EIGHTH

1.5K 210 12
                                    

Mereka kembali ke arah pantai, rasa khawatir Minjoo semakin besar.

"Bagaimana jika kita harus menginap di pulau ini ?" Tanya Minjoo.

"Aku berpikir kita tidak akan menemukan hotel bintang 5 disini." Canda Yujin mencoba menghilangkan rasa panik Minjoo.

"Kau tahu cara membuat api ?" Tanya Minjoo lagi.

"Ya, aku bisa." Ucap Yujin sambil merogoh sakunya.

"TA-DA.." Yujin mengeluarkan korek api dari sakunya sambil tertawa.

Minjoo yang melihat korek api Yujin pun seketika ikut tertawa. Minjoo sebelumnya benar-benar berpikir Yujin bisa membuat api dengan cara yang tradisional. Makanya saat Yujin mengeluarkan korek apinya Minjoo merasa bodoh berpikir seperti itu.

"Sempurna !" Teriak Yujin tiba-tiba.

"Apa ?" Tanya Minjoo.

Yujin melihat sebuah gua di dekat air terjun yang unik mereka datangi tadi. Yujin melihat dari depan gua dan berpikir itu tempat yang cocok untuk bermalam jika seandainya mereka harus menginap.

"Gua ?" Tanya Minjoo sedikit tidak percaya.

"Aku tidak tidur dia gua." Minjoo berkata sambil memelototi Yujin.

"Ini adalah tempat yang paling aman dan sempurna berteduh dari hujan dan panas, dan lagi hanya ada jalan satu jalan untuk masuk dan keluar, perlindungan dari berbagai hal." Ucap Yujin menjelaskan.

"Hey, bisa aku pinjam ponselmu ?" Tanya Yujin

"Ya, boleh. Tapi masih tidak ada sinyal disini." Jawab Minjoo.

Minjoo melihat Yujin yang mencoba memasuki gua dengan senter ponsel Minjoo.

"Aku bukan manusia gua." Ucap Minjoo sambil memegang ujung baju Yujin.

"Tidak seorang pun dari kita adalah manusia gua, Minjoo." Yujin melanjutkan langkahnya dan Minjoo mengikuti.

Minjoo masih memegang erat ujung baju Yujin. Yujin dengan hati-hati melangkah masuk ke dalam gua. Yujin yang sadar Minjoo dibelakangnya sedikit ketakutan langsung memegang tangan Minjoo.





DEG





Minjoo merasakan hal aneh dihatinya saat Yujin tiba-tiba memegang tangannya. Tiba-tiba mereka dikagetkan dengan suara sesuatu yang terbang mendekat ke arah mereka.

"LARI !!!" Yujin menyeret Minjoo pergi ke luar gua.

Minjoo berteriak ketika dia melihat ratusan kelelawar terbang ke arah mereka. Keduanya berlari ke arah pantai secepat mungkin. Mereka sama-sama takut tentang apa yang baru saja terjadi pada mereka. Dalam beberapa menit, mereka tiba di pantai dengan selamat. Tetapi sesuatu terjadi di pantai.

"Dimana perahu kita ?" Tanya Yujin panik.

Yujin berlari mendekati tempat mereka menaruh perahu karet, tetapi yang ia temukan hanya pelampung, tidak ada yang lain. Minjoo yang melihat itu tidak bisa berkata apa-apa. Yujin dan Minjoo berkeliling di sekitar pantai siapa tau perahu mereka hanya hanyut di dekat situ.

Sudah satu jam lamanya mereka mencari perahu tetapi hasilnya nihil. Minjoo yang mengikuti Yujin merasa sangat lelah.

"Bisakah kta istirahat sejenak ? Aku sangat lelah." Tanya Minjoo.

Yujin yang menoleh ke arah Minjoo langsung berkata "Ya, tentu."

"Terima kasih." Ucap Minjoo.

Mereka lalu mencari tempat di bawah pohon yang rindang untuk beristirahat. Minjoo akhirnya duduk mengistirahatkan kakinya. Sementara Yujin masih mencari perahu didekat situ tanpa meninggalkan Minjoo sendirian. Yujin yang terus mencari akhirnya lelah juga. Dia menghampiri Minjoo dn beristirahat di samping Minjoo. Dan tak terasa, matahari mulai tenggelam.

"Apa kau melihat sesuatu ?" Tanya Minjoo.

"Tidak." Jawab Yujin singkat.

"Omong-omong, untuk pengunaan pistol suar, setidaknya kau perlu dua peluru. Aku pernah membacanya. Tentang seorang wanita yang berlayar bersama kucingnya. Kau harus menembak dua peluru, satu untuk mendapatkan perhatian, satu lagi agar mereka bisa menemukan kita." Minjoo mencoba memecah keheningan dengan berbicara panjang lebar.

"Siapa 'mereka' ?" Tanya Yujin

"Orang-orang yang akan menemukan kita ?" Minjoo menerka-nerka.

"Keluarga atau polisi atau siapa pun." Lanjut Minjoo sambil mengoleskan lotion anti nyamuk di lengannya.

Yujin tidak merespon perkataan Minjoo yang terakhir. Ia memperhatikan sesuatu di arah matahari tenggelam. Minjoo terlihat heran dengan sikap Yujin. Apalagi saat matahari tenggelam dengan sempurna. Yujin terlihat sedkit kecewa.

"Apa yang kau lakukan berdiri disitu ?" Tanya Minjoo

Yujin hanya menggeleng menandakan tidak ada apa-apa.

"Bisa aku minta itu ?" Yujin menunjuk ke arah lotion Minjoo.

"Oh ya, tentu." Minjoo memberikan lotionnya kepada Yujin.

"Terima kasih." Ucap Yujin.

"Kau mau bantal ?" Yujin menawarkan pelampung kepada Minjoo untuk dijadikan bantalnya untuk malam ini.

"Hahaha. Boleh. Terima kasih." Ucap Minjoo tertawa.

Yujin tersenyum melihat Minjoo tertawa

'Cantik.' Batin Yujin.



Tidak terasa malam sudah tiba. Yujin dan Minjoo telah membuat sebuah tempat dari daun pohon kelapa untuk mereka bisa berbaring untuk malam ini. Tiba-tiba Minjoo mendengar suara yang datang dari hutan. Dia cepat-cepat menoleh ke arah hutan dan kemudian suara itu hilang.

"Menurutmu apa yang ada di luar sana? Di hutan." Tanya Minjoo sedikit takut.

"Kita akan baik-baik saja, Minjoo. Aku tahu. Tidur saja, kita perlu istirahat." Yujin mencoba untuk tidak membuat Minjoo menjadi takut.

Sebenarnya Yujin juga mendengar apa yang di dengar oleh Minjoo tetapi sengaja mengabaikannya, karena jika kalau ia panik atau ketakutan, Minjoo akan menjadi panik dan takut juga. Mungkin 10x melebihi Yujin

Yujin melihat ke arah Minjoo. Minjoo terlihat sedikit kedinginan. Yujin langsung memberikan kemejanya kepada Minjoo.

"Pakailah." Ucap Yujin.

"Tidak, aku tidak apa-apa." Jawab Minjoo tetapi masih mengusap-usap lengannya dan duduk memeluk kakinya.

"Pakai saja, aku tidak bisa membiarkanmu kedinginan seperti itu. Percayalah, aku orang yang tahan dengan dingin." Ucap Yuji sedikit memaksa.

Minjoo terdiam kaget dengan kata-kata Yujin. Yujin yang melihat Minjoo hanya diam langsung membuka kemejanya dan menutupi lengan Minjoo dengan kemejanya. Minjoo masih terdiam melihat kearah Yujin. Yujin menjadi sedikit bingung.

"Kau tidak apa-apa ? Apa ada yang aneh di wajahku ?" Tanya Yujin tampak sedikit khawatir dengan Minjoo dan mengusap-usap wajahnya sendiri.

"Ah, ya, A-aku baik-baik saja. Tidak, tidak ada yang aneh dari wajahmu, Yujin." Ucap Minjoo sedikit gugup.

"Terima kasih atas kemejanya." Ucap Minjoo tersenyum ke arah Yujin.

Meski tetap merasa dingin, setidaknya kemeja Yujin tidak membuat badannya sedingin tadi.

Yujin meletakkan tubuhnya di samping Minjoo dan mulai tertidur. Minjoo yang melihat Yujin tertidur akhirnya membaringkan tubuhnya juga disamping Yujin. Sebelum tidur Minjoo berkata entah itu didengar oleh Yujin atau tidak.

"Seseorang akan datang untuk kita. Aku yakin itu." Ucap Minjoo dan menutup matanya.




























To Be Continue











Disempatkan update disela-sela kesibukan yang menggila. 😥😥😥

Karena saya kali ini mengetiknya di hp,

Maaf kalau ada typo,


SURVIVING (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang