Keeping a Promise

54 3 1
                                    

Mili POV

Bodoh sekali aku! Kenapa aku harus memeluk Kyle? Padahal aku berjanji padanya untuk seolah-olah tidak ada di hidupnya. Tapi apa yang ku lakukan? Aku malah mengejarnya dari belakang dan kini memeluknya. Tapi aku tidak mau sepenuhnya disalahkan, karena aku terlalu senang mendengarnya setuju dengan apa yang ku mau tentang sifatnya pada mom. Jadi wajar saja kan aku reflek memeluknya? Dan aku tidak merasakan adanya penolakan dari Kyle. Lagipula secara hukum, kini ia kakak ku kan? Ya walaupun hanya sekedar kakak tiri.

Aku langsung melepaskan pelukanku dan pergi ke kamar. Mencoba untuk tidak secanggung mungkin. Setelah dipikir-pikir bagaimana caraku menepati janji pada Kyle? Lagipula kenapa aku harus menjanjikan bahwa aku akan seolah-olah tidak ada dihidupnya? Itu kan hal yang sangat mustahil. Pertama mom menikah dengan uncle Jo, dan itu ayah Kyle. Sehingga mengharuskannku tinggal satu apa dengan Kyle, dan juga sudah jelas betul aku satu universitas dengan Kyle. Lalu bagaimana caranya aku berlagak seolah-olah tidak ada di hidupnya?

Semenjak kejadian negosiasi tadi, aku terus berpikir bagaimana caranya agar aku pindah dari rumah ini. Karena itu satu-satunya cara agar bisa sediikit demi sedikit pergi dari hidup Kyle. Aku sudah memikirkan segala kemungkinannya. Bagaimana jika nanti teman-temanku memaksa untuk mengerjakan tugas kuliah di tempatku? Tidak mungkin kalau aku mengajak mereka ke rumah ini bukan? Tekadku sudah bulat, saat makan malam nanti aku akan meminta mom untuk mengijinkanku tetap tinggal di apartemen tempat mom dulu tinggal, lagipula tempat itu belum dijual.

Akhirnya makan malam pun tiba, aku mencoba untuk mengumpulkakeberanianku untuk mmembicarakn perihal permintaanku untuk pindah dari rumah ini. Walaupun pasti akan terdengar seperti candaan. Karena jelas-jelas aku baru resmi pindah ke rumah ini hari ini.

"Mom, uncle Jo. Bolehkah setelah makan malam aku bicara dengan kalian?" tanyaku dan aku melihat dengan jelas Kyle ikut tertarik dengan ucapanku.

"Tentu saja sayang, setelah makan malam kau boleh menemui kami di ruang kerjaku. Okay?" jawab uncle Jo lembut.

Selama makan malam aku hanya berinteraksi dengan Louis, uncle Jo dan mom tentunya. Tidak pernah ada komunikasi antara aku dan Kyle. "Kau mau tambah spaghettinya Kyle? Tanya mom pada Kyle yang terlihat sangat lahap memakan spaghettinya. Aku ikut memerhatikannya, aku taut tindakan Kyle akan kembali menyakiti hati mom seperti tadi pagi.

"Tentu saja tante, bolehkah aku menambah?" jawabnya pelan sambil menyunggingkan senyum.

Aku melihat mom dengan semanga mengambil piring dari tangan Kyle dan membantunya. Aku hanya bisa tersenyum dalam hati. Kyle menepati janjinya, begitu juga denganku. Aku harus bisa menepati janjiku.

Kini aku tengah duduk di hadapan mom dan juga uncle Jo, aku harus siap mengatakannya. "Hm, begini. Karena aku baru menyadari kegiatan kampusku akan sibuk, maka-hm..."

"Ada apa sayang? Apa kau merasa tidak senang sekolah di kampusmu sekarang?" tanya uncle Jo perhatian.

"Ah bukan begitu uncle, aku senang berada di sekolahku yang sekarang. Hanya saja---kegiatannya begitu banyak, sehingga aku pasti banyak meluangkan waktuku di luar rumah." Ucapku.

"Jadi, setelah aku pertimbangkan baik-baik. Daripada nanti suatu saat aku mengganggu waktu istirahat kalian karena aku pualng malam atau lain sebagainya. Bagaimana jika aku tetap tinffal di apartemen mom saja?" pintaku to the point dan aku melihat raut wajah mereka langsung terkejut.

"Tapi kenapa? Aku tidak merasa terganggu olehmu Mili." Jawab uncle Jo yang kini sudah merangkul pundakku.

"Ya, mungkin belum sekarang. Tapi aku tidak mau di kemudian hari kalian-"

Beautiful MistakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang