2 ; ғᴇᴇʟɪɴɢ

29.2K 3.3K 190
                                    

"Ah, syukurlah kau belum pulang!"

Chanyeol tersentak saat mendengar suara pintu ruangannya yang dibuka secara serampangan. Disana, ia bisa melihat Minseok terengah sambil berjalan lesu dan duduk tepat dikursi yang berada didepannya.

Pemuda bermata kucing itu mendesah kecil. Tangannya terangkat dan menyisir rambutnya kebelakang.

"Seharusnya aku tidak perlu berlari. Karena aku tahu kau pasti belum pulang. Lembur lagi, kan?" Tebaknya, dan Chanyeol mengangguk cepat.

"Memangnya kau dari mana, Hyung? Apa Mingyu tidak memberi tahu pesanku tadi pagi?"

"Dia memberi tahuku. Tapi Bos menahanku! Dia mengajakku untuk bertemu clien penting. Sorry, aku baru saja ingat dan berlari kemari untuk menemuimu. Awas saja jika hal yang ingin kau bicarakan itu hanya sesuatu yang tidak penting" Minseok mendengus kecil.

Chanyeol melepaskan kacamata bacanya, ia menyenderkan punggungnya pada sandaran kursi, sementara dari kedua belah bibirnya mengeluarkan helaan nafas pelan. Mungkin seharusnya Minseok sudah tahu apa yang akan Chanyeol bicarakan padanya. Mereka memang sangat dekat, Chanyeol sering berbagi semua masalahnya pada Minseok, dan sebaliknya dengan senang hati Minseok akan memberikan solusi untuk masalahnya.

Baginya, Minseok bukan hanya sekedar rekan kerja, tapi ia adalah sosok Kakak yang benar-benar mengerti dirinya.

"Baekhyun lagi?"

Nah, sudah ia duga jika Minseok pasti bisa menebak masalahnya dengan mudah. Pemuda bermata kucing itu memang tahu perihal tentang alasan kenapa sikap Chanyeol berubah pada Baekhyun. Chanyeol sering bercerita, walau terkadang Minseok malah balas memakinya karena dengan bodohnya Chanyeol mulai ragu dengan pilihannya.

Bukankah Chanyeol yang memilih Baekhyun sebagai pendampingnya? Tapi kenapa sekarang ia mengingkarinya?

"Ah. Aku paham sekarang, kau sering lembur akhir-akhir ini untuk menghindari Baekhyun, kan?" Tanyanya to the point. Minseok benci sekali dengan sikap Chanyeol yang satu ini. Ia sangat menyayangi Baekhyun seperti ia menyayangi Mingyu, adiknya. Tapi kenapa Chanyeol tega memperlakukan pria sebaik Baekhyun dengan cara seperti ini?

"Hyung—"

"Jika kau lupa, kau yang membawa Baekhyun kemari. Kau pula yang membuat dirinya bergantung padamu, dan kau— adalah satu-satunya keluarga yang Baekhyun miliki saat ini. Tolong ingat itu, Chanyeol" Minseok menatap Chanyeol dengan tajam, membuat pria itu menghela nafas panjang.

Memang benar apa yang dikatakan Minseok.

Ia adalah orang yang membawa Baekhyun pergi bersamanya, meninggalkan kampung halaman pemuda manis itu yang berada di Bucheon. Ia pula yang membuat Baekhyun begantung padanya, setelah Mama Byun tiada, Chanyeol langsung membawa Baekhyun pergi bersamanya ke Seoul.

Pertemuannya dengan Baekhyun begitu sederhana, saat itu Chanyeol sedang mencari bahan untuk tugas kuliahnya, ia pergi ke Bucheon dan disanalah mereka bertemu. Baekhyun yang baik dan lugu benar-benar membuat Chanyeol jatuh jati saat itu, yang ia tahu, Baekhyun hanya tinggal berdua dengan sang Ibu yang sedang sakit-sakitan, sementara Ayahnya sudah tiada sejak Baekhyun berumur tiga tahun.

Kondisi kesehatan Ibunya yang memburuk membuat Chanyeol berinisiatif untuk membawa Mama Byun ke Seoul agar mendapatkan perawatan yang lebih baik lagi. Dan tanpa pikir panjang, Baekhyun mengikuti usul Chanyeol dan membawa Ibunya ke Seoul, meninggalkan rumah kontrakan mereka di Bucheon. Tapi sayangnya, Tuhan mempunyai rencana lain, baru dua hari dirawat dirumah sakit, Ibunya meninggal dunia.

Baekhyun yang sebatang kara akhirnya tinggal bersama Chanyeol di sebuah apartemen. Chanyeol begitu baik, ia begitu perhatian, dan itu membuat hati Baekhyun menghangat dan selalu berdetak cepat saat pemuda itu berada didekatnya, ia tahu apa yang ia rasakan. Baekhyun jatuh cinta. Namun saat itu, Baekhyun belum begitu yakin, apakah Chanyeol juga mencintainya?

𝗠𝘆 𝗛𝘂𝘀𝗯𝗮𝗻𝗱 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang