chapter 4

32 7 4
                                    

Hembusan angin menerpa dengan lemah lembut, sejenak Tsuki dan Hoshi terdiam sembari mata mereka bertemu, beberapa menit kemudian akhirnya Hoshi mengusaikan acara 'saling pandang' mereka dengan memulai ujar.

"Konbanwa! (selamat sore), jika kau mencari nya, dia sedang tidak ada disini" ujar Hoshi mengetahui siapa yang Tsuki cari.

"kau kenal Hiro? Apa jangan-jangan kau menguntitku ya?! " Ujar Tsuki sambil berkacak pinggang.

"tak terpikir sama sekali bahkan dalam mimpi! " ujar Hoshi dingin sembari melangkah melewati Tsuki begitu saja.

"hei!!! Aku belum selesai bicara!! " teriak Tsuki kesal sembari mengejar pemuda itu.
Pemuda itu berhenti dan menatapnya datar,

"apa lagi? Yang kau cari kan Hiro? Aku tak ada urusan mau pulang! Lagian sudah sore malah  keluyuran didekat danau, tak takut apa nanti ada hantu danau yang menculikmu!" Ujar Hoshi, Tsuki pun tertawa mendengar perkataan Hoshi yang masih percaya akan hal mistis begituan.
Namun kemudian ia berhenti tertawa dan rautnya berubah sendu.

"sejak dulu aku selalu menyendiri disini, karena teman temanku selalu mengejekku, mereka slalu berkata bahwa rambut merah mudaku menjijikkan seperti permen karet" Ujar Tsuki sedih menunduk hampir menangis.

"aku tak percaya gadis cerewet dan egois seperti mu mau menanggapi perkataan mereka" ujar Hoshi, Tsuki tertegun dan menatap pemuda itu. Pemuda itu tersenyum padanya.
"rambut mu bagus kok! Seperti warna bunga sakura dimusim semi" Ujar Hoshi kemudian, Tsuki terpaku, untuk pertama kalinya ada orang yang memuji rambutnya.

"kau bilang aku penguntit, sebaliknya malah kau yang nenguntitku! Sana pergi! Aku mau pulang! " Ujar Hoshi datar sembari kemudian melangkah.

"kita kan searah, kenapa tak pulang bareng aja?!" Ujar Tsuki tersenyum menyelaraskan langkahnya dengan Hoshi.

"aku males pulang bareng gadis cerewet seperti mu! " Jawab Hoshi sekenanya,

"apa kau bilang?!!!  Huhh!!  Dasar menyebalkan!! " Tsuki amat kesal dengan sikap Hoshi yang dengan raut datar mengatakan hal hal buruk seperti itu padanya, "sebenarnya siapa sih orang tua anak ini!" pikir Tsuki kesal.

Di sela pertengkaran mereka tak disangka tiba-tiba hujan turun dengan deras, refleks Tsuki langsung berlari sambil menarik pemuda disampingnya .

"ahh hujan!! Ayo cepat pulang dan berteduh!! " ujar Tsuki.

"Loh? Ehh!!!?? " Hoshi nampak terkejut dengan Tsuki yang tiba-tiba menarik nya dan berlari. Mau tak mau ia pun ikut berlari.

Dibawah hujan yang turun beriringan, Tsuki dan Hoshi berlari bersama, seakan mereka adalah teman yang dekat, seakan mereka lupa akan perang dingin yang selama ini terjadi diantara mereka. Sejenak mereka tertawa bersama sambil berlari dengan Tsuki yang masih menarik tangan pemuda itu.

Tak berapa lama akhirnya mereka sampai dirumah Tsuki,
Tsuki langsung berlari ke teras rumah sembari mengusap seragam yang ia kenakan. Sejenak akhirnya ia sadar sesuatu, tangannya masih menggenggam tangan Hoshi, refleks ia langsung melepasnya.

"maaf! Aku tidak sengaja" Ujar Tsuki dengan pipinya yang merona. Sedang Hoshi yang pendiam hanya mendengus kesal.

"Are? Kok aku membawamu ke rumah ku ya? Ahh maaf! Yah karena sudah terlanjur, yasudah ayo masuk! " ajak Tsuki mencoba  bersikap ramah.

"Tidak. Aku akan pulang " ujar Hoshi datar sembari hendak melangkah, namun buru buru Tsuki mencegahnya.

"Ehhh!!! Lihat! Masih hujan! Dan lagi banyak petir! Kau mau mati kesambar petir? Ohh... Aku tau, kau malu ya? Kau nggak mau harga diri mu yang tinggi itu ternoda? " Ujar Tsuki dengan nada mengejek.

Because you're My StarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang