istiqomah

1.2K 65 8
                                    

'Salah satu jihadnya seorang santri ialah menahan rindu"

Semalaman Almira tak bisa tidur ia terus saja menangis ia rindu kepada kedua orang tuanya. Alhasil saat fajar menyingsing matanya bengkak.
"Ya Allah mira kamu kenapa? " tanya mbak Ela salah satu teman kamar Almira.

"ha? Almira kenapa emangnya mbak la? " sambung Fatimah

"ada apa ya? Eh Ya ampun mbak Almi eh mbak mira maksud saya, kenapa? " saut lagi teman kamarnya itu yang bernama Syifa

"gak papa kok, emang kenapa sih kok pada heboh gitu? Nih aku gak papa kok temen2" bohong mira

"aku tau nih kamu rindu kan sama orangtua mu? " tebak mbak ela

Almira hanya mengangguk menanggapi

"mbak mira gak usah sedih, aku dulu juga gitu tapi lama kelamaan gak kok. Mbak mira cuma belum terbiasa. Ntar kalo udah 40 hari betah deh dijamin. Apalagi ada aku yang imut2 dan dijamin buat kalian seneng terus deh" jawab syifa dengan PD nya.

Lalu semua tertawa dan berpelukan ala-ala teletubis. Padahal baru kemarin sore kenal tapi mereka udah menganggap Almira seperti keluarganya sendiri. Terimakasih ya Allah.
Lalu mereka bersiap2 mandi dan melaksanakan shalat subuh. Dilanjutkan dengan tadarus al quran.

Hari pertama sekolah Almira agak canggung tetapi mereka juga menerimanya dengan baik. Ia satu bangku dengan syeila. Syeila anak yang baik, ia bahkan mengenakan cadar. Aku kagum dengannya.

"Oh iya mir kok kamu pindah kesininya nanggung banget kan 1 bulan lagi kita udah kenaikan kelas" tanya Syeila

"ya gakpapa si itu cuma kan lebih cepat lebih baik aja. Mumpung ada kemauan hehe" jawab mira asal

"eh mau ke kantin gak? " tawarnya lagi

"ayok deh aku laper"

Mereka bersenandung ria. Almira senang hari-harinya kian lebih dekat dengan sang pencipta apalagi ada banyak teman sebayanya yang mendukungnya berhijrah menjadi lebih baik. Ia lebih menggunakan waktunya dengan baik. Mengaji, tadarus, menghafal quran.

####

Hingga tak terasa ia sudah melewati satu bulan disana. Dan berarti ia sudah naik kekelas 12. Kedua orangtuanya pun hadir untuk mengambil raport nya. Ia kini sudah betah bahkan ia menargetkan akan pulang untuk yang pertama kalinya 2 bulan lagi yaitu setelah khotmil quran. Bahkan Almira sudah menjadi murid tauladan di pesantren. Bu nyai pun sudah menganggapnya seperti anak sendiri. Sungguh menyenangkan sekali jika nama kita sampai terselip di hati sang guru. Almira akan mengabdi kepada bu nyai dan pak kyai dengan sepenuh hati. Ia hanya ingin mendapatkan ridhonya. Karena hari libur para santri dituntut untuk segera menyelesaikan hafalan jus amma nya. Karena dua bulan lagi mereka akan akhirussanah. Sedangkan Almira memang sudah hafal jus amma sehingga ia lanjut untuk menghafal surat yang lain. Kini hafalannya sudah bertambah menjadi 3 jus.
Bu nyai pun bangga pada Almira. Tak jarang Bu nyai sendiri yang menerima setoran hafalan Almira.

"Suatu hari nanti saat akan kiamat, semua orang yang beriman, orang yang hafal quran akan meninggal dunia. Tinggallah hanya orang2 yang tak beriman, orang kafir . Mereka hendak membaca Alquran tak bisa. Ayat2nya sudah di angkat oleh Allah. Hendak minta ajar para hafidz pun sudah tiada. Perbuatan zina sudah umum, bahkan dipinggir jalan orang dengan seenaknya melakukan hal tersebut. Tak ada bedanya dengan hewan. Naudzubillahimindzalik. Jangan sampai kita hidup dalam masa itu." ceramah seorang pengasuh pesantren. Yang kemudian ditutup dengan doa.

"ya allah fat aku sampe merinding dengernya. Apalagi liat Bu Siti yang ceramah sambil menangis" kata Almira

"iya sama aja mir. Kayaknya kita masih sering banget mengeluh tentang kehidupan dunia. Padahal kita tau dunia itu hanya main2. Ya Allah begitu banyak dosa kita ya" jawab Fatimah

Caraku MencintaimuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang