5. Bahagia itu sederhana

18 7 0
                                    

Zhean dan Carlotta berada di antara putihnya pasir dan indahnya langit jingga. Keduanya berjalan bersisian, membiarkan angin senja menerpa wajah masing-masing.

Kruyuukk...

Tiba-tiba terdengar suara tak mengenakan dari perut Carlotta. Carlotta menatap Zhean malu, sedangkan Zhean hanya tersenyum simpul.

"Kamu lapar?" tanya Zhean.

Carlotta hanya mengangguk sebagai jawaban. Lalu Zhean menggandeng tangan Carlotta, membuat pipinya bersemu merah. Mereka berjalan menuju rumah makan diseberang jalan.

Zhean memilih tempat duduk di di dekat jendela, agar mereka bisa makan sambil memperhatikan jalanan pantai. Tak lama kemudian seorang pelayan menghampiri mereka.

"Mau pesan apa?" tanya sang pelayan.

"Teh dingin berapa?" tanya Zhean.

"Tujuh ribu rupiah." jawab sang pelayan.

"Kalo teh panas?" tanya Zhean lagi.

"Lima ribu rupiah." jawab pelayan itu masih ramah seperti semula.

"Oke, saya pesan teh panas dua sama ikan bakar dua. Nasinya dipisah ya, takut dimakan ikannya." ucap Zhean sambil tersenyum diakhir kalimatnya. Sang pelayan hanya menggelengkan kepalanya kemudian menuju dapur.

Zhean dan Carlotta menunggu pesanan mereka datang sambil mendengarkan lagu 'Be with you' yang diputar di rumah makan tersebut.

Sepuluh menit kemudian pesanan mereka datang. Zhean segera meminum teh panas yang baru diseduh. Lidahnya merasakan panas yang luar biasa. Zhean mengibas-ibaskan tangannya kearah mulut.

"Kenapa ngga nunggu dingin dulu sih, Zhe?" tanya Carlotta.

"Nanti bayarnya tujuh ribu, Carl." jawab Zhean santai.

Carlotta memandang Zhean sambil mengelus dadanya. Bisa-bisanya dia memiliki teman sekoplak Zhean. Wajahnya tampan, pinter di pelajaran, jago dibidang olahraga, tapi otaknya kadang sengklek seperti sekarang.

"Carl, pesenin es teh anget dong. Panas nih lidah." ucap Zhean masih mengibaskan tangannya.

"Kamu habis minum panas masa mau minum dingin sih, Zhe. Nggak baik buat kesehatan tau." Carlotta melipat kedua tangannya di depan dada. Kemudian matanya menatap Zhean heran, "Es teh anget? Kamu jangan gila deh, Zhe!"

"Aku kan emang udah gila. Gila karena kamu."

Blush. Pipi Carlotta kembali memerah. Bibirnya melengkung keatas membentuk sebuah simpul. Zhean menatap Carlotta agak lama, "Kamu cantik kalo lagi blushing begitu." ucap Zhean membuat pipi Carlotta semakin memerah. Mungkin sudah semerah tomat matang.

Carlotta bangkit dari kursinya, berlari keluar rumah makan. Zhean pun langsung mengejarnya. Kemudian saat jarak mereka kurang dari satu meter, Zhean menarik pergelangan tangan Carlotta membuatnya berhenti.

"Ayolah.. Aku cuma bercanda. Jangan ngambek dong. Yuk makan. Kasian ikannya udah nunggu tuh."

Carlotta dan Zhean pun kembali masuk ke rumah makan tersebut. Menikmati ikan bakar dan segelas teh hangat milik Carlotta yang sama sekali belum tersentuh.

-.-.-

Bu Desi sedang menjelaskan materi ekonomi. Semua siswa kelas Xl IPA-2 menyimak dengan seksama.

"Oke. Berdasarkan hasil pengamatan kalian, saya ingin mengetahui harga kacang di masing-masing pulau. Rea berapa harga kacang di sumatra?" ucap Bu Desi.

"Sepuluh ribu rupiah per kilogram." jelas Rea.

"Andin, berapa harga kacang di Jakarta?"

Andin pun berdiri, "Berdasarkan info yang saya dapat, harga kacang di Jakarta lima belas ribu per kilogram."

Bu Desi melihat Zhean yang sedang melamun, "Bagus-bagus. Kalau kacang di Palu, Zhean?"

"Hancur, Bu."

Semua tertawa mendengar jawaban Zhean. Sedangkan Zhean hanya kebingungan sendiri.

"Kamu sudah lapar, Zhean? Lima menit lagi bel pulang berdering. Tolong fokus dulu sebentar," pinta Bu Desi.

"Kan tinggal lima menit lagi, boleh dong Bu kita pulang duluan. Ya, ya?" cetus Bobby yang berada di belakang Zhean.

Bu Desi menggelengkan kepalanya cepat, "Tidak boleh! Sekarang kembali fokus ke materi kita."

"Kita? Bu Desi aja kali, Bu. Saya and friend kan daritadi minyak. Eh maksudnya nyimak."

Bobby terdiam ketika melihat Bu Desi yang melotot kearahnya. Pengen deh colok tuh mata. Batin Bobby.

Diam-diam Carlotta memperhatikan Zhean dari tempat duduknya. Ketika Zhean melirik kearahnya, mata mereka bertemu, hanya sedetik, kemudian keduanya mengalihkan pandangan masing-masing.

-.-.-

See u...

Sorry ya makin pendek. Otaknya ga bisa diajak kompromi nih. Hehe...

Boom In HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang