Father? Mother?

77 23 2
                                    

"Pergi dari sini nak, kau harus pulang ke rumah, mengapa kau mengikuti kami." tangis ibu, aku menangis tersedu sedu di pelukan ibu.

"Ayahmu sudah tak ada nak, pergilah dari sini, disini berbahaya"

Aku dan ibuku berada di tengah tengah hutan. Gelap, bahkan cahaya rembulan enggan untuk menyinari hutan ini. Aku masih berada di pelukan ibuku. Dari jauh melihat ayahku diseret oleh sesuatu.

Hatiku berdebar, ibuku memperingati ku untuk pergi dari sana. Tapi apa dayaku yang hanya anak kecil berumur 9 tahun tersesat di tengah hutan bersama ibunya.

Makhluk itu menyeret ayah dan membawanya entah kemana. Kabut mulai menyelimuti hutan. Ketika itu juga pelukan ibuku lepas. Tangisanku semakin menjadi. Aku memberanikan diri untuk berjalan di tengah hutan dengan kabut yang menyelimutinya.

Aku terus berjalan menyusuri hutan.

Kresek... Kresek...

Suara daun kering yang hancur membuatku berhenti. Aku tak berani menengok ke belakang.

Srek.. Srek..

Kini terdengar suara langkah kaki dari belakang. Aku menutup mataku. Aku sudah tak mempunyai keberanian untuk membuka mataku.

Srek.. Srek..

Suara itu semakin dekat, aku tak bisa melakukan apapun.

Sskk.. Sskk..

Seperti ada yang berbisik di telingaku. Aku merasakan sesuatu yang dingin menyentuh pundakku, terasa seperti tangan.

"Ibu, ayah aku tak bisa berbuat apa apa, dimana kalian." batinku.

Tangan itu mulai mencengkram pundakku, aku hanya diam di tempat, tak bisa berbuat apa apa.

Aku tak mengetahui makhluk apa yang berada di belakangku. Cengkramanya mulai menguat, aku merasakan ada yang mengalir dari pundakku.

Saat itu juga aku membuka mataku. Kabut yang menyelimuti hutan sudah hilang. Aku melihat tangan yang mencengkram pundakku.

Panjang, kuku dan jarinya menyatu, pundakku mengeluarkan darah karena dicengkram terlalu keras. aku memberanikan diriku menoleh ke belakang.

Mata kita bertatapan, giginya yang runcing dan mulutnya yang sobek mengeluarkan darah. Badanya kurus kerempeng dan tidak memiliki leher.

Ketika aku menoleh ke belakang, ia melepas cengkramanya. Ia tersenyum kepadaku, aku sangatlah takut. Aku tak sanggup lagi menatap wajahnya. Akhirnya aku berlari sekuat tenagaku.

Aku tak tahu arah yang akan kutuju. Aku terus berlari tanpa memperdulikan makhluk yang ada di belakangku. Dan akhirnya...

BRUAK...

Aku menabrak sesuatu, kepalaku terbentur sangat kuat. Aku terjatuh diantara dedaunan kering.

Hal terakhir yang ku lihat adalah sesuatu sedang tersenyum dengan mulutnya yang sobek dan giginya yang runcing.

I LOVE BLOODTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang