Mentari bersinar dengan cerah dan menghangatkan kota yang sedari malam terguyur air hujan. Seorang pemuda cantik saat ini tengah berjalan sendiri menuju halte pemberhentian bus.
Setibanya di sana ia pun berdiri diantara kerumunan orang yang menunggu, ah tepatnya ia berdiri di belakang mereka. Ia hanya menunggu dan tak berebut untuk masuk saat bus tersebut datang, ia tahu bahwa tak usah berebut pun, ia pasti dapat masuk.
Kim Jaejoong, pemuda 20 tahun yang saat ini berkuliah di salah satu tempat ternama. Ia dapat berkuliah di sana dikarenakan bantuan yang ia dapatkan. Jaejoong cukup pandai sehingga ia mampu berkuliah dengan jalur beasiswa.
Jaejoong telah sampai, ia pun memasuki kelasnya dan mengabaikan banyak mata yang saat ini menatapnya seakan mencibirnya. Suasana kelas yang cukup dingin, ah paling tidak ia sudah terbiasa dengan situasi kelas seperti ini.
Tak lama seseorang pun datang, ia menatap sekilas Jaejoong dan memilih beralih menjauh, seakan anti dengan Jaejoong. Ia pun duduk dan meletakan ranselnya, ia kembali menatap punggung Jaejoong saat ini.
"Aku tidak tahu kenapa kampus ini seperti bersikap tidak adil, beberapa orang yang sering tidak masuk segera dipanggil dan dikeluarkan. Tetapi, untuk orang itu? Beasiswanya saja tidak dihilangkan, buat apa membuang uang untuk pemuda pemalas." Ujarnya cukup keras sehingga semua orang termasuk Jaejoong mendengarnya. Jaejoong hanya terdiam dan berwajah datar, ia tak mau memusingkan kata-kata itu.
"Kita tunggu saja Yun. Lagi pula tidak ada satu pun dari kita yang menyukainya." Jawab seseorang di sana.
"Ya! Jangan lupakan Siwon, bukankah karena Siwon dia mengkhianati Yunho? Ahahaha."
"Ah iya ya, dia tiba-tiba beralih menggoda Siwon dan memutuskan hubungan dengan Yunho begitu saja, tidak berpikir ya? Yunho dan Siwon bersaudara." Jaejoong mendengar itu semua, ia segera memasang hetset pada telinganya seakan mengabaikan apa yang mereka katakan. Pemuda tampan itu melihat aksi Jaejoong dan berdecak kesal.
"Apa alasanmu kita putus? Setelah beberapa hari kau menghilang dan kau meminta putus?"
"Ya. Apa perlu beralasan?"
"Kim Jaejoong! Aku bertanya dan jawab aku!" Jaejoong terdiam sejenak, tak lama ia kembali bersuara. "Aku sudah tidak mencintaimu." Ujarnya terkesan mantap. Seakan sakit mendengar itu semua.
"Karena Siwon?" Tanya Yunho kembali, Jaejoong terdiam sejenak dan kembali mengangguk.
"Brengsek!" Yunho memukul keras tembok tepat disamping Jaejoong, Jaejoong hanya memejamkan matanya. Tangan Yunho sudah memar karena itu semua.
"Mulai saat ini aku akan menganggapmu tidak ada. Aku akan menganggapmu sudah mati, aku tidak menyangka dibalik wajah polosmu itu kau sangat brengsek Kim Jaejoong!" Bibir Jaejoong gemetar, tetapi ia mencoba menahannya.
"Aku rasa ini sudah selesai. Aku pergi." Ujar Jaejoong yang pergi begitu saja meninggalkan Yunho.
Pastilah Yunho merasakan sakit, bagaimana jika disaat kau benar-benar mencintai seseorang dengan tulus, tanpa ada masalah apapun kau ditinggalkan begitu saja.
Kau tahu Jae? Semakin melihat wajahmu hatiku terasa sakit, kau tahu? Aku ingin sekali kau rasakan itu semua. Aku ingin melihatmu tersiksa.
-Jung Yunho-
Ada hal yang perlu kau ketahui, ada hal pula yang tidak dapat kau ketahui. Percaya saja jika aku benar-benar tidak mencintaimu lagi.
-Kim Jaejoong-
NEXT?
KAMU SEDANG MEMBACA
Withered Lily✔
FanfictionSeperti bunga lily yang menjadi layu, mungkin itu aku. Lambat laun akan mati pula. Yunjae, Yaoi.