Part 7

1.4K 321 103
                                    

Ada yang kangen gak sama ff ini?

Happy Reading!

.
.
.
.
.

Gedung tempat ditemukannya mayat Rose sudah dipenuhi oleh kerumunan orang dan beberapa polisi. Garis polisi telah melintang membatasi mayat dengan kerumunan orang agar tidak ada yang bisa masuk untuk mendekati mayat.

Wendy berada di pinggir bersama dua orang polisi. Wendy sedang dimintai keterangan karena dia yang pertama kali menemukan mayat. Sambil menangis sesugukan, Wendy menceritakan semua yang dia tahu pada polisi. Keterangannya telah dicatat oleh polisi untuk menjadi bahan penyelidikan.

Kematian Rose yang sangat mengenaskan ini langsung menyebar di kampus. Seulgi, Momo, dan Sejeong langsung datang ke TKP. Mereka sangat terkejut dan terpukul melihat keadaan Rose. Ketiga gadis itu menghampiri Wendy dan menangis bersama. Seulgi yang paling tegar di antara mereka berusaha menenangkan ketiga sahabatnya.

"Rose.. Hiks.." tangis Momo semakin kencang, begitu pula dengan Sejeong. Wendy sudah tidak menangis lagi. Namun pandangannya kosong dan wajahnya pucat. Gadis cantik itu benar-benar terpukul. Otaknya tidak bisa berpikir jernih saat ini. Hatinya begitu hampa.

"Menurut hasil forensik, korban tewas ditikam sebanyak 12 kali di bagian dada dan perut. Namun sebelum ditikam, korban dijerat dengan menggunakan benang." ujar salah satu pihak forensik.

"Kepalanya yang terpenggal setengah dan dalam keadaan botak menunjukkan kalau pelaku pembunuhan ini adalah orang yang juga membunuh Jennie, Joy, dan Jisoo." ujar polisi yang lain.

Salah satu polisi yang sepertinya adalah inspektur mereka mengangguk paham. Mendengar itu, Seulgi langsung berdiri dan menghampiri si inspektur.

"Pak inspektur, anda kah yang menangani kasus pembunuhan berantai itu?" tanyanya tiba-tiba.

Inspektur itu menoleh. Kedua matanya memandangi Seulgi selama beberapa detik sebelum akhirnya mengangguk. Mungkin beliau terheran karena tiba-tiba ada yang bertanya mengenai hal itu.

"Ya. Ada apa?"

Ekspresi Seulgi berubah. Wajah sendunya langsung menampakkan kemarahan yang amat sangat.

"APA YANG SELAMA INI ANDA LAKUKAN, HAH? KENAPA ANDA MEMBIARKAN PEMBUNUH ITU BERKELIARAN DENGAN BEBAS?"

Inspektur dan semua orang yang ada di sana terkejut bukan main. Seulgi langsung menjadi pusat perhatian.

"Kami juga sedang berusaha untuk mengungkap pelakunya ㅡ"

"SELALU SEPERTI ITU JAWABAN YANG ANDA BERIKAN SETIAP KALI DITANYA. TAPI KENYATAANNYA MANA?" Seulgi kembali berteriak marah. Dua orang polisi menghampiri gadis itu dan menahannya agar tidak menyerang inspektur mereka.

"LEPASKAN AKU!" Seulgi memberontak. Dia berusaha melepaskan cengkraman dua polisi itu.

Wendy, Momo, dan Sejeong menghampiri Seulgi. Mereka berusaha untuk menenangkan Seulgi yang sedang emosi.

"Tolong lepaskan teman kami, pak." Sejeong memohon. "Teman kami tidak bermaksud untuk menyerang anda. Dia sedang emosi dan kalut. Tolong maafkan teman kami, pak."

Inspektur itu ㅡInspektur Kwonㅡ menghela napas. Beliau mengisyaratkan kedua bawaannya agar melepaskan Seulgi. Seulgi langsung mengusap lengannya dicengkram tadi dan berdecih.

▶The Neighbor ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang