24 - rindu-rindu yang pulang ke rumahnya sendiri-sendiri

138 34 49
                                    

YANG banyak kuota, atau yng pakai wifi, wajib bgtsi baca sambil play mulmed. Biar makin kena sedihnya💔💔

🌸

t e i l
v i e r u n d z w a n z i g
______________

"Satu-satunya hal yang aku tau adalah, aku tidak akan pernah bisa jadi sesuatu yang kamu rindukan." [ Kiara ]

"Ra? Besok dateng sosialisasi SNMPTN?" Tanya Adrian mengagetkanku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Ra? Besok dateng sosialisasi SNMPTN?" Tanya Adrian mengagetkanku. Aku sedang menyapu teras rumah dan Ayah sedang mencuci mobil Bunda.

Aku dan Adrian sedang izin bermalam yang rutin per dua minggu sekali.

Hari Senin depan, kami akan bertempur di Ujian Nasional.

"Iya. Jam 8 kan. Kamu dateng juga?"

"Males. Aku nggak pengen kuliah di Indo."

"Ooooh." Kataku seadanya. Aku tidak tau banyak tentang kuliah di luar Indonesia, atau apapun. Bisa kuliah saja aku sudah sangat bersyukur.

"Rumah pohon yuk? Sekalian bawa teh ya." Lalu Adrian berlalu, naik ke rumah pohon duluan.

Dasar benalu. Batinku dalam hati. Tetapi aku senang, padahal Ian jarang minum Teh, "rasanya ketebak." Begitulah jawabannya jika ditanya kenapa.

Tetapi Ian selalu suka teh yang aku buat. Dan aku sangat senang akan hal itu.

"Ian bantuin bawa teh." Kataku sebelum menaiki tangga rumah pohon.

"Ah elah udah mau menang juga."

Hanya itu yang terdengar dari rumah pohon kami. Kemudian dia turun tanpa membawa hapenya. Lalu dengan buru-buru membawa naik poci teh yang kubawa beserta dua cangkir.

"Yah, kalah." Katanya, berbicara pada game nya yang baru saja kalah.

Ian lalu meneguk cangkir teh yang baru kuseduh.

"Dah lama juga nggak minum teh."

"Emang gimanasih rasanya kalo bukan aku yang buatin Yan?" Tanyaku penasaran.

"Aneh. Mba Santi kalo bikin kemanisan, bikin eneg. Kadang kebanyakan air, jadi tawar. Bunda apalagi, ngasi gula seabrek."

"Kalo makan diluar juga kamu gapernah beli teh?"

"Iya. Ntar rasanya kayak yang mba Santi atau bunda bikin. Malesin." Jawabnya ngawur.

"Aku deh yang bakal selalu bikinin teh buat kamu, Ian." Setelah mengatakannya aku tercengang, tidak percaya.

Begitu juga Ian yang langsung menoleh heran.

Hening.

"Kamu mau kuliah dimana?" Untungnya Ian segera bertanya mengalihkan topik teh.

SEHNSUCHTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang