Perasaan nya

50 18 3
                                    

Mentari pagi mulai bersinar, cahayanya mulai memasuki kamar, kicauan burung juga mulai terdengar. Aku terbangun dan mulai membuka mataku perlahan, lalu mulai meregangkan badan ku yang kaku.

Ku lihat kakiku yang merah dan memar, dan mulai bangkit dari tempat tidurku. Berjalan menuju sumur untuk mandi dan menyiapkan kue untuk Briant dan Ethan. Setelah semuanya selesai aku duduk di tempat tidur dan mengobati kakiku yang memar dan merah.

TOK TOK TOK

Aku segera berdiri dan berjalan menuju pintu untuk melihat siapa yang datang. Aku menarik nafas lega karena yang berada di sana adalah Ethan, jadi aku tak perlu repot menjelaskan tentang Briant padanya.

"Halo". Sapa nya sambil tersenyum.

"Ohh, halo Ethan silahkan masuk dan  duduk". Pintaku kepadanya sambil mempersilahkan Ethan duduk di ruang tamu.

"Tentang hal yang ingin kubicarakan kemarin..." ucapnya.

Aku terdiam sejenak lalu mulai memperhatikannya.
"Aku sebenarnya menyukai seseorang". Ucapnya lirih

Aku mulai melamun dan memikirkan apa yang Ethan katakan.

"Dia sangat manis, ceria dan Banyak hal lainnya yang membuatku selalu merasa nyaman saat bersama nya, namun......
Dia terhenti sesaat.

"Aku tidak memiliki keberanian untuk mengungkapkan perasaanku". terlihat kesedihan dalam raut wajahnya, kemudian dia mengalihkan pandangan ke luar jendela seolah-olah menghindar dari tatapanku.
Sekali lagi aku termenung dan tidak tahu  harus bagaimana.

"apakah mungkin orang itu aku?". Batinku.

Aku mulai berpikir bahwa perempuan yang Ethan maksud adalah diriku sendiri.

"Hey". Ethan menatap mataku.

"Bisakah kau membantuku untuk mengungkapkan perasaanku padanya". Aku terdiam, jantungku rasanya seperti berhenti berdetak. Tak kusangka Ethan menyukai orang lain. Hatiku hancur saat aku mendengarnya.

Aku berusaha sebisa mungkin untuk menahan tangisanku. Tapi percuma saja....

Tangisku pecah saat aku berada di depannya. Aku menangis tersedu sedu. "Hey ada apa? Mengapa kamu menangis?" Ethan menatapku dengan penuh cemas. Namun lagi lagi aku tidak menjawabnya. Aku sudah muak dengan apa yang dikatakan oleh Ethan.

"Keluar." aku menyuruhnya sambil mengusap air mataku.

"Apa? apa maksudmu?" Ethan mulai bingung.

"KELUAR KAU DARI RUMAHKU". Aku berteriak padanya, perasaan kesal, sedih dan marah bercampur menjadi  satu.

Ethan menatapku dengan penuh kesedihan dan mulai berjalan menuju pintu. "Baiklah jika itu yang kau mau..." Ethan menatapku sekali lagi.

"Selamat tinggal". Ethan mulai keluar dari rumahku dan berjalan menjauh.

"AAARRRGGHHHHH...... AAAAAAAA". Aku berteriak sekencang kencangnya dan mulai melemparkan barang barangku. Aku mengambil kue yang ku buat untuk Ethan, lalu kulemparkan kue itu dan mengenai boneka yang Ethan buatkan untukku.

Aku kesal dengan pernyataan yang Ethan katakan padaku tadi. Aku terus menangis dan menangis sekencang kencangnya. Air mataku terus menetes dari kelopak mataku.

TOK TOK TOK

Aku tak memperdulikan ketukan pintu yang terdengar dari luar. "AAAAAAKHHHHH". Aku berteriak sekali lagi dan mulai melemparkan vas bunga yang ada di dekatku.

Pintu rumah ku tiba tiba dibuka oleh seseorang, dan tebak siapa yang datang...

HEHE :V😆
BUAT YANG TANYA KENAPA AKU MASIH UPDATE, AKU BAKAL TETAP UPDATE UNTUK SEKARANG, UNTUK DOUBLE UPDATE MAKSUTNYA BULAN DEPAN AKU BAKAL UPDATE DUA KALI DI WAKTU YANG BERSAMAAN (sebagai permintaan maaf karena jarang update 😢😢). JADI JANGAN BERHENTI BACA CERITANYA SAMPAI DISINI YA😊 JANGAN LUPA VOTE JUGA :V OKE? #salamhangat

I LOVE BLOODTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang