1.0

11.3K 2K 134
                                    

jeongin terbangun tengah malam.

setelah menangis seharian penuh, badannya terasa lelah. tenggorokannya kering. dia haus dan berencana keluar mengambil air minum di ruang makan.

derap langkah pelannya terhenti ketika tubuh mungil jeongin memasuki ruang tamu.

atensinya teralihkan pada benda pipih—yang sepertinya miliknya—tidak berhenti berkedip di atas sofa.

jeongin mendengus geli.

dua puluh lima pesan genit sendiri dari hyunjin memenuhi kolom notifikasinya. belum lagi tujuh belas panggilan tidak terjawab dari laki-laki itu.

baru saja jeongin ingin mengabaikan dan meletakkan kembali ponselnya di atas sofa, benda pipih itu kembali berbunyi.

"jeongin!"

"apa? kenapa belum tidur?"

"cieee perhatian cieee."

"perhatian apa sih?! ini tengah malam, wajar dong nanya!"

"iya sayang iya. aduh jangan galak-galak dong nanti aku tambah cinta gimana."

"dasar bucin.."

"iya emang bucin. ngebucinin kamu, kan?"

"hm, kenapa nelepon?"

"udah lihat ramalan cuaca besok belum?"

"ngapain juga, ramalan belum tentu bener."

"besok pagi hujan.."

"oh, terus? hujan ya tinggal huj—"

"aku jemput ya, boleh? biar kamu ngga kehujanan."

mendengar nada suara hyunjin yang terdengar memelas, membuat jeongin seketika mengurung niatnya untuk menolak mentah-mentah permintaan hyunjin.

kalau besok pagi memang hujan, sepertinya berangkat bersama bukan ide yang buruk.

jeongin berdeham pelan, "mau naik apa?"

ada jeda sejenak di seberang sana.

"motor hehehe."

jeongin menghela napas. masih sabar kok menghadapi manusia satu ini. "hwang hyunjin?"

"ya?"

"tolong ya bodoh itu dibagi-bagi, jangan disimpen sendiri."







planetarioum

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

planetarioum

maaf ya telat update. ujian sekolah, unbk, utbk semakin dekat. try out juga numpuk 😭

𝐓𝐎 𝐇𝐘𝐔𝐍𝐉𝐈𝐍    ↬ hyunjeongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang