*KANTIN*
"Jadi, headline kali ini adalah..." Eunbi memulai percakapannya ke Minjoo, Yuri, dan Hyewon.
"Chaeyeon tau nama Minjoo" Eunbi melanjutkan kata-kata yang ditahannya tadi.
"Benarkah ??!" Ucap Yuri yang sedikit kaget dan tersenyum ke arah Minjoo.
"Kalau begitu aku akan membarter burgerku dengan kentang gorengmu itu" ucap Hyewon menyambung ucapan Yuri.
"Ah, tidak usah. Lagian aku memang hanya ingin memakan kentang goreng hari ini." Minjoo menolak tawaran Hyewon, yang membuat Hyewon sedikit lega mendengar ucapan Minjoo menolak tawarannya.
"Okay, jadi Minjoo dan Chaeyeon ? Whoa, aku menyukainya." Ucap Yuri yang senang mendengar kabar itu.
"Kita akan seminggu di pulau itu untuk membantu Minjoo untuk membawa dia ke pelukan sang dancer terkenal di kota kita." Giliran Eunbi yang berbicara dan sedikit menggoda ke arah Minjoo.
"Boleh aku bicara?" Minjoo ingin mengatakan kepada Eunbi agar tidak usah mengerjakan hal yang aneh selama perjalanan itu.
"Tidak, kau tidak boleh" Eunbi seakan membaca pikiran Minjoo yang sedikit tidak setuju dengan rencananya.
"Ayolah kawan, kita akan membantu orang-orang disana, tidak usah merencanakan hal yang aneh." Minjoo sedikit memelas
"Ya, kita akan membantu orang-orang disana, dan aku akan membantumu untuk dekat dengan Chaeyeon." Ucap Eunbi santai sambil memakan burgernya.
"Hey, kita ada pekerjaan yang harus dilakukan. Bahkan aku sudah membuat jadwalnya." Minjoo tetap berusaha menolak encana teman-temannya itu.
"Kau membuat jadwal ?" Ucap Yuri tidak percaya.
Minjoo tersenyum mendengar Yuri seperti mengejeknya.
"Ya, sekolah setip hari, dan saat malam aku membuat rencana." Ucap Minjoo.
"Jadi? Kita akan merubah jadwalnya. Itulah hidup, benar kan ?" Jawab Eunbi dengan santainya tidak memperdulikan omongan Minjoo.
"Oh, kalian tau ? Akan ada karnaval saat kita ada disana." Lanjut Eunbi memberitahu info ke teman-temannya itu.
"Benarkah ?!" Yuri dan Hyewon berbarengan.
"Aku harus punya baju baru !" Ucap Yuri dengan nada yang tidak sabar.
Di saat Yuri dan Hyewon memikirkan tentang baju apa yang akan mereka bawa ke pulau, Eunbi melihat pandangan Minjoo menuju ke arah Yujin yang sedang memotong apel dengan pisau lipatnya itu langsung memutar nola matanya.
"Sungguh ?" Eunbi melihat ke arah Minjoo.
"Apanya ?" Minjoo bertanya balik ke Eunbi dengan nada heran.
"Minjoo memperhatikan 'si penyendiri'." Ucap Eunbi.
Yuri dan Hyewon langsung menoleh ke belakang dimana tempat Yujin duduk.
"Oh, aku tau dia, aku satu sekoah dengannya saat SMP, dia dulu sangat manis." Ucap Hyewon sambil menjilati tangannya yang kena saus burger.
"Ya, itu dulu. Aku dengar dia dikeluarkan dari sekolahnya yang dulu sebelum pindah kesini." Eunbi memasang muka yang meremehkan Yujin.
"Menurutku dia manis. Pemberontak tanpa alasan seperti Caulfield dan Stradlater." Kata Yuri dengan gayanya yang sedikit centil.
"Biar aku permudah, gadis seperti Minjoo jangan sampai berteman dengan 'si penyendiri' yang aneh itu, apalagi saat didekati oleh Chaeyeon." Ucap Eunbi sambil menatap ke arah Yujin yang sedang memainkan pisau.
Tiba-tiba Ms. Soyou datang ke arah Yujin
"Bisa kau memberi itu kepada ku ?" Ms. Soyou bicara sambil menunjuk pisau lipat yang di pegang Yujin.
Murid-murid di kantin saat itu langsung melihat ke arah Yujin. Ada yang berteriak mengejeknya dan menertawakan Yujin karena ketahuan membawa pisau lipat ke sekolah.
"Ke kantor kepala sekolah sekarang !" Lanjut Ms. Soyou tetap menatap Yujin.
"Okay, tunjukkan jalannya." Jawab Yujin santai dan sedikit menantang gurunya itu dan beranjak dari kursinya mengikuti Ms. Soyou.
Minjoo yang melihat itu hanya bisa memperhatikan saja.
"Sepertinya ada yang tidak jadi ikut." Ucap Eunbi
Eunbi sengaja berbicara seperti itu saat Yujin lewat disampingnya dan Yuri dan Hyewon tertawa menndengar perkataan Eunbi, kecuali Minjoo. Dia merasa sedikit kasian dengan Yujin.
*RUMAH MINJOO*
Minjoo memasukkan pakaiannya ke tasnya.
Sekitar beberapa menit kemudian, dia sedikit terkejut karena ayahnya tiba-tiba sudah bersender di pintu kamarnya.
"Rencananya akan berapa lama kau akan pergi ?" Tanya Mr. Kim sambil menyeruput tehnya sambil tersenyum.
"Kau tidak akan bisa menyiapkannya, Pa." Jawab Ny. Kim yang sedang membantu Minjoo untuk menyiapkan barang-barangnya.
"Terima kasih karena sudah membiarkan aku ikut Mom, Dad." Ucap Minjoo yang tersenyum kearah ibu dan ayahnya.
"Jangan khawatir, sayang. Aku akan mengambil uang jaminan dan ibu akan mendapatkan gaji tambahan." Ucap Mr. Kim sambil menatap istrinya yang melihatnya.
"Ssshhh.. Jangan beritahu dia." Ny. Kim mengisyaratkan suaminya agar diam.
Ny. Kim menatap anak sulungnya itu tersenyum dan memeluknya.
"Aku sangat sayang anak-anakku." Ucap Ny. Kim sambil tetap memeluk Minjoo.
"Sayang, dia hanya akan pergi seminggu. Aku tidak bisa membayangkan kalau dia akan kuliah nanti." Mr. Kim yang melihat tingkah istrinya itu hanya tersenyum dan sedikit meledeknya.
"Aku tahu." Ny. Kim yang melepas pelukan dari putrinya dan duduk diatas kasur Minjoo
"Aku pikir kita akan pindah ke Seoul saat kau kuliah nanti." Lanjut Ny. Kim sedikit bercanda menatap putrinya.
"Itu ide yang cukup bagus." Giliran Mr. Kim yang menggoda Minjoo.
Minjoo yang mendengar itu hanya bisa tersenyum agak bingung kearah ibu dan ayahnya. Dia membayangkan bagaimana jika saat dia kuliah, ibu dan ayahnya tetap bersamanya sedangkan anak-anak yang lain tidak tinggal bersama orang tuanya lagi. Minjoo yang membayangkannya itu hanya bisa menggelengkan kepalanya.
To Be Continue
maaf kalau ada typo,

KAMU SEDANG MEMBACA
SURVIVING (END)
FanfictionDua orang lawan jenis yang terdampar disebuah pulau tidak berpenghuni