih beriskukuh berdiri di depan pintu masuk.

"Loh kata siapa gak kenal? Tadi aja lo nyebut nama gue." Ledek farel.

"Ya udah masuk." Balas sasya. Yaa sejujurnya ia tidak ikhlas membiarkan seorang yang telah mengatai kekasihnya sebagai pembunuh.

Setelah farel masuk dan duduk di ruang tamu. Sasya pergi ke dapur untuk menemui pembantu nya. Dan menyuruh untuk membawakan beberapa cemilan dan minuman.

Akhirnya sasya kembali ke ruang tamu setelah beberapa menit di dapur bersama pembantunya.

"Jadi lo mau cerita apa?" Tanya to the point sasya.

"Gue lagi ada masalah keluarga sya." Jawab farel dengan wajah yang memelas.

"Lo mau cerita masalah keluarga lo ke gue? Lo bahkan baru kenal gue. Dan semudah itu lo percaya?" Heran sasya.

ARNELITATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang