4

10.6K 1.8K 255
                                    
















---------------
Alat pelindung diri
---------




















Bel istirahat berbunyi, sebagian siswa siswi bergegas buat kekantin ingin mengisi perut mereka setelah melakukan pembelajaran yang melelahkan. Sama seperti Haruto dan kawan kawannya Ada Jihoon, Yoonbin, Doyoung dan Jaehyuk, mereka mengambil meja tepat ditengah kantin sekolah yang cukup ramai. Tiba-tiba Haruto mengingat kejadian kemarin pagi waktu gak sengaja nabrak anak orang, dan belum ketemu sampai sekarang.

"Woy kemarin tuh gue gak sengaja nabrak makhluk yang sialnya manis banget."

"Alah palingan juga lo gak sengaja nabrak tikusnya mang ujo." Sahut Jihoon sambil ngemilin cireng.

"Serius anjing! Tapi masalahnya gue gak tau nama dia. Trus anak kelas mana."

"Baru kali ini liat lo sampai setertarik itu sama seseorang. Har. Biasanya juga lo cuek bebek." Sahut Jaehyuk heran.

"Gue juga gak tau, mukanya tuh kebayang mulu, trus yang jadi masalahnya besar dia sering bawa bom atom." Bom atom aka Minyak Telon.

'Karma' batin semua sahabat Haruto.

"Trus trus lo gak ngebogem dia kan? Atau lo udah nginjak batang lehernya? Astaga lo buang dimana mayatnya?!" Ini yang panik sambil ngebacot si Doyoung. Sampai meja mereka jadi pusat perhatian.

"Bacot baget sih lo. Gak mungkin juga kali Haruto sampai segitunya." Yoonbin yang kesal langsung memberikan pukulan keras dikepala Doyoung. Biar bisa pintaran dikit.

"Aduh sakit njing!"

"Maunya sih gue ngamuk. Tapi masa tubuh gue gak bisa bergerak buat ngamuk sama dia. Kan aneh."

"Jangan jangan dia pakai ilmu hitam buat lindungi diri?!" Jihoon yang tadinya sibuk makan mie soto kini menyelah. Haruto dan yang lain makin heran, sampai Yoonbin buka mulut.

"Itu sih namanya love at the first sight." Jawaban Yoonbin malah bikin semua orang tambah heran. Maklum. Otaknya lambat loading. Sampai Haruto tiba tiba berdiri. Tepat 3 meja darinya si objek yang dibicarakan lagi duduk sendiri.

"Lo mau kemana?" Tanya Jaehyuk.

"Beli masker." Membuat teman temannya bertanya tanya ngapain si Aksa beli masker emangnya dia lagi flu?















xxxxx



Jeongwoo berjalan berdampingan dengan Yeongue sahabatnya since SD sampai SMA. Setelah mengantar beberapa lembar jawaban kuis ke ruangan Ibu Rati mereka memutuskan untuk makan dikantin. Mumpung masih ada waktu 25 menit sebelum bel masuk berbunyi. Tapi setelah melihat suasana kantin yang super ramai bikin Jeongwoo jadi malas ngantri.

"Yeon kita gak usah makan deh." Usul Jeongwoo melihat kantin yang super padat. Padahal perutnya sudah berbunyi beberapa kali menandakan ia sedang lapar.

"Gak usah makan. Trus perut lo udah mengaum karena lapar. Udah lo cari meja aja sana. Biar gue yang ngantri. Lo mau pangsit bi yem kan?" Yang ditanya cuma ngangguk. Bergegas buat cari meja biar gak dilomba sama anak lain. Kan gak etis kalau makan sambil berdiri.

Setelah berkeliling selama 5 menit baru Jeongwoo mendapatkan meja. Lalu menunggu Yeongue tapi perutnya sudah mengamuk. Lama banget Yeonguenya Jeongwoo udah lapar. Melirik kearah jam tangan miliknya masih ada 20 menit buat bel masuk berbunyi. Semoga aja masih sempat buat makan. Jeongwoo yang memandang jamnya tersadar saat sebuah roti dan sekotak susu pisang terletak di hapannya.

"Ini makan aja dulu. Dari pada lo mati kelaparan. Sekaligus permintaan maaf gue nabrak lo kemarin." Jeongwoo langsung mendongak melihat si pemberi, ia tidak kenal karena memakai masker hitam seperti orang sedang pilek. Tapi setelah ia menatap matanya Jeongwoo baru sadar, yang ngasih dia roti sama susu itu Haruto. Sekali lagi Haruto! Jeongwoo gelagapan, takut takut malah dia kena amuk. Tapi masa sih mau ngamuk tapi ngasih susu sama roti.

"M-makasih

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"M-makasih.." Jeongwoo masih sedikit takut kena amukan Haruto.

"Gak masalah. Dimakan yah." Setelah berkata seperti itu Haruto berlalu dari hadapan Jeongwoo kembali duduk dengan para sahabatnya setelah membuka masker yang ia pakai. Jeongwoo baru sadar ia hanya berjarak tiga meja dari meja Haruto. Jeongwoo yang masih sedikit bingung tidak sadar bahwa kedua pipinya merona kecil. Sambil memakan roti buat jadi pengganjal. Tidak tau saja si manis dari tadi Haruto tersenyum kecil melihat Jeongwoo memakan roti itu.

'Mungkin Tuhan lagi dalam mood bagus kali yah nyiptain cowok selucu, dan seimut dia.' Haruto ngebatin.
















Karma ni haru. Grgr benci banget sama minyak telon eh jatuh hati sama orng yg cinta banget sm si minyak telon. Memang yah cinta itu menyatukan ketidak sempurnaan. Hmm.

Don't forget to vote and coment!

MINYAK TELON [HAJEONGWOO]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang