100. Membeli Keringat Guru

86 12 0
                                    

MEMBELI KERINGAT GURU

|  |  |

Dalam sebuah diskusi, seorang murid bertanya kepada gurunya.

Murid: "Jika memang benar para guru adalah orang-orang yang pintar, mengapa bukan para guru yang menjadi pemimpin dunia, pengusaha sukses, dan orang-orang kaya raya itu?"

Gurunya tersenyum, tanpa mengeluarkan sepatah kata pun, ia masuk ke ruangannya, dan keluar kembali dengan membawa sebuah timbangan.

Ia meletakkan timbangan tersebut diatas meja, lalu berkata, "Anakku, ini adalah sebuah timbangan yang biasa digunakan untuk mengukur berat emas dengan kapasitas hingga 5000 gram. Berapa harga emas seberat itu?"

Murid mengernyitkan keningnya, menghitung dengan kalkulator, kemudian ia mejawab, "Jika harga satu gram emas adalah 800 ribu rupiah, maka 5000 gram emas setara dengan 4 milyar rupiah."

Guru berkata, "Baik lah anakku. Sekarang coba bayangkan seandainya ada seseorang yang datang kepadamu membawa timbangan ini dan ingin menjualnya seharga emas 5000 gram, adakah yang bersedia membelinya?"

Murid berkata, "Timbangan emas tidak lebih berharga dari emasnya. Saya bisa mendapatkan timbangan tersebut dengan harga dibawah dua juta rupiah, mengapa harus membayar sampai 4 milyar?"

Guru menjawab, "Nah, anakku. Ini kau sudah mendapatkan pelajaran, bahwa kalian para murid, adalah seperti emas, dan kami para guru adalah timbangan akan bobot prestasimu. Kalianlah yang seharusnya menjadi perhiasan dunia ini, dan biarkan kami tetap menjadi timbangan yang akurat dan presisi untuk mengukur kadar kemajuan kalian."

Guru berkata lagi, "Satu lagi pertanyaanku. Jika ada seseorang datang kepadamu membawa sebongkah berlian ditangan kanannya dan seember keringat di tangan kirinya, kemudian ia berkata, "Di tangan kiriku ada keringat yang telah aku keluarkan untuk menemukan sebongkah berlian yang ada ditangan kananku ini, tanpa keringat ini tidak akan ada berlian, maka belilah keringat ini dengan harga yang sama dengan harga berlian!"

"Apakah ada yang mau membeli keringatnya?"

"Tentu tidak," ujar guru lagi.

"Orang hanya akan membeli berliannya dan mengabaikan keringatnya. Biarlah kami, para guru, menjadi keringat itu, dan kalianlah yang menjadi berliannya."

Sang murid menangis, ia memeluk gurunya.j  "Wahai guru, betapa mulia hati kalian, dan betapa ikhlasnya kalian, terima kasih guru. Kami tidak akan bisa melupakan kalian, karena dalam setiap kemajuan kami, setiap kilau berlian kami, ada tetes keringatmu..."

Guru berkata, "Biarlah keringat itu menguap, mengangkasa menuju alam hakiki disisi ilahi rabbi, karena hakikat akhirat lebih mulia dari segala pernak-pernik di dunia ini."

Untuk semua guruku, termasuk guru ngajiku. Terima kasih atas segenap perjuanganmu yang telah mendidikku.

#copyandshare

Gimana teman2 setelah baca tulisan ini? Menyentuh banget, ya? Aku dapat dari grup kelas, guru favoritku yang ngirim tulisan ini. Rasanya ... :')
Semoga, kita semakin menghargai jasa guru2 kita ya, dan tentunya semakin menghormati mereka. Yuk, jgn lupa doakan mereka. Al-Fatihah...

Semangat BerhijrahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang