Banyak hal yang bisa terjadi di dunia ini, salah satunya adalah menerima kenyataan yang begitu pahit.
Yunho segera turun dari mobilnya, ia melihat Jaejoong yang tengah asik merapikan beberapa bunga. Yunho tersenyum, bahkan Jaejoong benar-benar tidak sadar akan kedatangan Yunho.
"Aku beli bunga lily putih."
"Ba-.. Yunho! Ash ku kira pembeli." Ujar Jaejoong, Yunho hanya terkekeh mendengar dan melihat ekspresi Jaejoong.
"Aku memang ingin membeli. Aku beli seikat lily putih." Jaejoong hanya mengangguk dan memberikan Yunho bunga lily tersebut, setelah Yunho membayarnya Yunho pun memberikan kembali bunga tersebut kepada Jaejoong membuat Jaejoong heran.
"Mengapa kau kembalikan?" Tanya Jaejoong.
"Tidak, aku hanya memberikan bunga itu kepada kekasihku. Kau sangat menyukai lily putih bukan?" Ujar Yunho membuat Jaejoong tersipu malu. Jaejoong pun menerima bunga tersebut dan menghirup wanginya.
"Kenapa tiba-tiba menjadi romantis seperti ini hn?"
"Aku memang romantis, ahahaha." Yunho tersenyum menatap Jaejoong yang terlihat senang.
"Terima kasih Yun. Untuk semuanya." Yunho sendiri tersenyum, ia pun mendekat ke Jaejoong dan mengecup lembut kening Jaejoong.
"Aku mencintaimu Jae."
"Aku lebih mencintaimu Yun."
Hanya kata-kata cinta yang keluar dari mulut keduanya, paling tidak Jaejoong mampu bertahan, tak tahu akan berapa lama ia bertahan, tetapi Jaejoong berharap ia akan menghabiskan waktunya bersama Yunho.
....
Seok Jae mendatangi Jeonghwa, ia tahu Jeonghwa mengajar di kampus dimana Nana berkuliah, mata Seok Jae benar-benar memerah, bahkan kini ia meremas surat yang ada di tangannya.
Setelah sampai, ia pun langsung menemui Jeonghwa, Jeonghwa sendiri cukup terkejut atas kedatangan Seok Jae.
"Mau apa kau kemari?" Ujarnya dengan pelan walau penuh penekanan.
"Mengapa kau melakukan semuanya hah?!" Jeonghwa hanya mengerutkan dahinya heran atas ucapan Seok Jae.
"Apa maksudmu? Jika tidak penting pergilah, aku tidak ingin ada orang tahu kau menemuiku."
"Jaejoong itu anakku, mengapa kau sembunyikan?! Kau sengaja? Ya?!" Mata Jeonghwa membulat sempurna, bahkan jantungnya berdegup sangat cepat.
"A-apa maksudmu? Ja-Jaejoong?"
"Kau baik kepadanya karena kau tahu dia anak kita bukan? Aku punya bukti bahwa Jaejoong anakku! Sekarang kau diam dan membiarkan aku tidak tahu anakku sekarat! Anakku menderita?!" Air mata Jeonghwa pun lolos.
"Aku ingin sekali bertemu Appa atau Ummaku, dosen Yoon. Hahh tetapi entah kapan itu, aku yakin mereka sedang mencariku, aku sangat yakin mereka akan senang bertemu denganku. Aku tidak peduli bagaimana mereka, yang jelas saat ini aku menyayangi mereka."
Rasanya begitu menusuk jantung Jeonghwa, kakinya pun terasa sangat lemas.
"Kondisinya semakin memburuk, bahkan ia tak mau untuk di obati, aku berharap ini semua salah, bahkan lebih baik aku tidak tahu! Tapi bagaimana pun dia anakku! Jaejoong anakku! Bagaimana mungkin aku tega melihat anakku mati?! Yoon Jeonghwa! Mengapa tidak sekalian kau membunuhnya sebelum ia lahir hah? Kau membiarkan dia lahir dan hidup menderita?!"
"Apa bedanya denganmu! Kau-..kau tidak tahu apa yang aku alami, bahkan kau pergi begitu saja!" Mereka berdua pun hening sesaat. Seok Jae melihat tangisan dari mata Jeonghwa. Seok Jae mengusap kasar wajahnya. Apa yang harus mereka lakukan?

KAMU SEDANG MEMBACA
Withered Lily✔
FanfictionSeperti bunga lily yang menjadi layu, mungkin itu aku. Lambat laun akan mati pula. Yunjae, Yaoi.