Chapter 17

18 2 17
                                    

Suara spidol yang menggesek papan tulis, suara carik kertas yang disobek, suara bisik riuh siswa pojokan.
Ahh akhirnya suasana ini kembali lagi,
Suasana yang Hoshi rindukan, meskipun ia terlihat selalu mengantuk dan menempelkan dagunya di meja sebenarnya ia memperhatikan sekelilingnya, semua yang sensei ajarkan bahkan ia bisa mengulangi setiap perkataan yang telah diucapkan sensei, dengan logat sama persis.
Bukannya malas, Hoshi hanya tak mau jadi pusat perhatian.
Karena bila sisi lain dari dirinya muncul, tak mustahil ia akan melukai orang lagi.

Munculnya sosok Kuro membuatnya semakin gusar, jika sosok Hiro saja ia dapat sedikit bernafas, karena sosok Hiro dalam dirinya hanya bersikap agresif pada Tsuki dan agak membandel dan sering membolos kelas, itu saja.
Tapi Kuro? Sosok Kuro adalah cerminan hatinya yang gelap, akibat dari semua peristiwa kelam yang ia alami.

Hoshi puluhan kali menghela nafas tanpa ia sadari, sehingga Tsuki yang duduk disampingnya mau tak mau terus menatapnya penuh tanda tanya.

"Hah.. Hoshi kayaknya lagi ngalamun nih, ku kerjain ah hehe", Batin Tsuki sambil tersenyum licik.

"Iya Hikari san? Kau bisa menjawabnya? ", Tanya Sensei yang melihat Tsuki angkat tangan seakan bisa menjawab pertanyaan yang tertulis dipapan tulis.

"Ano sensei Takahiro san sepertinya bisa menjawabnya,"
Ujar Tsuki.
"hehe.. Sekarang bagaimana kau bisa menjawabnya huh, tukang melamun rasakan itu, " Batin Tsuki tersenyum puas.

"Jawabannya adalah 2x dan -3y," Jawab Hoshi santai sambil membetulkan cara duduknya, Tsuki seketika langsung syok karena dalam hitungan detik pemuda itu dapat menghitung hasilnya padahal tadi sedang melamun.

"Betul sekali Takahiro san, kau pandai sekali," ujar Sensei senang.

"Kalau mau mengerjai berpikir dulu, matematika mah soal kecil, dasar bodoh," bisik Hoshi sambil menahan tawa, sedang Tsuki mengerucutkan bibirnya kesal.

"Awas saja nanti aku pasti berhasil! Hmmpph!," Tukas Tsuki kesal.

"Baiklah ku nantikan saat kau berhasil mengerjaiku, jika berhasil maka aku akan memberimu hadiah tiket ke taman bermain di festival kembang api nanti," tawar Hoshi sambil membetulkan letak kaca matanya.

"Sip! Sepakat!," ujar Tsuki girang, ini akan seperti kencan jika hanya mereka berdua yang berangkat.
Membayangkanya saja sudah membuat mata Tsuki berkilauan, seakan disekeliling Tsuki banyak kilauan.

"Ish silau... Apa apaan kilauan itu?," Gumam Hoshi seakan bisa melihat kilau diwajah Tsuki.

"Gadis ini memang... Purnama yang ku cari, meskipun dia tak mengingatku dia tak berubah sama sekali," batin Hoshi sembari menatap Tsuki sambil tersenyum. Namun kemudian Hoshi menatap tangannya sendiri.

"Bisakah tangan ini melindungi mu?," batin Hoshi sendu kemudian memejamkan matanya.

***

Bel Istirahat akhirnya berdentang, Tsuki tersenyum licik membayangkan rencana yang telah ia susun.

Hoshi beranjak dari tempat duduknya, yosh waktunya menjalankan rencana tahap satu.

"Kau tidak bawa bekal?," tanya Hoshi telah membawa bekalnya beranjak akan pergi ke atap seperti biasa.

"bawa kok! Ayo!," ujar Tsuki sambil tersenyum, ia kemudian berpura-pura tersandung dan menumpahkan jus yang ia bawa ke wajah Hoshi.

"bagus! Bagus sekali terimakasih !," ujar Hoshi kesal, sebenarnya itu adalah kata kebalikan.

"Ah gomen!, " ujar Tsuki seakan merasa bersalah. Hoshi melepas kaca matanya dan menaruhnya di meja, segera Tsuki pun mengambil kaca mata itu dan menyembunyikannya.

"Hoshi kun, etto... Sebaiknya kau segera cuci muka sana! Nanti mata mu kenapa napa loh," bujuk Tsuki, Hoshi hanya mendengus kesal dan segera ke toilet mencuci muka.

"Yosh sekarang rencana tahap tiga hihihi rasakan kau mata empat, date date setelah ini aku akan ngedate bareng Hoshi," ujar Tsuki segera menaruh penghapus papan tulis diatas pintu masuk kelas, agar ketika Hoshi datang dia akan tertimpa penghapus itu.

Namun nampaknya rencana Tsuki tak akan berjalan lancar, karena Hoshi baru kali ini keluar kelas tanpa mengenakan kaca mata dan rambutnya basah saat ia cuci muka, ia jadi tampak sangat tampan, gadis gadis langsung mengerubungi nya.

"wahh kamu keren sekali kelas berapa? Boleh minta nomor nya nggak?," begitulah kata seluruh gadis yang berebut mengerubungi Hoshi tepat setelah ia keluar dari toilet.

"Etto... Aku tak punya hp," ujar Hoshi bohong, ia sangat kerepotan, ia tak menyangka akan jadi pusat perhatian hanya karena tidak memakai kaca mata.

"Huh... Jadi ini yang dia maksud, selamat Tsuki kau berhasil mengerjaiku," desah Hoshi kesal sekaligus senang.

Tsuki menunggu kedatangan Hoshi disamping pintu, ia sudah cekikikan memikirkan reaksi Hoshi saat tertimpa penghapus.

Tap tap tap

Suara langkah kaki yang mantap terdengar tak asing semakin mendekat, Tsuki yakin bahwa itu adalah Hoshi.
Mata Tsuki berbinar menanti apa yang akan terjadi.

Sratttt
Bukkkkk

"Atatata isshhh i-ittai," erang seorang pemuda yang membuka pintu dan tertimpa penghapus.

"Yuuki san?," ujar Tsuki terkejut, bahwa ternyata ia salah sasaran.

"Yo! Tsuki chan!, ishh siapa ya yang menaruh penghapus ini disana? Dia berniat mengerjaiku ya?," ujar Yuuki sambil mengusap kepalanya yang agak sakit.

"Ano..  Maaf Yuuki san, aku tidak bermaksud mengerjaimu, aku hanya ingin sedikit usil pada seseorang tapi sumpah bukan kamu kok! Gomenasai!!!!," ujar Tsuki merasa bersalah sambil membungkuk.

"Hidoii (jahat deh) aku akan memaafkan mu jika kau mau kesini bersama ku," ujar Yuuki sambil menyerahkan sebuah tiket ke taman bermain di festival kembang api.
Tsuki menerima tiket itu dan melihat nya seksama.

"Tiket ke taman bermain?, " tanya Tsuki.

"Yup! Malam ini jam 6 oke?! Jaa Matta ne! ('sampai nanti!')," ujar Yuuki sambil tersenyum dan segera berlalu pergi.

"Huhh... Yasudah deh, lagian aku juga gagal mengerjai Hoshi, pasti dia nggak akan memberiku tiket itu, mungkin lain kali... ," keluh Tsuki pasrah menerima takdir nya.

Setelah beberapa jam akhirnya bel pulang sekolah berdentang,
Tsuki dengan malas memasukkan buku bukunya ke dalam tas,

"Hoi cerewet!," panggil Hoshi yang duduk disampingnya terlihat sudah siap pulang.

"Nani? ('apa?')," jawab Tsuki malas. Namun matanya seketika membulat saat sebuah tiket berada di depannya.

"malam ini jam 7, itu hadiah karena sudah berhasil mengerjaiku," ujar Hoshi kikuk kemudian segera melangkah.

"Tap-tapi aku kan... ," belum sempat Tsuki membantah, Hoshi sudah terlebih dahulu melangkah pergi.

"Yey!!!! Kencan dengan Hoshi!!! Asiikkk!!!!," Tsuki girang memeluk tiket yang Hoshi berikan, namun setelah itu senyumnya lenyap.

"Oh iya... Aku juga ada janji dengan Yuuki, bagaimana ini? Aduh.... Celaka!," erang Tsuki frustrasi membenamkan wajahnya di meja.
"apa yang harus aku lakukan? Aku tak mungkin tak datang, Yuuki adalah pemuda yang baik aku juga sudah janji, aku juga sudah membuat kepalanya benjol, tapi... Aku sangat memimpikan momen ini.. Berdua dengan Hoshi... Aahhhh!!!!!!!, " Tsuki nampak sangat bingung dan gusar.

Lalu siapa yang akan berangkat bersama Tsuki di festival kembang api nanti?

To be continued.

Because you're My StarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang