Part 8

1.4K 322 63
                                    

Hai! Siap membantu Wendy menemukan pelakunya?

Happy Reading!

.
.
.
.
.

Tekad Wendy untuk segera menangkap dan menjebloskan si pelaku teror sekaligus pembunuh berantai itu sudah bulat. Oleh karenanya, gadis berparas cantik tersebut sengaja bolos kuliah hari ini. Wendy sudah mempunyai rencana untuk mengakhiri semuanya sekarang. Dia sudah lelah menahan semua rasa takut dan tekanan yang dia rasakan selama diteror.

Kring.. Kring..

Alarm di ponselnya berbunyi. Wendy segera mematikan alarm dan cepat-cepat berberes. Gadis cantik itu mengambil ransel dan bergegas keluar kamar.

Sesampainya di depan, Wendy menoleh ke kanan dan kiri. Keadaan di lorong apartemen sangat sepi. Tidak ada siapa-siapa namun Wendy yakin ada yang sedang mengawasi dirinya entah darimana.

Wendy menarik napas sejenak kemudian merenggangkan otot. Gadis bermarga Son itu melirik sekelilingnya. Belum ada siapapun yang muncul.

"Pagi yang cerah. Aku sudah siap pergi kuliah." Wendy sengaja berujar dengan suara lantang. Setelahnya, gadis itu melangkah santai menuju lift dan pura-pura turun ke lantai dasar. Secepat kilat gadis itu bersembunyi di pojokan, di depan kamar yang sudah tidak dipakai.

"Kita lihat siapa pelaku teror yang sebenarnya." gumam Wendy sembari tersenyum miring. Dia mengintip dari balik tembok, menunggu si pelaku teror beraksi. Setelahnya dia akan menangkap si pelaku dengan cara menyemprotkan merica bubuk ke matanya. Memang tidak efektif tapi Wendy sudah tidak percaya lagi pada kepolisian yang lama sekali mengusut kasus ini.

20 menit..

40 menit..

50 menit..

Belum ada tanda-tanda dari si pelaku teror. Lorong masih sepi.

Wendy menguap. Dia sudah mulai mengantuk. Ternyata memata-matai orang seperti ini cukup membosankan. Wendy kira ini akan menjadi hal yang seru dan sangat menegangkan. Huft, sungguh mengecewakan.

Ketika Wendy sedang menguap untuk yang kedua kalinya, salah satu pintu kamar terbuka. Min Yoongi keluar kamar dengan ekspresi datar. Pria itu mengenakan jaket kulit yang sangat tebal dan celana jeans. Di tangan kirinya terdapat sepuntung rokok yang masih utuh.

Wendy mengamatinya dengan seksama. Pria bermarga Min itu sedang menyalakan rokok dengan pematik kemudian menghisapnya dalam-dalam. Seketika area di sekitarnya dipenuhi oleh kepulan asap.

Wendy mengernyit. Dia tidak suka pria perokok.

Berselang 20 menit kemudian, Sehun keluar dari kamarnya. Pria bermarga Oh itu memakai kaos oblong dan celana selutut. Tangannya menenteng sebuah kantong plastik berukuran lumayan besar lalu menaruhnya di dekat tong sampah.

"Apa itu ya?" gumam Wendy penasaran.

Sehun dan Yoongi saling bertatapan selama beberapa saat. Tatapan pria bermarga Oh itu nampak tajam sementara Yoongi hanya datar seperti biasanya.

"Aku sudah bilang padamu kan kalau tidak boleh merokok di sini! Rokokmu itu bisa membuat semua orang di sini terkena penyakit paru-paru." tegur Sehun pada Yoongi.

▶The Neighbor ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang