Bagian 1

7.5K 831 81
                                    

Seperti layaknya lily putih yang begitu indah, bunga yang melambangkan ketulusan, kesucian.

Perlahan bunga tersebut layu, tanpa tersentuh, dan tak ada yang melihat ketika bunga itu mati.

Tetapi, sang lily sendiri meninggalkan kenangan indah, dan harum wangi.

.

Jaejoong merapikan ranselnya dan pergi begitu saja, ia kembali mengenakan hetset seakan tak ingin mendengar dunia. Ia tahu akan siapa dirinya, ia tahu orang-orang menghinanya, ia tahu orang-orang membencinya saat ini.

"Jae, tunggu." Seseorang menahan Jaejoong dengan memegang tangannya. Langkah Jaejoong terhenti, ia melepas hetset tersebut.

"Seunghyun-ie? Ada apa?" Tanya Jaejoong.

"Bisa bicara sebentar?" Tanyanya, Jaejoong terdiam sejenak dan mengangguk kemudian. Keduanya pun berjalan mencari tempat untuk berbicara.

..

"Bagaimana kabarmu? Ahahah sudah lama tidak bertemu."

"Baik, kau sendiri? Aku merindukan Seoul rasanya ahahaha."

"Kau merindukan Seoul atau merindukan seseorang? Kau sudah sangat lama pergi, ah ya aku dengar kau sempat menikah, lalu mana istrimu?" Ujar orang tersebut.

"Istriku meninggal saat melahirkan anak kami. Kau tahu bagaimana kabar Jeonghwa?"

"Mantan kekasihmu itu? Tidak tahu. Ah ya, aku ingin bertanya, apa benar kau menghamili Jeonghwa saat itu?" Lelaki itu mengangguk.

"Aku bersikap brengsek ya saat itu, saat tahu ia hamil, aku pergi. Jujur saja aku belum siap."

"Kau ini, mengapa kau seperti itu? Kau tidak peduli akan anakmu dengan Jeonghwa?"

"Aku hanya belum siap. Apa anakku sudah besar ya? Ahahahaha." Ujar lelaki itu.

"Aku sedikit tahu dari seseorang, Jeonghwa pun melampiaskan kecewanya, ia membuang anak itu ke sebuah panti." Mendengar itu, rasanya begitu menyakitkan. Panti? Haruskah?

"Jeonghwa benar-benar membenci anakmu. Ah yasudahlah, ini sudah sangat lama." Lelaki itu pun mengangguk paham. Pasti mereka semua sedang berbahagia.

...

Seunghyun menatap Jaejoong, entah bagaimana cara ia meminta maaf saat ini. Ia telah menciptakan neraka untuk Jaejoong.

"Jae, aku tahu sudah berpuluh-puluh kali aku mengatakan maaf, tetapi rasa menyesal terus saja datang. Jika saat itu kau tidak melindungi Siwon, kau pasti baik-baik saja." Jaejoong hanya tersenyum membuat Seunghyun semakin merasa bersalah.

"Aku baik-baik saja, percayalah. Jika memang aku seperti ini, bukan karenamu, tetapi karena ini sudah Tuhan takdirkan. Jika memang aku harus mati cepat, berati memang sampai usia itu saja aku hidup. Berhentilah merasa bersalah, kau atau Siwon tidak bersalah. Bersahabatlah, jangan mencari masalah lagi Seunghyun-ie." Seunghyun menggelengkan kepalanya.

"Maaf."

"Astaga!" Jaejoong berlari melihat Seunghyun menghajar Siwon telak bersama para teman-temannya, bahkan saat ini Seunghyun hendak menyuntikkan sesuatu kepada Siwon. Jaejoong berlari dan mencoba melindungi teman sekaligus saudara dari sang kekasih. Tetapi sial, suntikan tersebut meleset dan merasuk kepada tubuh Jaejoong. Seunghyun terkejut, sejak kapan Jaejoong hadir? Tubuh Jaejoong terasa sakit, bahkan pasokan udara seakan menipis.

Withered Lily✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang