6 : mainan

931 195 17
                                    

Jungkook kelihatan banyak pikiran akhir-akhir ini dan secara teknis gue pun gak paham nih bocah kenapa. Gue kan gak bisa baca pikiran keles jadi kalian jangan nanya, gue tahu apa enggak kenapa si juki bisa kelihatan frustasi kayak orang yang di kejar hutang karena gue pun gak tahu jawabannya.

"Kamu kenapa sih?" Gue nanya setelah setengah jam kami bareng dan dia diam gak kayak bisanya. Gue takut dia kesambet jin gara-gara pikirannya kosong.

"Kita lebih baik putus aja joy" dia buka suara sambil natapin gue dan gue balik natapin dia. Dia bercanda kan? Gak mungkin dia minta putus sama gue apalagi hubungan kami baik-baik aja. Gue berusaha ketawa sama juki yang gak menunjukkkan ekspresi apapun di wajahnya.

"Kamu bercanda kan yank?" Gue udah berusaha banget buat gak nangis sekarang karena walaupun gue gak cinta sama juki. Dia tetap jadi seseorang yang berarti buat gue. Dia pria yang baik dan gue belum bisa putus saat ini sama dia karena gue menyukai pria ini.

"Gue gak bercanda. Kita putus aja joy, gue gak mau jadi pelampiasan lo lagi" dia natap gue dengan pandangan yang gak biasanya. Dia juga udah pake lo-gue tanpa aku-kamu dan bikin hati gue semakin sakit karena jungkook yang bahkan langsung berdiri dari tempat duduknya seolah-olah nih orang gak mau dekat-dekat sama gue.

"Jungkook, kamu pasti gak seriuskan?" Gue genggam tangan jungkook. Anjirr, tiba-tiba aja semuanya jadi kayak drama gini. Jungkook lepasin tangan gue kasar dan balik badan.

"Gak, gue gak bercanda. Gue harap lo jangan gangguin gue lagi. Lo gak perlu berpura-pura lagi sekarang" kata dia dan dia melangkah pergi tapi gue berdiri dari tempat duduk gue. Gue nahan jungkook dan berdiri di depan dia.

"Iya, lo benar kalo selama ini lo jadi pelampiasan gue tapi itu gak berarti lo bisa mencampakkan gue tanpa alasan kayak gini. Gue pernah menyayangi lo dengan tulus dan selama ini gue gak pernah bersikap palsu. Maafin gue kalo gue yang salah dalam hubungan ini dan makasih udah buat gue seperti orang yang suka mainin perasaan orang lain" gue senyum sama juki tanpa peduli air mata gue berjatuhan dengan bebas. Gue milih pergi setelah mengatakan apa yang mau gue katakan. Gue gak paham kenapa dengan jungkook dan gue juga gak paham kenapa gue bisa merasa sesakit ini karena di putusin sama juki padahal perasaan gue gak sedalam itu.

Gue duduk di taman sebenarnya jungkook ajakin gue jalan di sekitar perumahan dan pas tadi kami istirahat lalu dia mutusin hubungan kami secara tiba-tiba. Gue masih nangis saat sosok kutu kupret taehyung muncul dengan wajah yang kelihatan panik pas liat gue nangis dan kalo dia tahu gue nangis gara-gara temannya. Nih, bocah pasti bakalan mukulin jungkook tanpa ampun karena nyakitin sahabatnya.

"Lo kenapa nangis?" Dia mendekat sambil lap air mata gue kemudian dia ikutan duduk di samping gue.

"Gak kenapa-napa" gue melukin taehyung dan lupain kemarahan gue waktu itu. Gak apa-apa setidaknya gue punya tae yang bakalan nyediain pelukan gratis buat gue walaupun kami musuhan. Taehyung selalu ada buat gue dan dia bakalan nurutin gue termasuk permintaan konyol gue sekalipun.

"Lo bohong! Siapa pria yang nyakitin lo aqilla. Gue bakalan mukulin orang itu" dengarin taehyung ngomong gini aja udah bikin gue senang. Iya tae, lo bisa mukulin orang itu tapi enggak saat ini karena gue butuh pelukan lo.

"Gue cuman jatuh tadi tae" Gue bohong lagi supaya taehyung tenang.

"Maksudnya?"

"Gue jatuh dan berantakan karena sesuatu yang gak gue pahami. Gue terluka tae" gue balas taehyung dengan kata-kata yang udah pasti gak bakalan dia mengerti.

"Jangan berbelit-belit. Lo bukan orang yang seperti itu" kan dia mengerti gue banget. Kapan sih dia ngerti perasaan gue juga supaya gue gak usah pura-pura lagi di depan dia.

"Gue putus" gue nyerah dan taehyung lepasin pelukan gue terus pegang bahu gue.

"Bajingan! Dimana juki? Biar gue pukulin tuh bocah sampai babak belur dan gue paksa berlutut minta maaf karena bikin lo nangis" dia kedengaran emosi dan ekspresi mukanya lucu banget sampai gue ketawa. Sialan! Padahal gue lagi sedih dan malah jatuhnya kocak karena taehyung yang waktu itu gue larang ketemu sama gue.

"Santai, gue gak sesakit itu kok" balas gue dan taehyung terpanah liat gue ketawa terbukti dari wajahnya yang kelihatan kaku juga matanya membesar. Dia bego karena gak sadar perasaan nya sendiri dan gue juga sama karena gak bisa jujur sama perasaan gue buat taehyung karena gue gak mau kami cangung dengan hubungan kami nantinya.

"Jangan deket-deket lagi sama juki. Lo bisa dapat cowok yang lebih dari dia. Sini gue traktir es krim biar lo gak sedih lagi" taehyung narik tangan gue buat berdiri dan gue pasrah ikut sama dia. Taehyung jenis sahabat yang pengertian dan bakalan selalu berdiri paling depan saat gue di sakiti tapi hubungan kami hanya pertemanan yang seperti ini gak lebih dan gak kurang.

"Gue bersyukur punya lo tae" balas gue sambil mengeratkan genggaman tangan kami. Gue bakalan selalu seperti ini dan taehyung juga tetap sama seperti yang seharusnya. Hubungan kami memang jenis hubungan yang aneh dan juga membingungkan. Gue gak siap merubah hubungan menyenangkan ini karena hubungan ini satu-satunya yang buat gue bisa berada di samping taehyung.

Musuh Bebuyutan [VJoy] |ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang