Kelompok Mili akhirnya mendapatkan hasil yang memuaskan dari tugas mereka. Memang tidak ada yang sia-sia di hidup ini jika mengerjakan sesuatu dengan sungguh-sungguh. Untuk merayakan keberhasilan mereka, akhirnya Titan memutuskan untuk mentraktir teman-teman satu kelompoknya itu. "Pesanlah yang kalian mau, biar aku yang bayar." Ucap Titan. Ia melakukannya karena ia sadar saat pengerjaan tugas itu, ia hanya ikut andil sedikit saja.
Mili dan kawan-kawannya duduk di satu meja di luar kantin, mereka sedang asik berbincang. Bahkan ada obrolan mengenai liburan yang nanti akan mereka lakukan. Di sela-sela obrolan mereka, Titan melihat gerombolan s2 dari kampus mereka mulai berjalan menuju kantin. Biasanya ia tidak terlalu peduli dengan orang-orang yang berjalan menuju kantin. Toh kantin adalah tempat umum yang bisa didatangi siapa saja. Tapi, karena kali ini Titan melihat ada Gio dan juga Kyle, Titan langsung mengajak Mili untuk pergi.
"Mau kemana?" tanya Mili bingung karena tiba-tiba Titan mengajaknya untuk pergi dari kantin.
"Kau akan berterimakasih padaku nanti," jawabnya.
Akhirnya Mili pun sadar apa tujuan Titan mengajaknya pergi dari kantin, itu karena ada Gio dan Kyle. Mili pun mengikuti Titan.
"Sepertinya adikmu itu tidak terlalu nyaman denganmu," ejek Gio sambil berbisik pada Kyle saat melihat Mili langsung pergi saat mereka tiba di kantin.
"Diam kau." Jawab Kyle sengit.
Ucapan Gio membuat Kyle berpikir apa benar Mili tidak nyaman dengannya? Tapi ya jika dipikir-pikir tentu wajar jika Mili tidak nyaman, lagipula sejak kapan Kyle berniatnya membuatnya nyaman? Bahkan bersikap manis untuk Mili pun tidak pernah. Tapi justru sekarang hal itu membuat Kyle terus berpikir bagaimana caranya membuat Mili nyaman dengannya. Kyle terus menentang hatinya, mencoba untuk meyakinkan dirinya sendiri bahwa ini bukanlah suatu ketertarikan. Melainkan hanya perasaan bersalah.
Tidak, aku tidak mungkin menyukainya bukan? Yang benar saja!
Pikiran Kyle kembali buyar saat Gio menyenggol pundaknya, Kyle melihatnya bingung apa maksudnya Gio menyenggol pundaknya. "Maldives dude? How? Kau ikut?" tanya Gio lagi mengulang obrolannya dengan teman-temannya mengenai liburan nanti. Kyle sebenarnya bisa saja ikut, tetapi ia sedang mempertimbangkan antara ikut atau tidak. Karena waktu yang ia lakukan untuk liburan nanti bisa digunakan untuk mendekatkan dirinya pada Mili bukan?
"Sepertinya tidak, aku sedang tidak ingin kemana-mana liburan ini." Jawabnya bohong.
"Whoa, seorang Donovan mengacuhkan liburan? Sejak kapan?" timpal Tania.
Memang sebenarnya Kyle adalah tipe manusia yang sangat menyukai travelling dan teman-temannya tahu itu. Bagaimana tidak? Kyle selalu memamerkan hasil jepretannya di instagram dengan lokasi yang berbeda-beda. Bukan, Kyle bukan orang yang suka mengupload foto dirinya. Justru ia senang memotret momen-momen yang terjadi saat ia sedang liburan. Terutama pemandangan. Jadi agak sedikit aneh bagi teman-temannya jika Kyle menolak ajakan untuk berlibur.
Sore ini Mili sedang bersiap-siap untuk pergi ke rumah kediaman Kyle, ia diminta oleh Celline untuk makan malam di rumah bersama dan Mili tidak bisa menolak itu karena memang sudah lama sekali mereka tidak pernah makan bersama. Tidak lupa Mili menghubungi ayahnya yang berada di Indonesia, ia memang tidak pernah melewatkan satu hari pun tanpa menghubungi ayahnya. Mili sangat bersukur karena setiap kali ia melakukan face time dengan ayahnya tak pernah sekali pun Mili melihat ayahnya sedang sakit.
Kedatangan Mili di rumah langsung disambut hangat oleh Lou, padahal sebenarnya Mili dan Lou sering bermain bersama di luar. Tentu saja tanpa Kyle tahu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Beautiful Mistake
RomanceMillenia harus bertukar posisi sekarang, ia harus tinggal dengan ibunya dan menyebabkan ia bertemu dengan sosok Kyle yang dingin yang seakan akan sangat membencinya.