[SORRY FOR TYPO!!! NO EDIT]
"Kamu tahu apa yang lebih mengerikan dari pada kamu tidak mengetahui apapun?
Yaitu saat kamu berpikir bahwa kamu tahu segalanya"🎉🎉Happy Reading🎉🎉
Keesokan harinya...
"Vian? Kamu sudah bangun?" Dila melihat kembali jam yang menunjukan ini masih pukul 04.10
"Ahh aku baru saja ingin membangunkanmu, aku sudah bangun dari pukul 03.00 tadi"
"Hahh... pukul 03.00 seriusan?"
"Iya, ayo cepat bangun kita akan shalat bersama"
Sembari menunggu adzan shubuh bekumandang Vian membaca ayat suci al-qur'an, Dila yang baru keluar dari kamar mandi tertegun. Ia meneteskan air mata, ia bertanya-tanya dalam hati. Kapan terakhir kalinya ia membaca al-qur'an? Bahkan ia lupa kapan terakhir membacanya.
Setelah selesai membaca Vian menoleh ke arah belakang seperti ada yang memperhatikan. Dan, benar saja dugaan Vian disana Dila, istrinya sedang memperhatikan ia sambil menitikan air mata. Tapi mengapa? Apa aku berbuat salah? Itu yang ada dipikiran Vian.
"Dila?" Panggil Vian dan sesegera mungkin Dila menghapus air matanya dan tersenyum.
"Mari shalat"ajak Vian
"Tapi, Vian sebenarnya aku lupa caranya shalat" Dila menunduk, ia ingin sekali menangis lagi.
"Tak apa, mari aku ajarkan"
Vian mengajarkan Dila sebentar, tentang shalat. Setelah itu mereka berdua shalat berjamaah dengan khusyu, setelah shalat Dila merasa seperti lebih segar. Vian berbalik arah setelah berdo'a, aku tidak mengerti apa maksudnya tapi kemudian ia menyodorkan lengannya. Baiklah aku tau maksudnya, aku segera menyalami Vian, ia tersenyum padaku.
---
"Apa kau yakin akan melakukannya hari ini"
"Aku tidak pernah seyakin ini"
"Hehh aku tahu kau bukanlah orang yang jahat, dan kau tahu dimataku kau bukanlah orang yang kuat kau hanya orang lemah yang menutupi semua itu dengan bertingkah seolah-olah kau itu kuat"
"Ya, kau benar hahhh aku hanya orang lemah tapi semua rasa sakit ini semua kenangan buruk ini yang menjadikanku orang yang jahat, tapi jikapun aku seperti itu aku hanya ingin mereka merasakan sakit hatiku, aku muak melihat mereka"
Merekapun berpelukan sambil menangis.
---
Sebenarnya dalam islam itu tidak diperkenankan seorang wanita membuka aurat mereka, apalagi di depan orang yang bukan makhramnya. Dan juga, jika ia sudah bersuami maka tidak diperkenankan bagi wanita itu menyebut suaminya hanya dengan namannya saja, itu sungguh perbuatan tidak sopan.
Seorang wanita yang memiliki pendidikan tinggi, tetapi tidak memiliki pengetahuan apapun tentang agamanya? Maka celakalah ia.
Dila menutup buku yang ia baca, ia memandang kosong rak buku di depannya. Ia melamun, aurat? Apa itu aurat? 'Pikir dila. Dan untuk panggilan... bukankah Vian juga tidak melarangnya hanya memanggil namanya saja?
Sementara Dila bergelut dengan pemikirannya sendiri di perpustakaan lalu segera pergi ke kelas, beda halnya dengan siswa-siswi lainnya yang sedang berkerumun di koridor sekolah. Menyaksikan pemuda yang berjalan melewati mereka bak seorang pangeran yang disambut dayangnya, pemuda itu ternyata murid baru! Pindahan dari LA, Jika dipikir lagi mengapa ia memilih pindah sekolah kesini? Sedangkan banyak orang yang berlomba ingin sekolah di luar negeri?
Jawabannya hanya ia dan Tuhan yang tahu!
"Permisi, dimana kelas 3 IPA-1" Tanya pemuda itu, pada seorang siswi yang ada disana.
"Aaaa... itu tinggal lurus lalu belok kiri" Jawabnya.
"Terimakasih"
"Sama-sama"
---
"Apakah kau benar-benar berniat membantuku apa hanya mempermainkanku saja hahh!!!"
"Ck.. aku akan membantumu bodoh"
"Aku sudah disekolah lalu kapan kau sampai hah!"
"Hei kau benar-benar tidak sabaran sekali?"
"Cepatlah kesini bodoh! Dan jalankan tugasmu? Apa kau masih menganggapku teman huh?"
"Baiklah"
Tuttt...tutt..tuttt
"Sialan"
Ia memandang kesal ponselnya lalu melemparkannya ke dalam tong sampah didepannya.
---
"Baiklah anak-anak kita kedatangan murid baru,nak silahkan perkenalkan namamu!"
"Perkenalkan namaku Dikta Anggara Aderson"
"Silahkan duduk ditempat kosong itu nak, Bapak akan kembali ke kantor"
"Baiklah terimakasih Pak"
Dikta menatap sekelilingnya, semua memperharikannya? Kenapa? Ia tau ia tampan!.
"Hei bolehkan aku duduk bersamamu?" Dikta bertanya kepada seorang pemuda, lebih tepatnya ia adalah Vian.
"Oh silahkan" ucap Vian
"Siapa namamu?"tanya Dikta to the point.
"Arvian, panggil saja Vian"
"Sepertinya kau sangat kaku"
"Ah begitukah"
"Belajarlah untuk berbaur, jika bersikap seperti itu terus bagaimana kau akan mendapatkan teman, hehhh kau seharusnya beruntung mempunyai teman sepertiku, sudah tampan, pintar, baik, cool dan lain lagi, eh kita belum berteman baiklah!! Mulai saat ini kita berteman" Dikta berbicara panjang lebar,sambil tersenyum lima jari.
Oh astaga, Vian yang mendengarkan hal itu langsung menatap Dikta dengan tatapan aneh, sebenarnya siapa yang murid baru disini, pikir Vian.
Vian menggaruk tengkuknya yang tidak gatal itu, lalu bertanya.
"Kau ternyata bawel yah seperti temannya dora" ucap Vian polos.
"Ck maksudmu aku monyet itu huhh... bukan aku Dikta pangeran dari planet Mars"jawab Dikta.
"Oh baiklah aku Arvian dari Bumi"Vian tersenyum.
"Bukan tapi kau Pluto dari planet Jupiter"
"Hah? Apa kau waras?"
"Waras sudah, ganteng sudah apalagi yang kurang"
Ya Tuhan, sepertinya Vian mendapatkan teman yang serupa alien.
Sedari tadi ada yang memperhatikan interaksi kedua orang tersebut ia adalah, Dila, Zera dan Sira.
-TBC-
Buat cast fotonya di chapter ini libur dulu...
![](https://img.wattpad.com/cover/161660769-288-k33374.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Bring Me To Jannah!!
Acak"Ajari aku cara mencintai Tuhanmu sebagimana kau mencintai-Nya dan tuntunlah aku menuju Jannah-Nya dengan cara yang Tuhanmu kehendaki"