5 ; ᴛʜᴇ ᴅᴀʏ

24.2K 3.1K 699
                                    

"Bagaimana penampilanku?"

Chanyeol mendongak, mengalihkan tatapannya dari ponsel yang saat itu menjadi fokusnya. Mata bulat itu mengerjap, menatap penampilan manis Baekhyun yang saat ini dibalut dengan sweater rajut berwarna jingga, celana panjang putih yang membalut kaki mungilnya, juga sebuah coat panjang yang membuat tubuhnya semakin terlihat kecil.

Udara tidak terlalu dingin hari ini.

Tapi Chanyeol tahu, jika Baekhyun tidak tahan dingin. Tubuh Baekhyun akan lemah jika berhadapan dengan dingin, namun sebaliknya, tubuhnya cukup bisa beradaptasi, malah Chanyeol sendiri sedikit tidak suka dengan udara yang panas.

"Bagus, kau tampak hangat" balas Chanyeol. Seadanya- dan jawaban itu benar-benar diluar harapan Baekhyun.

Bukan jawaban itu yang ingin didengarnya.

Biasanya Chanyeol selalu memujinya secara berlebihan, bahkan dalam penampilannya yang terlihat biasa saja, Chanyeol selalu akan menyebutnya cantik. Ia tahu dia adalah pria, tidak seharusnya seorang pria suka disebut cantik, bukan begitu? Tapi tidak untuk Baekhyun.

Ia suka.

Baekhyun sangat suka, apalagi jika Chanyeol yang mengatakannya.

Pemuda manis itu menghela nafas. Padahal hari ini adalah hal yang ia tunggu sejak lama, namun baru saja diawal sudah ada hal yang membuatnya kecewa, membuatnya menjadi tak bersemangat. Memejamkan matanya sejenak, Baekhyun kembali mendongak dan tersenyum menatap Chanyeol. Pria itu tidak berubah, dengan pakaian formal ataupun informal seperti sekarang, Chanyeol tetaplah tampan.

"Apakah kita akan pergi sekarang?" Tanya Baekhyun, Chanyeol menatap suaminya itu dalam diam. Ia tahu Baekhyun kecewa, namun ia sendiri bingung harus bereaksi bagaimana karena hal itulah yang hanya terlintas dipikirannya.

Baekhyun cantik.

Tapi kata itu begitu sulit untuk ia katakan secara langsung. Baekhyun cantik adalah kenyataan, tapi saat ia mengatakannya- entah kenapa Chanyeol merasa sedang berbohong.

"Tentu, kita pergi seharian. Aku sudah meminta cuti" Chanyeol tersenyum, meraih tangan Baekhyun dan menggenggamnya dengan erat.

Namun nyatanya, hanya dingin yang ia rasakan.

Mencoba bersikap biasa saja, Chanyeol menatap kesamping, tepat kearah Baekhyun yang kini juga sedang menatapnya.

"Boleh aku meminta sesuatu?"

"Apa?" Chanyeol mengernyit, menatap Baekhyun yang sama sekali tidak memudarkan senyumannya.

"Apakah kau ingat- saat pertama kali kita berkencan?" Tanya Baekhyun, yang sama sekali tidak Chanyeol duga jika Baekhyun akan menanyakan hal itu, membuat si tampan terdiam sejenak. Kenapa tiba-tiba Baekhyun membahas kencan pertama mereka?

"Tentu. Aku ingat"

Baekhyun mengerjap, bibir tipis merahnya itu mengukir senyuman lemah.

"Aku senang kau masih mengingatnya" Tangan Baekhyun balas menggenggam erat tangan besar Chanyeol "Jadi- bisakah kau memperlakukanku dengan manis seperti saat kita pertama kencan dulu? Tidak perduli dengan apapun masalah yang kita rasakan, tidak perduli dengan apapun yang kita pikirkan, cukup kita. Hanya kita- kau dan aku" jelas Baekhyun, menatap tepat pada kedua mata bulat Chanyeol yang sialnya membuat hati Chanyeol entah kenapa terasa sakit.

Apa Baekhyun tahu?

Apa pemuda manis itu merasakannya?

Meremas jemari mungil Baekhyun dalam genggamannya, Chanyeol memejamkan mata sejenak, sebelum seulas senyum terukir dibibirnya.

𝗠𝘆 𝗛𝘂𝘀𝗯𝗮𝗻𝗱 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang