Bagian 5

6.5K 785 93
                                    

Dua minggu berlalu, semenjak kejadian Jaejoong tak sadarkan diri, Yunho semakin cemas akan kondisi Jaejoong. Jaejoong sendiri bersikap biasa saja, yah mau bagaimana lagi? Itu pikirnya.

"Jae, jae bangun." Jaejoong tak merespon, bahkan tubuhnya pun melemah. Yunho menepuk pipi Jaejoong agar ia terbangun, ia sudah sangat cemas. Cukup lama sampai Jaejoong membuka perlahan matanya.

"Syukurlah. Aku hampir mati karena takut Jae." Jaejoong pun tersenyum, tetapi tak lama ia kembali memejamkan matanya. Tanpa pikir panjang Yunho segera mengangkat tubuh Jaejoong dan membawanya ke Rumah sakit.

Semenjak memutuskan berhenti kuliah, Jaejoong menghabiskan waktu di panti membantu Ibu pengasuhnya menjaga anak-anak yang bernasib sama dengannya. Selain itu Jaejoong pun membantu seseorang untuk menjaga toko bunga, tidak berat, maka dari itulah Yunho membiarkan Jaejoong bekerja di toko bunga tersebut.

Hari ini Yunho mengajak Jaejoong ke rumahnya, kedua orangtua Yunho pun membuka pintu dengan luas untuk kedatangan Jaejoong. Seseorang yang pernah mereka anggap buruk, tetapi ternyata orang tersebut memiliki hati yang putih.

"Yun, tak apa? Aku tidak membawa apa-apa untuk orangtuamu." Ujar Jaejoong, Yunho hanya terkekeh.

"Tidak apa. Appa dan Umma sudah menunggu, ah ya Siwon pun mengatakan bahwa ia menjemput orangtuanya."

"Bukannya waktu itu Appanya datang?" Yunho pun mengangguk.

"Tetapi tak lama karena banyak urusan di Jepang. Lagi pula Ajushi mencemaskan Siwon, ia meminta banyak uang dan tidak jelas untuk apa." Jaejoong hanya tersenyum.

"Begitu, tetapi tidak jadi bukan? Aku menolak menerima uang itu." Yunho pun melirik Jaejoong.

"Entahlah aku harus bicara apa saat ini? Aku bangga memiliki kekasih yang sangat baik, tetapi disisi lain aku tidak suka akan sikapmu. Berhentilah mementingkan orang lain Jae. Jika saja saat itu kau tidak melindungi Siwon kau tidak akan seperti ini, dan kau pun membiarkan Seunghyun. Seharusnya kau melaporkannya." Jaejoong terkekeh mendengarnya.

"Siwon memang patut aku bantu saat itu, tetapi aku saja yang bodoh Yun, aku tidak bisa menghindar. Lalu Seunghyun, dia sudah mengakui kesalahannya, toh itu sudah cukup, kasihan Dosen Yoon jika anaknya harus berurusan dengan polisi." Yunho hanya mampu menghelakan nafasnya.

"Kau ini keras kepala sekali. Yasudah ayo turun, Appa dan Umma sudah menunggu." Ajak Yunho, Jaejoong pun mengangguk. Mereka berdua pun keluar dari dalam mobil dan memasuki rumah mewah tersebut. Jujur saja Jaejoong gugup.

....

....

Nana tersenyum riang melihat sang Ayah yang sudah berada di rumah, tak biasanya. Nana segera menghampiri sang Ayah dan memeluknya.

"Appa, tak biasanya pulang sore. Biasanya sampai malam." Seok Jae pun tersenyum dan mengusap lembut rambut sang anak.

"Hari ini Appa mau menemanimu. Bagaimana kuliahmu? Apa teman-temanmu baik?" Tanya Seok Jae, Nana pun mengangguk.

"Mereka semua baik. Ah apa Appa sudah mendapatkan donor untuk Jaejoong Oppa?" Tanya Nana.

"Belum. Mencari donor hati itu sulit, lagi pula sampai detik ini Jaejoong sendiri masih tak mau untuk dibantu, kau tahu butuh banyak uang untuk operasi, dan Jaejoong menolak saat temannya hendak membantu."

Withered Lily✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang