☆8/ Kasihan Bang Rega☆

58 5 1
                                    


"Bukan tidak tapi belum, kata untuk menggambarkan sesuatu yang kau harapkan tapi belum bisa kau genggam"

~Aku~

Arthur memarkirkan motornya di depan pintu rumah yang bertipe klasik modern dengan campuran budaya Jawa. Rumah yang cukup besar dengan bahan dasar bangunan kayu dan beberapa ukiran yang berseni menambah kesan jawa yang kental dan membuat siapapun yang melihatnya terasa bahwa ia sedang tidak berada di Jakarta karena sangat minim bahkan mungkin hanya satu dari seribu orang yang mempunyai rumah dengan model seperti itu di daerah ibukota.
Saat kemarin malam Arthur pergi ke rumah ini ia tidak begitu memperhatikan bangunan yang kini ada dihadapannya, ia hanya mengingat tangga di rumah Key yang cukup berbeda dengan tangga pada umumnya, tangga yang hampir keseluruhan bahannya terbuat dari kayu bahkan sampai anak tangganya pun terbuat dari kayu yang diukir berbentuk seni indah.
Ya memang rumah ini tidak sebesar rumah milik orang tua Arthur namun, rumah ini cukup membuat Arthur terkesiama dengan modelnya yang klasik modern dan banyak seni ukiran yang unik dan khas budaya Jawa.

"Tok..tok...tok..."

"Assalamualaikum."

"Tok...tok...tok..., permisi."

"Tok..tok...tok..."

Arthur mengetuk pintu rumah Key beberapa kali.

"Waalaikumssallam."

Arthur mengangkat sebelah alisnya, menatap heran seorang lelaki yang kini sedang ada di depan nya.
Rega Lelaki yang kini sedang ditatapnya dengan bingung justru hanya menyunggingkan senyum jahilnya.

"Cari siapa?"tanya Rega

"Lo siapa?"bukannya menjawab Arthur justru kembali bertanya.

"Lo cari Keyrra?" Rega kembali bertanya, mencoba tidak mepedulikan pertanyaan dari Arthur.

"Lo siapa? Ngapain lo disini?"

"Keyrra nya lagi capek semalem habis duel sama gue sampe 3 ronde."jawab Rega dengan kata kata yang ambigu , membuat Arthur semakin bingung dan membuat Arthur salah mengartikan dan membuat rahangnya seketika mengeras dan wajahya seketika memerah.

"Maksut lo apa?"
Tanya Arthur datar mencoba mengendalikan amarahnya yang entah kenapa tiba tiba saja bangkit.

Rega yang mengerti kalau rencananya untuk menjahili cowok itu berhasil tersenyum senang dan menampakan senyum sinisnya untuk menambah kesan meyakinkan Arthur.

"Ya gue kira lo ngerti lah ya maksut gue masak lo nggak ngerti sih, lo nggak keliatan culun tuh dan lo juga kayaknya bukan cowok yang bodoh dengan hal seperti itu, gue cowok dan Keyrra cewek ya lo tau lah.."

Rega semakin menjadi ketika melihat raut wajah Arthur yang semakin memerah.

"BUUUKKKKK...."

Tanpa aba-aba Arthur melayangkan bogeman yang kuat ke wajah Rega sehingga mengenai rahang pipinya dan membuat pipinya seketika berwarna merah kebiruan.

"Lo siapa bangsat...? ,lo apain Keyrra...?, BUKKKK...."

Satu bogeman lagi mendarat dibagian tubuh Rega,kali ini pukulan mendarat diperutnya sehingga membuat tubuhnya oleng dan terkapar diatas lantai.

Rega masih saja menampakan senyum sinisnya, walau sebenarnya badannya sudah terasa sakit,dan Arthur yang amarahnya semakin memuncak seperti ingin menerkamnya hidup hidup.

Dalam hati Rega berdoa agar ada seseorang yang akan menghentikan ini,karena ulahnya yang akan menjahili Arthur justru ia malah membangunkan macan semedi.

THE CRAZY BOYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang