How clever you are
When you deadling with love, belive it
You'll turned to be stupidHappy Reading...
"Maaf, aku bangun kesiangan, jadi nggak sempat buatin kalian sarapan," guman Lucy ketika sampai di dapur dan menemukan Nicol yang sedang berkutat dengab sesuatu yang baru saja dimasukan ke dalam microwave, sedangkan Zhean asyik menonton Nicol. Keduanya menatap Lucy, melemparkan sebuah senyum kecil.
"Iya, nggak apa-apa. Kemaren kamu pulang malem banget, jadi nggak masalah." sahut Nicol setelah membuka kulkas, lalu menarik kardus susu dan menuangkannya pada tiga gelas panjang.
Lucy menghembuskan napas berat. Dia melangkah gontai, menarik satu kursi meja makan, lalu duduk disana dengan posisi menelungkup, menjatuhkan kepalanya begitu saja ke atas meja.
Zhean yang ada disebelahnya mengusap rambut panjangnya pelan, menyurukkan satu gelas susu didepan wajah Lucy. "Kenapa? Sakit?" tanyanya.
Meskipun Lucy mendengar pertanyaan kakak keduanya, ia memutuskan untuk tidak bereaksi. Tidak memberikan jawaban. Lucy mengangkat kepala, lalu menopang wahahnya dengan kedua tangan menangkup dipipinya dan menghembuskan napas keras, membuat poni yang menurupi dahinya tertiup ke atas.
Zhean mengacak-acak rambut Lucy, "Ayo makan, sebentar lagi jam setengah tujuh. Kamu nggak mau telat kan?" ucapnya.
Ketiganya memakan setangkup roti dan meminum segelas susu. Wajah Lucy nampak lesu dan tidak bersemangat. Lucy yang selalu bernyanyi dipagi hari mengapa jadi pendiam begini?
Zhean menepuk pundak Lucy, "Ayo berangkat."
Nicol mendahului keduanya menuju garasi untuk mengeluarkan mobil. Lucy beranjak malas dari tempat duduknya dan berjalan menyusul Nicol. Zhean mengikutinya dari belakang.
Jalanan pagi ini nampak padat, namun tidak sampai menimbulkan kemacetan. Mobil sport hitam milik Nicol berhenti disebuah gedung besar berlantai empat. Nicol mengecek ponselnya dan menoleh pada Zhean yang berada disebelahnya.
"Lo bisa parkirin ke tempat parkir kan? Gue udah ditunggu Mr. Jhon." ucapnya kemudian keluar dari mobil.Zhean memutar posisinya. Sekarang ia memegang kemudi. Zhean melajukan mobil Nicol masuk ke area parkir mobil. Zhean dan Lucy pun turun dari mobil.
Lucy dan Zhean berjalan beriringan hingga di tangga, Zhean menaikinya sedangkan Lucy hanya lurus untuk tiba dikelasnya.
Begitu Lucy sampai di kelasnya, bel masuk berbunyi. Jam pertama adalah kimia yang diajar oleh Mrs. Mitha. Guru paling on time sepanjanh masa. Bayangkan saja, bel baru selesai Mrs. Mitha sudah masuk kelas.
"Selamat pagi anak-anak." ucap Mrs. Mitha sembari meletakan bukunya diatas meja.
"Pagi Miss" jawab mereka kompak.
"Hari ini saya akan membagikan hasil ulangan kemaren. Lucy, seperti biasa kamu mendapatkan nilai sempurna." Mrs
Mitha tersenyum ke arah Lucy, Lucy pun membalasnya.Raut wajah Mrs. Mitha berubah drastis, menunjukkan ekspresi kesal dan marah. "Kenapa kalian selalu mendapat nilai dibawah rata-rata?"
"Ya karena kami tidak mampu untuk sampai diatas rata-rata." ucap seorang siswa laki-laki yang duduk di deretan belakang.
"Kalau begitu, minta SKTM!" jawab Mrs. Mitha kesal. "Sebenarnya, ada satu kesalahan umum yang biasa dilakukan siswa ketika ujian. Alhasil, mereka mendapatkan nilai yang jelek." lanjutnya kemudian.
"Apa itu, Miss?" tanya Claudia yang duduk disebelah Lucy.
"Di kertad ulangan kan udah ada tulisan 'pilihlah jawaban yang benar' mengapa memilih jawaban yang salah?"
Krik...
Krik...
Krik....
Sedetik kemudian tawa mereka pecah. Diiringi raut kesal sang guru, "Telat kalian ketawanya." ucap Mrs. Mitha.
Lucy tersenyum miring. Ini kali pertamanya Mrs. Mitha bercanda. Dan itu ketika hatinya sedang tidak mood.
-.-.-
Zhean melirik Carlotta diam-diam saat pelajaran sejarah. Carlotta juga melakukannya membuat mata mereka bertemu. Namun sedetik kemudian keduanya mengalihkan tatapan. Lalu terjadi lagi. Berulang kali sampai jam pelajaran kedua selesai.Tiba-tiba Rea menepuk lengan Carlotta, "Cieee... Curi-curi pandang nih. Mata ketemu mata." ucap Rea diiringi tawa menggoda.
"Ih apaan sih. Kebetulan aja kok." sanggahnya.
"Udah nggak usah ngelak. Gue tau kok dari tadi kalian curi-curi pandang." Rea menaik-turunkan kedua alisnya cepat.
"Hii enggak tau. Gue dari tadi merhatiin pak Bondan kok." ucap Carlotta memalingkan wajahnya kearah pintu.
"Haha... Pipi lo merah kayak tomat tuh. Ketauan kan. Haha.." Rea masih tak ingin berhenti menggoda teman sebangkunya itu.
"Hei kalian! Yang duduk di deretan kedua dari kanan dan kedua dari depan! Kenapa ngobrol sendiri? Kalian mau menggantikan saya? Coba sini maju menggantikan saya bicara!" ucap pak Bondan marah.
Rea melangkah maju. Diiringi tatapan maut dari pak Bondan dan juga Carlotta. "Maaf, Pak. Saya akan menggantikan bapak sekarang." ucapnya.
Pak Bondan tersenyum senang melihat anak didiknya bertanggung jawab. Ia menuju ke kursinya dan duduk menghadap Rea. "Silahkan Rea Ananta."
Rea menghembuskan napasnya kasar. "Oke, karena sekarang saya berdiri di sini menggantikan pak Bondan, dan jam pelajaran tinggal lima belas menit lagi, kalian boleh istirahat duluan." ucapnya tanpa rasa bersalah diiringi sorakan senang dari teman-temannya. Sedangkan pak Bondan melototinya tajam.
Carlotta? Dia terbahak melihat tingkah konyol teman sebangkunya itu. Teman-temannya sudah keluar menuju kantin. Pak Bondan masih melototi Rea.
"Bisa-bisanya kamua ya.." ucap Pak Bondan, wajahnya sudah memerah menahan kesal.
"Ya kan bapak minta saya nggantiin bapak. Hehe.."
"Pinter banget kamu ya. Ikut kamu ke ruang saya!"
Rea meninggalkan Carlotta yang masih terbahak dikelasnya sendirian. Entah apa hukuman yang akan diberikan pak Bondan padanya.
-.-.-
See u... 😉😉😉
Windyura
KAMU SEDANG MEMBACA
Boom In Heart
Novela JuvenilYakinlah bahwa kehidupan yang kalian kejar cukup bergarga untuk diperjuangkan hingga ajal menjemput. Yuk mampir sebentar ke ceritaku. Happy reading 😉😉😉