Tawaran

64 23 0
                                    

Aku terbangun di tempat tidurku, keringat dingin membasahi tubuhku, jantungku masih berdebar, nafasku tersenggal senggal, mimpi itu terasa sangat nyata, wajahnya selalu terbayang bayang di kepalaku.

Benda itu ku pegang erat.

Aku segera pergi ke sumur untuk mencuci mukaku, mandi dan berganti baju.

Setelah itu aku duduk di kasur.

Termenung dan melamun.

Ku pikir "dia" mungkin akan mengutukku selamanya jika aku kehilangan benda tersebut.

Aku memutuskan untuk ke rumah Ethan, ku tata rambutku, dan berganti baju.

Sesampainya disana aku mendengar suara. "Seperti suara perempuan." batinku, aku mengintip dari luar jendela.

Dia sedang duduk berhadapan bersama seorang perempuan. Kulihat dia sedang tertawa bersama perempuan itu.

Aku memutuskan kembali untuk ke rumah. Entah kenapa ketika aku melihat wajahnya Perutku terasa mual.

Ketika aku ingin berbalik, Ethan memanggilku dan menawarkanku untuk masuk.

Ingin rasanya kutolak tawaranya tersebut, namun spontan aku mengiyakan dan masuk kedalam rumahnya.

"Hei, kenalkan ini May, temanku."

"Halo" sapanya

Aku hanya tersenyum kecut. Ketika aku ingin duduk di sebelahnya, may tiba tiba berkata "boleh
Kah aku duduk disebelahmu Ethan?" dia mengiyakan dan menyuruhku duduk dihadapannya

"hei, Ethan menceritakan semuanya tentangmu, kudengar kau sangat dekat dengan Ethan sejak kecil ya?"

Aku hanya menganggukkan kepala sambil tersenyum kecil.

"Tapi sekarang kulihat kalian tidak terlalu dekat, kau bahkan terlihat canggung di depan Ethan."

Aaarrgghhh, menyebalkan sekali dia, Bisakah kau berhenti menggoda dan selalu ingin terlihat dekat dengan Ethan batinku.

Aku tak berkata apa apa dan langsung keluar dari rumah Ethan.

Aku sangat kesal melihatnya sangat dekat dengan Ethan. Dia pikir dia itu siapa, yang selalu ingin dekat dengan Ethan.

Membayangkan wajahnya saja sudah membuatku ingin muntah.

Aku membanting pintu rumah dan merebahkan tubuhku di kasur, perasaan kesal masih memenuhiku. Aku mencoba menahan emosi ku agar aku bisa lebih tenang daripada yang sebelumnya.

Tiba tiba...

Aku mendengar suara. suaranya sama seperti yang  ada di mimpiku. tanganku mulai bergetar, aku tak ingin membayangkan wajahnya lagi.

"AKU AKAN MEMBANTUMU MENDAPATKANYA ASALKAN KAU MAU MEMBERIKANKU SESUATU"

"Siapa kau, mau apa datang kesini." dengan wajah serius aku mulai mengeraskan suaraku

"AKU? PFFT... KAU LUPA SURAT ITU... DAN BENDA ITU? KAU MASIH MENYIMPANNYA KAN?"

"Siapa kau..." aku mulai mencari sumber suara.

"TAK USAH MENCARIKU, AKU SEDANG TIDAK INGIN MENUNJUKKAN WUJUDKU"

"Tentang tawaran tersebut..."

Aku memberanikan diri untuk berbicara.

"PIKIRKANLAH BAIK BAIK TAWARANKU, AKU AKAN KEMBALI KETIKA KAU MENIUP BENDA TERSEBUT."

Suara tersebut lenyap, pikiranku kacau balau. Aku terlalu terkejut bahkan tanganku mati rasa.

"Hei bukalah pintunya, apa kau tidak dengar."

Aku kembali tersadar, aku segera meletakkan benda tersebut ke tempat yang aman.

"Hei apa kau ada di dalam? bisakah kau buka pintunya"

"Segera datang" ucapku sambil berdiri dari kasur.

Ku buka pintunya, aku terkejut ketika melihat siapa yang ada di depan pintu rumahku.

I LOVE BLOODTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang