Part 10

2.2K 315 158
                                    

Happy Reading!

.
.
.
.
.

Wendy terbelalak melihat ujung pisau yang tajam di atasnya. Benda berbahan stainless itu nampak berkilauan seolah menertawakan hidupnya yang sebentar lagi akan berakhir. Airmata secara perlahan keluar dari pelupuk mata Wendy. Gadis cantik itu benar-benar takut namun dia tidak bisa berbuat apapun. Tubuhnya seolah dipaku hingga tidak bisa bergerak sama sekali. Ingin sekali Wendy berteriak namun tidak bisa karena mulutnya dibekap oleh Yoongi.

"HAHAHA membusuklah kau di neraka, tikus kecil!"

Yoongi tertawa terbahak-bahak. Seringai mengerikannya membuat nyali Wendy semakin ciut. Kedua mata sipit pria itu berbinar puas seolah berhasil mendapatkan jackpot. Tidak ada yang bisa Wendy lakukan selain menangis sembari berharap ada suatu keajaiban.

Ayunan pisau mulai mendekat ke arah Wendy. Efeknya seolah sengaja dibuat slow motion. Di tengah kesempatannya yang semakin menipis, otak Wendy mulai bangkit dari fase traumatis. Dia tidak boleh pasrah! Dia harus berjuang untuk Rose, sahabatnya yang dengan tega dibunuh oleh psikopat kejam ini! Dia harus menjebloskan Yoongi ke dalam penjara dengan tangannya sendiri!

Oleh karenanya, dengan sekuat tenaga Wendy berusaha bangkit berdiri. Tidak mudah karena Yoongi semakin memperkuat bekapannya hingga rasanya Wendy sangat sulit untuk mendapatkan oksigen. Tubuh mungilnya yang diduduki oleh Yoongi semakin membuat pergerakan Wendy terbatas.

Meskipun begitu, Wendy tidak menyerah. Semangatnya untuk tetap hidup muncul kembali. Entah mendapatkan kekuatan darimana, gadis itu langsung menyundul dada bidang Yoongi dengan kepalanya. Hal itu membuat Yoongi lengah. Yoongi langsung memegangi dadanya yang sakit sambil terbatuk keras. Tidak cukup menghantam dada, Wendy juga menjedotkan dahinya ke dahi Yoongi dengan keras. Tubuh Yoongi langsung oleng ke samping. Pria itu memegangi kepalanya yang tiba-tiba terasa pusing akibat benturan keras itu sambil berdesis. Wendy langsung mendorong Yoongi yang masih linglung dan melarikan diri.

Keadaan Wendy pun sebenarnya sama seperti Yoongi. Kepala gadis itu juga pusing, namun dia memaksakan diri agar pandangannya tetap fokus.

"Hah.. Hah.." napas Wendy sudah sangat tersengal namun dia tetap memaksakan kakinya bergerak cepat di atas aspal yang dingin.

Wendy kembali menangis. Mengapa dia harus mengalami kejadian ini? Padahal dia hanya berniat menimba ilmu di tanah kelahirannya ini.

"TOLONG AKU!"

Wendy berteriak meminta pertolongan. Suaranya menggema di lingkungan yang sangat sepi. Meski begitu tidak ada satu orang pun yang muncul. Mungkin karena sudah larut malam dan semuanya sudah pergi ke alam mimpi.

"ARGH!"

Wendy langsung memegangi lehernya yang dijerat dari belakang oleh Yoongi. Kedua mata gadis itu terbelalak, sedikit kaget karena ternyata Yoongi cepat pulih dari rasa sakitnya.

"Kau sudah membuatku habis kesabaran, gadis sialan!" geram Yoongi. Pria itu semakin mengeratkan cekikannya membuat Wendy gelagapan.

"Kau mau bermain-main denganku, hah? Baiklah jika itu yang kau mau. Aku akan membuatmu tersiksa di akhir hayatmu." Yoongi kemudian tertawa. Wendy mendelik ngeri. Gadis itu semakin panik ketika Yoongi menyeretnya kembali menuju rumah kosong tadi. Kaki mungilnya terseret ke belakang namun Wendy bersikeras untuk bertahan. Alhasil salah satu sandal yang dia gunakan terlepas dan tergeletak begitu saja di jalanan.

"T-tolong.."

Yoongi tersenyum sinis. "Percuma saja meminta bantuan. Tidak akan ada yang mendengarmu. Berhentilah melakukan hal yang sia-sia!"

▶The Neighbor ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang