[ 10: PENUTUP HARI ]
CW / TW :
mengandung harsword & english broken.
✦─────────────────✦Kaleesha menyodorkan sebuah handuk kecil pada Jaegar untuk laki-laki itu mengusap keringat pada dahinya.
"Kalo orang udah ada gandengan begitu ya, anduk aja ada yang siapin." Paja selalu pelaku peledekan itu berhasil memancing respon teman-temannya.
"Iri mulu lo. Bawa sini cewek lo itu." Balas Kasaga.
"Ya sabar. Satu-satu kalo dibawa semua bisa berantem."
Owen yang mendengar itu mendecih. "Sebanyak apa emang cewek lo?"
"Lo mau model kayak apa?" Balas Paja.
Dalam hal percaya diri, Paja Sadewa adalah juaranya. Aligator Cakrawala itu dengan bangga menyebut perempuan-perempuan cantik yang pernah menjadi kekasihnya.
"Nah lo, Wen. Mau model kayak apa? Sebut aja. Kolektor kita ini pasti punya, soal harga boleh dibicarain. Yang penting cocok aja dulu." Sahut Kaleon.
"Mengerikan." Balas Owen.
Kaleesha yang melihat perdebatan teman-teman Jaegar yang tidak jauh dari perempuan mulai jengah.
"Mau langsung pulang?" Jaegar melirik Kaleesha yang tidak bersuara sama sekali.
"Makan dulu ya, Le." Ucap Kasaga. "Ini udah masuk jam makan malam. Mau makan malam diluar sama Egar atau dirumah aja nanti bareng kita?"
Jaegar yang melihat interaksi kaku Anak Atmaja itu memiliki satu pertanyaan. Apa yang sebenarnya terjadi diantara mereka?
Hanya saja baik Jaegar, Paja, maupun Owen sama sekali tidak pernah berani untuk bertanya karena menurut mereka itu adalah privasi Atmaja bersaudara.
Jaegar mengusap pelan punggung tangan Kaleesha. Membuat mata elang gadis pindahan Berlin itu menatapnya.
"Biar nanti gue ajak Kaleesha makan diluar. Ada beberapa makanan yang mau gue kasih tunjuk ke Kaleesha."
"Jangan balik malem-malem ya, Gar. Angin malem ngga baik." Peringat Kasaga lagi.
"Lo tenang aja. Percayain adek lo sama gue. Gue bisa jaga Kaleesha dengan sebaik-baiknya."
Setelah mengatakan itu, Jaegar kembali mengamit tangan Kaleesha meninggalkan teman-temannya. Kaleesha pikir, Jaegar benar-benar akan mengajaknya pulang setelah makan ditempat baru bagi Kaleesha, sayangnya, Ketua Mataram itu justru mengajaknya untuk berkeliling Kota Pahlawan.
Kaleesha melirik Jaegar yang baru saja datang setelah memarkir motornya pada sebuah gang kecil. "Mau ngapain?"
"Ngajak lo ngeliat indahnya Surabaya kalo malem. Lo udah lama di Berlin, 5 tahun bukan waktu yang singkat. Gue yakin lo ngelewatin hal-hal indah dalam waktu itu. Jadi, sebagai gantinya, gue ajak lo untuk liat itu semua." Jelas Jaegar.
KAMU SEDANG MEMBACA
VETERAN: KALEESHA
Novela JuvenilGila, satu kata yang menggambarkan Kaleesha Atmaja. Gadis cantik pindahan Berlin yang mendapat atensi penuh. Kaleesha benar-benar tidak tau kapan dirinya harus berhenti dan takut, seolah dua hal tersebut tidak ada dalam kamus hidupnya. Gadis yang se...