33. Yang Lebih Berbahaya Dari 80 Juta

314 19 1
                                    

📝 Ustadz @felixsiauw

Yang Lebih Berbahaya Dari 80 Juta

| | |

Saya membaca tentang kasus 80 juta, dan saya tak hendak mengomentari pelakunya. Saya berdoa semoga ini jadi jalan taubat baginya.

Bagi saya, ada yang jauh lebih berbahaya, yakni komentar-komentar tentang kasus itu, ini yang ingin saya bahas pada tulisan ini.

Nakal itu ada dua, nakal kelakuan dan nakal pemikiran. Nakal kelakuan itu seperti anak kecil, sebabnya tak paham atau karena memang lalai. Biasanya nakal jenis ini spontanitas, dan polanya tak berulang.

Beda dengan nakal pemikiran, ini lebih berbahaya, sebab dia konseptual, bentuknya ide, seperti virus, menjangkiti dan menyebar, menyebabkan pola kemaksiatan, dan tidak hanya nakal sendiri, dia mencari pengikut untuk sama-sama nakal.

Nakal kelakuan berakhir dengan penyesalan, tapi nakal pemikiran mencari pembenaran, bahkan mengarang alasan. Nakal pemikiran menyebabkan orang merasa wajar dengan kenakalan itu, sedang nakal kelakuan berakhir dengan tangisan dan pinta maaf.

Bayangkan, ternyata di Indonesia, ada wanita yang berkomentar seperti ini: "Saya justru penasaran bagaimana VA membangun value/nilai dirinya, sehingga orang-orang mau membayar tinggi di atas harga pasar reguler. Padahal, seorang istri saja diberi uang bulanan 10 juta sudah merangkap jadi koki, tukang bersih-bersih, babysitter, dll. Lalu, yang sebenarnya murahan itu siapa?", begitu.

Atau yang berkomentar begini: "Jgn bully yang ngangkang sekali dapet 80 jeti, elu cuma dapet mukena untuk ngangkang seumur hidup" begitu tulisnya kira-kira.

Inilah bentuk nakal pemikiran. Darimana mereka dapat pola pikir semisal ini? Sebab membaca referensi feminisme, yang menghitung bahagia wanita hanya dari materi, hanya dari fisik, dan menihilkan Tuhan dan hari pembalasan.

Jangan heran bila mereka semua dari kelompok yang sama, pembela penista agama, pembela kaum Nabi Luth, penentang poligami, ya itu-itu saja.

Inilah pentingnya bagi semua Muslimah khususnya orangtua, memahami pentingnya Islam, agar kelak anak-anak kita tidak merendahkan wanita seperti itu.

Bayangkan bagaimana sakitnya perasaan orangtua mereka, saat pernikahan diremehkan dan dihinakan begitu rupa, perzinaan dianggap lebih hebat dari pernikahan.

Semangat BerhijrahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang