Jian POV
Meninggalkan Aroon tanpa sepatah kata pun adalah kesalahan besar dan fatal. Dia sudah mempersilahkanku secara tidak langsung untuk tinggal dirumahnya, untuk waktu yagn tidak ditentukan sampai mereka berdua datang menemukanku. Menemukan dimana diriku bersembunyi selama ini. Aku adalah Li Jianying anak pemilik perusahaan robot terbesar di China, yang memiliki cabang di Thailand. Dan aku enggak tahu alasan direktur utama memberikan robot uji coba kepada Aroon, yang notabene dia adalah kaum awam yang sangat membenci sosialisasi dengan lingkungan luar.
Ditambah aku memiliki masalah perjodohan dengan wanita China yang adalah anak tunggal dari rekan kerja ayahku. Mei Li, wanita yang dijodohkan padaku. Wantia itu cantik, berambut panjang yang paling aku benci wanita itu diam-diam menyukai BDSM. Ketika dia mengetahui bahwa aku tahu akan rahasia gelapnya, Mei Li tidak tinggal diam. Dia memperkenalkanku pada dunia itu, awalnya dia tidak memaksa, memperkenalkannya secara baik-baik dan lembut seperti seorang dominant yang sangat bertanggung jawab pada kenyamanan submissive.
Hubungan itu tidak berlangsung lama, semenjak diumumkan kami berdua akan menikah dan Mei Li mulai menggila. Dia mulai menggila, melakukan penyiksaan tanpa kenikmatan padaku. Tubuhku selalu diikat, blindfold selalu terpasang dikedua mataku, dan duck tape atau ballgag selalu membungkam mulutku. Aku benci hal itu, dia menyiksaku tanpa rasa kasihan. Ini bukan hubungan dom dan sub yang baik. Ini penyiksaan, dia melampiaskan padaku maka dari itu aku kabur dari rumah. Dia masih melakukan BDSM itu hingga sehari sebelum aku kabur secara diam-diam, aku masih tidak mengetahui kenapa dia bisa menggila seperti itu. Apa dia enggan memiliki hubungan serius, tidak berdasarkan kontrak tertulis? Mungkin.
Dia dan salah satu bodyguardnya berhasil menemukan rumah Aroon. Pria badan besar itu mendobrak pintu rumah Aroon. Aku turut menyesal, karena keberadaan diriku disini seluruh isi rumahnya hancur berantakan. Mereka mengobrak-abrik seisi rumah, hanya untuk mencari diriku yang bersembunyi digudang basement. Gudang itu tidak besar namun, pintu masuknya tertutup oleh karpet dikamar Aroon. Aku juga tidak menyangka bagaimana ia menemukannya. Mei Li tidak berbasa-basi ketika bertemu kembali denganku, dia menarikku dan mengikatku seperti dulu pernah dia lakukan di play room.
"Hai slave."
Aku menghindari tatapannya. Aku sangat membenci tatapannya, tatapannya terlalu menuntut untuk selalu dipatuhi dan dihormati. Dalam tatapannya mengisyaratkan 'sekali masuk, jangan harap bisa keluar'. Salah satu tangannya, menarik daguku, memaksaku untuk bertukar pandang dengannya.
"Ayo kita pulang. Aku ingin 'bermain' lagi denganmu." Wanita itu mulai mengoceh, mengatakan dirinya sangat merindukan tubuhku, aromaku, kemaluanku, bahkan setiap inci tubuhku dia rindukan. Jika aku boleh berkomentar, semua itu adalah bullshit. Semuanya omong kosong, wanita itu tidak rindu padaku, wanita itu rindu menyiksaku.
Aku refleks meludah didepannya, memang perbuatanku sangat tidak terpuji dan sungguh kurang ajar jika dia wanita baik-baik. "Aku tidak sudi pulang denganmu. Aku memilih mati jika harus memilih pulang denganmu." Pikiranku kalut. Aku tak tahu harus menghindar bagaimana lagi, terkecuali Aroon pulang lebih cepat-jangan-jangan. Tak mungkin aku melihat wanita itu menyiksa Aroon didepan mataku.
Wanita itu licik, dia memiliki 1001 cara untuk memaksaku unutk ikut bersamanya. "Sepertinya kamu sudah lebih nyaman dengan Aroon ya. Bagaimana kalau kita threesome dirumahku?" tawarnya sembari menyiungkan senyuman licik. Aku tidak akan melibatkan siapapun, terutama Aroon orang yang paling aku sayangi.
"Tidak. Jangan pernah melibatkan dia, ataupun mendekatinya." ancamku.
"Kalau begitu ikut aku, slave." balasnya sembari menjejalkan ballgag dalam mulutku.
YOU ARE READING
Diary of Men
Historia Corta[RENCANA SEMUA CERITA INI AKAN DI PISAH, DENGAN BEBERAPA REVISI ATAU TAMBAHAN CHAPTER, SEMOGA AUTHOR NGGAK PHP LAGI YA] --SELOW UPDATE-- Kumpulan short story dari para lelaki dan pria yang menjalin hubungan percintaan dengan gaya masing-masing.