[SORRY FOR TYPO!!!! NO EDIT]
"Teman sejati itu bukan ia yang selalu ada untuk mengajakmu menyelami dunia saja, tetapi ia yang mengajakmu untuk mendalami ilmu agama dan mendekat diri kepada sang pencipta"
Tetttt...tett...
Bel istirahat berbunyi semua berhamburan keluar kelas
"Vian, kantin yok!! Lapar nih" ucap Dikta dengan senyum lebar.
"Hmm, baiklah mari" saat Vian berdiri Dikta langsung menggandeng tangan Vian.
Vian menoleh, dengan raut muka yang aneh.
"Apa yang kau lakukan!" Seru Vian.
"Ck, kau kolot sekali kau kira aku ini gay hah, gay akan berlaga sepeti ini yah... signal bonae signal bonae jirit jirit jirit" kata Dikta sambil memprakterkan gerakan dari sebuah girlband korea.
Vian melotot sambil menatap aneh Dikta.
"Ck ayolah Arvian, ayok kita ke kantin saja cepat ini sudah menunjukan pukul 12.30 dan aku sangat lapar" seru Dikta sebal.
"Ah ini sudah setengah satu" Vian melirik arlojinya sebentar.
"Sebaiknya kita ke mushola dulu, mari" sambungnya.
"Hah mushola?" Dikta menatap Vian dalam. Lalu tersenyum sembari menepuk pundak Vian.
"Kita ternyata beda agama kawan, tapi aku harap kuta tetap bisa berteman" lanjut Dikta.
"Ahhh baiklah kalau begitu"
❣❣❣
Terlihat seseorang berjalan ke arah gudang. Ia terlihat pucat, tetapi tidak terlihat ketakutan. Terlihat seseorang berperawakan tinggi, dengan mata yang tajam, sedang duduk, memainkan pematik dan merokok.
"Apa yang sedang kau lakukan disana brengsek, masuk atau kau sengaja ingin orang tau siapa aku hah" Pandangan orang itu seperti sedang menelanjangi seseorang.
Ia membuang rokoknya lalu menginjaknya, menatap orang yang sedari tadi diam dan menonjoknya begitu saja.
"Enyahlah kau sialan, dasar tidak berguna" lalu dengan tidak ada rasa kemanusiaanya orang itu meludah dan menginjak perut orang tersebut.
"Ma..ma..maafkan aku!! I..i..itu hanya..kesalahan yang ti-dak kusengaja tuan"
"Bodoh ketidaksengajaanmu itu bisa membawa malapetaka untukku bodoh"
"Maafkan aku"
"Yah, kali ini kau Aku maafkan, tapi... apa yang akan kudapat jika memaafkan bedebah sepertimu hah"
"Keskuasaan yang sangat kau inginkan"
"Cihh..kau memang selalu bisa bermain dengan hartamu. Baiklah, sebagai gantinya bagaimana jika aku membuat sedikit permainan" tanyanya.
"Permainan apa?" Tanyanya bingung sembari bangkit dari posisinya.
"Tentu saja permainan yang membuatku bahagia, hahahaha..." ia tertawa
"Apa maksudmu?"
"Duduklah disana!" Titahnya.
Lalu ia mengeluarkan belati dengan pegangan putih dari saku celananya.
TBC
Pendek banget ia ia maafkan(:

KAMU SEDANG MEMBACA
Bring Me To Jannah!!
De Todo"Ajari aku cara mencintai Tuhanmu sebagimana kau mencintai-Nya dan tuntunlah aku menuju Jannah-Nya dengan cara yang Tuhanmu kehendaki"