WHO?

67 22 0
                                    

"Kenapa terbelalak begitu, jangan terkejut melihatku."

Penampilannya benar benar berbeda, aku hampir saja tak mengenalinya.

"Sudah lama sejak terakhir kali kau kesini briant, bagaimana kabarmu? Aku hampir saja tak mengenalimu."

Briant, aku pertama kali bertemu dengannya saat aku sedang mencari kayu di hutan dan aku menemukan seekor kijang tertimpa sebuah kayu, aku berusaha menolongnya namun tenagaku tak cukup kuat.

Saat itulah briant datang dengan membawa sekeranjang apel yang akan diantarkan ke rumah neneknya.

Ia membantuku menolong kijang itu, dan kami pun berkenalan dan saling mengirim surat.

"Yaah akhir akhir ini nenek sedang sakit dan aku harus merawatnya."

"Ahh, itulah sebabnya kau jarang kesini, bagaimana kalau kau masuk dulu dan kubuatkan kue."

"Baiklah, sudah lama sejak aku mencicipi kue mu"

Aku segera ke dapur untuk membuat kue. Briant sangat menyukai kue ku, ia berkata bahwa aku harus menjual kue buatanku ke bibi Ani, tapi aku menolaknya, aku hanya membuat kue untuk diberikan ke Ethan.

"Ini, aku membungkusnya sebagian untuk nenekmu, semoga nenekmu cepat sembuh ya." aku memberikan bungkusan itu untuknya.

"kuemu tetap sama seperti dulu, tetap enak." ia memakan kueku sambil tersenyum kepadaku.

"Ku harap kau lebih lama lagi di sini Briant, kau bisa membantuku mencari kayu di hutan dan kita bisa berburu bersama."

"besok aku akan kesini, nenek akan pergi ke rumah paman Jack, mungkin nenek akan tinggal disitu karena selama ini dia tinggal di rumah sendirian."

"Paman Jack? kuharap nenekmu baik baik saja briant."

Paman Jack, dia seorang psikopat yang tega membunuh istri dan anaknya sendiri, ketika dia bertemu denganku dia selalu saja membentakku dan kasar padaku, namun aku tak memikirkannya. Meski paman Jack psikopat ia sangat baik kepada nenek Briant, kuharap nenek Briant baik baik saja tinggal disana.

"baiklah aku akan pergi sekarang, mungkin besok aku akan menginap disini, bolehkah?"

"Kau tidur di sana saja, lagi pula kau sudah sering menginap di rumahku." aku menunjuk kamar kosong di sebelah kamarku.

"Baiklah aku akan pergi, jaga dirimu."

Tak kusangka Briant akan datang ke rumahku. Sudah lama ia tak mengunjungiku, surat yang kukirim juga tidak dibalas olehnya.

Tiba tiba aku jadi terpikir oleh perempuan itu.

aku masih penasaran apakah perempuan itu masih di rumahnya. Aku tak terlalu memikirkannya, aku berusaha mengendalikan emosiku.

Terakhir kali aku membaca surat itu, emosiku meledak dan tak bisa terkontrol.

Semenjak orang tuaku tidak ada....

I LOVE BLOODTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang