Mau Main

1.7K 157 7
                                    

Malam ini aku benar benar tak bisa memejamkan mataku, pikiran ku entah berkelana sampai mana. Laki-laki itu bagikan hantu yang terus mengentayanggi ku tanpa henti. Astaga, ada apa dengan diriku? kenapa aku begitu penasaran? Kenapa rasanya ada sebuah ikatan antara aku dan laki laki itu. SIAPA DIA!!

"Dava!! "

Aku sedikit tersentak saat melihat Kak Arik membuka selimut yang menutupi ujung kaki ku sampai ujung rambutku.

" emmmm ka anu"

"sekarang jam berapa dek, udah tengah malam dan kamu bisa bisa nya belum tidur. Apa kamu mau sakit lagi? "

Aku merasa benar benar bersalah.Sangat bersalah bahkan " maaf kak"

Kak Arik duduk ditepi ranjang ku, tangan besarnya dengan halus mengelus rambut hitam ku "Dek tolong ya jaga kondisi mu, kamu itu berharga banget buat kami"

"Makasih kak, tapi kakak berlebihan soal itu. Aku cuma anak penyakitan yang entah dari mana asalnya, bahkan kakak tahu orang tua ku mungkin saja sedikit benci padaku kak"

Kak Arik menatap ku dengan sendu dan aku sekarang mulai merasa menyesal mengatakan itu semua. BODOH DAVA BODOH kenapa aku harus menunjukan kelemahan ku di depan Kak Arik.

🍁🍁🍁🍁🍁🍁

Matahari terus naik, panasnya terus saja semakin menjadi jadi. Aku menunggu Kak Al, tak biasanya dia terlambat seperti ini. Dan waktupun sudah menunjukkan hampir pukul 10:00, Kak Al belum saja datang. Ini semua membuat ku sedikit lelah, ya! Aku memang tak terlalu suka menunggu. Kecuali menunggu ajal! Aku sedikit menyukainya.

"Sayang Kak Al nya belum dateng ya "

" belum bun, bentar lagi kayaknya. Anak anak kok belum pulang atau mereka lagi jalan jalan bun"
Anak anak yang ku maksud adalah bocah bocah aktif yang selalu memenuhi bangunan tingkat dua yang di sebut rumah dengan canda tawa, tangis, dan terkadang duka saat mereka mendapatkan orang tua angkat. Dan entah mengapa sejak kecil aku tak pernah diadopsi oleh keluarga manapun, mungkin karena aku yang tidak sehat menjadi salah satu alasan utamanya. Mana ada orang tua asuh yang mau membesarkan anak "cacat" seperti ku!

"iya mereka lagi jalan jalan, solanya di sekolah mereka katanya ada piknik ke kebun raya. Bunda suruh aja mereka ikut semua sekali kali biar rumahnya tentram. "

Aku terkekeh pelan untuk menanggapi ucapan bunda" ihhh untung Dava pendiam ya bun "

" hemmmmmm kamu mah kadang bawel kalo ada maunya, kamu sekarang lebih ceria bunda suka deh liatnya. Apalagi senyum mu itu manis banget "

Aku merasa malu malu saat bunda memujiku, bahkan mungkin pipi ku sedikit memanas dan merona sekarang" ihhh bunda anak sendiri di taksir "

Tangan mulus bunda terangkat, mendarat sempurna di pucuk kepalaku dan mulai mengacak acaknya ke segala arah tak beraturan " nakal ya kamu sekarang "

Aku tak menjawab kalimat terakhir bunda, ku biarkan tangan lembut namun kuat itu mengacak acak rambut ku. Dan aku sama sekali tak peduli, lagi pula ini rasanya begitu nyaman.

Hingga sebuah suara seseorang menghentikan kegiatan kami" eheemmm maaf saya langsung masuk soalnya, tadi kata pak satpam Tante Ana sama Dava ada di sini jadi saya di suruh langsung kesini aja "

Bunda menatap bola mata hitam milik Kak Al dan kemudian bunda tersenyum simpul padanya " iya nggak papa kok Al, saya sama Dava emang seneng duduk santai di gazebo"

"ya udah kalian mulai aja belajar nya, bunda ke dapur dulu ya "

Aku tersenyum tanpa berbicara sepatah kata pun

" iya tan, maaf ngerepotin "

" hhhhh nggak kok, saya udah lama nggak repot. Sekali kali repot dikit nggak apa apa lah "

🍁🍁🍁🍁🍁🍁

Kak Al mulai mengecek seluruh Pr ku dan setelah itu dia memberiku beberapa materi baru.

" Dava capek " tanya Kak Al kepada ku.

Aku menaruh bolpen yang sendari tadi ku pegang" Lumayan kak, tapi nggak apa apa kok "

" istirahat dulu Dava, jangan capek-capek nanti sakit lagi! "

Aku sedikit heran, apakah Kak Al tahu soal penyakit ku?? Padahal aku tak pernah memberi tahunya.

"Kamu mikirin apa sih, kakak tau kok soal penyakit kamu. Dan menurut kakak kamu hebat. Udah semangat buat berjuang selama ini. Mungkin itu satu hal yang kakak nggak mampu lakukan "

" Dari siapa kak "

" Siapa ya hemmmm kakak perempuan mu yang paling cantik itu"

Aku hanya ber oh ria, tangan kurusku meraih segelas jus yang berada di nampan kemudian meneguknya dan sedetik kemudian tenggorokan ku yang terasa kering sekarang sudah menjadi lebih segar.

"Kak Al tadi kok datang nya lama sih kak "

"jadi gini tadi adikku minta di anter dulu ke toko komik"

Mata ku langsung berbinar saat mendengar kata komik, kalian tahu aku adalah tipe orang yang sangat jatuh cinta pada komik bahkan aku memiliki puluhan judul komik di lemari.

"Wihhh sama dong kayak aku"

Kak Al tersenyum kepadaku "mungkin, usianya satu tahun di bawah mu namanya Radit. Gimana kalo kapan kapan kamu main ke rumah ku, siapa tau kalian cocok " tawar kak Al padaku.

Aku sungguh ingin menerima tawaran Kak Al, tapi bagaimana jika bunda tak menggijinkan ku dan bagaimana jika aku kumat saat di rumah Kak Al aku tak mau merepotkannya.

" Kok murung gitu, nggak mau ya "

" bukan gitu kak, tapi...... "

Kak Al menyela ucapan ku" Nanti kakak kok yang ijinin sama bunda kamu ya! tenang aja. Besok minggu ya kakak jemput "

Aku menggangguk patuh seperti seekor anjing yang menurut pada perintah tuannya.

" yaudah nanti lembar latihannya di isi ya, kalo nggak bisa jangan di paksa di pertemuan selanjutnya kita bahas. Jangan di paksa loh, kan nggak lucu kalo kamu sampe sakit cuma gara gara tugas dari kakak"

De Historia In Vita MeaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang