(2)

33 5 2
                                    

Jarum jam menandakan pukul 15.00 wib.

Saat nya bel pulang berbunyi, anak anak pun berhamburan keluar sekolah.

Terdapat anggi yang duduk deket pohon mangga besar karena menunggu jemputan.

Drrrrtttt Drrrrtttt
Handphone anggi pun berbunyi anggi langsung mengangkat telfon tersebut.
"halo, assalamualaikum"

"wallaikum salam neng anggi, maap ya pak burhan gabisa jemput toh neng. Istri ku lahiran neng" jelas pak burhan yaitu supir pribadi di keluarga anggi.

"oh yaudah pak, semoga istri bapa dan anak bapa selamat ya" respon anggi.

"iya neng aamiin, maaf ya neng sekali lagi"

"selow pak anggi bisa pulang sendri"

"yaudah neng, assalamualaikum "

"wallaikum salam"

Ttuttt.

Anggi langsung bergegas keluar dari sekolah, karena iya tidak ingin pulang sebelum langit gelap.

"anggi home bundaaa, ayahhhh"
Teriak anggi saat masuk ke rumah.

"eh anak bunda udah pulang, naek apa tadi pulang nya,pak burhan tak jemput kan? " tanya hilda yaitu bunda nya anggi.

" aku naek angkot bun, aku sudah lama sudah tidak naik. Iya bun pak burhan tak jemput karena istrinya melahirkan" jelas anggi.

Hilda pun ber Oh ria.
Setelah itu hilda pun melanjutkan masak karena bentar lagi makan malam.

Anggi pun naik masuk ke kamar untuk membersihkan badan.

Setelah mandi anggi teringat tentang hantu yang baru di temukan di perpustakaan tersebut, hantu yang di temukan ia ini sangat aneh berbeda pada umumnya.

"hmmm energi nya sih positif, cuman kenapa dia bisa di sekolah ya? Hmm aneh pula gerak geriknya" anggi mondar mandir hanya memikirkan hantu yang ada di sekolah nya.

"aku mau bantu dia tapi aku takut dia meminta hal hal yang tidak bisa ku lakukan untuk nya" pikir anggi.

Ceklek pintu kamar anggi terbuka, ternyata bundanya anggi.

"nak ayo, makan malam ayah sudah menunggu di bawah" pinta bunda

"Hmm, iya bun"

Pada saat makan malam mereka berbincang - bintang panjang.

"anggi bagaimana, apakah kamu baik baik aja di sekolah? " tanya rendra yaitu ayah anggi.

"Hmmmmmmm, aku baik baik saja ayah, ayah tau ga aku ini ketua kelas loh? " jelas anggi dengan bangga.

"weitsss memang jiwa pemimpin mu ini berasal dari ayah"

"jadi kalo anggi mirip bunda, anggi engga ada jiwa pemimpin nya?" dumel hilda.

"bukan begitu bundakuuu, menurut ayah bunda itu istimewa" goda rendra dengan tertawa.

"apasih malu nih di lihat anggi" tutur hilda.

"bunda ama ayah ini kenapa sih, mau anggi mirip bunda atau ayah,anggi ga peduli pokoknya anggi bangga senang memiliki bunda dan ayah yang hebat untuk anggi" jelas anggi dan membuat rendra tersenyum ke arah anggi dan memegang tangan hilda dengan lembut.
"ingat ya anggi jika kamu melihat mereka tolong abaikan saja, anggap saja kamu tidak melihat nya. Ayah hanya takut kamu kenapa kenapa" ucap ayah dengan rasa khawatir.

"iya ayah anggi selalu dengar kata ayah, anggi janji bakal ngejaga diri anggi" ucap

"okey besok kalo kamu mau bawa mobil, bawa saja ya karena mungkin pa burhan masih menjaga istrinya" jelas rendra.

My inner eyeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang