9 : belum mau mengakui (tae)

1.1K 179 59
                                    

Kalo gue mataharinya makanya aqilla bulannya dan itu berarti kami gak akan pernah bisa bersatu kecuali gerhana. Gue awalnya pengen jadi air dan aqilla yang jadi awan tapi akhirnya akan menyakitkan jadi gue memilih menjadi matahari dimana kalo aqilla muncul gue akan membantu memberikan dia sinar matahari dari belakang. Bukan rahasia lagi kalo gue menyukai dia bahkan abang-abangnya aqilla yang biasanya suka bertingkah bego tahu gimana perasaan gue terhadap adik mereka selama ini. Hampir beberapa tahun terakhir ini gue hanya menyukai dia dan selalu nurutin keinginan aqilla termasuk dia maksa gue buat jadi musuhnya.

Gue tentu memerankan sosok musuh bebuyutan dengan baik termasuk waktu itu. Dimana aqilla di hukum gara-gara niat jailin gue dan malah miss dewi yang kena. Gue berpura-pura mau bantuin dia karena liat miss dewi ke arah lapangan waktu itu dan pada akhirnya gue berdebat sama dia. Perdebatan kecil yang gak penting namun lucu sampai gue pengen ketawa dan soal nolak aqilla juga gue gak niat buat nolak awalnya tapi karena di paksa jungkook yang naksir berat sama dia jadi gue memilih mundur dan biarin sobat gue bahagiain cewek yang gue cintai.

"Kamu kenapa melamun?" Mami masuk kekamar dan natapin gue yang main gitar dengan suara yang gak berarturan.

"Mi, abang berantem sama juki" yeri yang di sebelah mami gue ngadu secara dia suka sama jungkook sedangkan mami cuman senyum.

"Mami tahu kamu masih muda dan mami juga gak bisa nyalahin kamu berantem tapi mami harap kamu mau tangung jawab dan minta maaf sama perbuatan kamu bang" nasihat mami gue dan gue anggukin kepala gue tanda mengerti. Gue gak banyak omong kalo lagi ada masalah gini dan pikiran gue jatuh pada sosok wanita yang sejak tadi gue abaikan.

"Dek, kamu obatin luka abang kamu. Kasian mukanya tambah jelek nanti dan gak ada cewek yang mau pacaran sama dia" sewot si mami dan adek gue yeri malah menggeleng.

"Gak mau, siapa suruh dia mukulin juki padahal jungkook kan lagi emosi makanya ngomongnya ngawur, suruh aqilla aja mi. Pasti dia mau" kata yeri dan mami gue anggukin kepalanya. Gue tahu kalo mami gue punya rencana dan pasti mami bakalan maksa aqilla kesini. Gak lama setelah mami sama adek gue pergi. Dia datang dan masuk kamar gue sambil bawa kotak obat.

"Ngapain kamu kesini?" Udah gak pake lo-gue soalnya kalo di rumah takut mami denger dan malah pukulin gue pake spatula.

"Bunda yang nyuruh katanya kamu patah tulang dan perlu bantuan" kata dia cangung dan gue tepuk kasur gue setelah nyembunyiin kertas lagu yang gue buat. Sst, jangan bilang aqilla. Ini rahasia antara lo sama gue.

"Sini kamu duduk" perintah gue dan dia duduk sesuai keinginan gue. Gue simpan gitar gue dan duduk menghadap dia sebenarnya, gue cuman luka ringan dan jungkook lebih parah tapi soal jungkook bukan urusan gue. Dia cuman cowok lemah yang bisanya nyakitin seseorang yang dia sayang dengan merendahkannya tapi gue beda. Gue selalu menjaga seseorang yang gue sayang walaupun itu sulit. Gue tetap memilih di belakang aqilla sebagai sosok bayangan yang akan melindungi dia.

"Awww, sakit" gue teriak karena aqilla obatin luka di sudut bibir gue dengan kejam. Nih anak tiba-tiba jadi emak tiri gini nyeremin. Mana dia cemberut mulu dari tadi, gak cantik. Gue gak suka liat dia cemberut.

"Aku gak suka kamu sok jagoan al!" Kata aqilla tiba-tiba dan gue senyum ke arah dia yang malah mutar matanya.

"Aku gak suka kamu sok jagoan al!" Kata aqilla tiba-tiba dan gue senyum ke arah dia yang malah mutar matanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aku gak ngerti maksud kamu" balas gue dan aqilla kelihatan tambah sebal sama kata-kata gue. Godain aqilla itu adalah kesenangan yang gak bisa gue hilangkan begitu aja. Dia selalu lucu dan gue mencintai dia dengan semua sikap lucunya itu.

"Aku serius al. Kamu gak usah nonjok dia walaupun dia ngehina aku" dia masih emosi dan gue tetap santai seperti biasanya.

"Aku cuman mau lindungin kamu dari dia" gue genggam tangan aqilla yang natap gue tajam.

"Kita gak punya hubungan apapun al! Kamu bukan siapa-siapa" dia lepasin genggam tangan gue dan berdiri dari kasur. Dia gak natap sekalipun dan kata-katanya yang mengatakan kalo kami gak punya hubungan apapun kerasa nyakitin buat gue.

"Aku sahabat kamu!" Kata sahabat meremas hati gue. Kapan gue bisa mengatakan dan berlaku seperti pria gentle. Gue pengen mengatakan yang sebenarnya sama aqilla tapi rasanya susah karena aqilla belum mau mengakui perasaannya sama jungkook masih sama atau udah menghilang.

"Sahabat tapi kamu malah bilang suka dan cinta sama sahabat kamu di depan mantan pacarnya. Kapan kamu berhenti bertindak kayak gini al!!" Aqilla ngebentak gue dan tangannya terkepal. Ke biasaan buruk aqilla kalo lagi marah yaitu gak mau natapin lawan bicaranya juga dia mudah emosi.

"Itu cuman bohongan" balas gue. Bego, taehyung bego! Kenapa masih pura-pura.

"Bohongan jadi semua sikap baik kamu juga bohongan. Kamu memperlakukan aku dengan baik juga bohongan menurut kamu?! Kamu berarti selalu berpura-pura di dekat aku al" dia menyimpulkan semuanya seenaknya dan gue gak bisa apa-apa.

"Al, aku cinta sama kamu dari dulu aku cuman menyukai kamu dan rasanya sekarang aku tahu kenapa kamu nolak aku waktu kita masih smp karena kamu cuman anggap aku sesuatu yang bisa membuat kamu senang. Aku cuman hiburan sementara buat kamu" dia natapin gue sambil nangis. Aqilla, lo cengeng banget sih? Mana aqilla yang selalu berusaha kuat di depan gue, mana wanita yang bakalan mukulin gue dengan sekuat tenaga kalo dia lagi marah, mana dia. Kenapa aqilla yang berdiri di hadapan gue jadi lemah gini.

"Maafin aku aqilla" pada akhirnya cuman kata maaf yang bisa gue katakan. Gue tahu perasaan dia sejak lama makanya gue gak terkejut sedikitpun bahkan gue nerima semua tuduhan dia dengan senang hati. Aqilla bakalan bisa melupakan perasaan marahnya dengan cepat apalagi kami udah mau UN dan dia pasti bakalan sibuk mikirin jadi juara satu dari pada ngurusin perasaan sakitnya.

"Bego! Dasar kampret lo, kapan sih lo berhenti minta maaf dan tolak gue dengan tegas. Jangan minta maaf al karena itu lebih nyakitin dari pada kalimat penolakan yang lo katakan buat semua cewek yang nembak lo" suara aqilla mulai melembut dan air matanya gak sederas sebelumnya. Pengen meluk tapi nanti mami marah karena bukan muhrim jadi gue milih berdiri aja sambil liatin wajah dia yang nangis.

"Aku gak bisa mengatakan hal sekejam itu sama kamu. Kamu bakalan tahu semuanya nanti aqilla, aku gak akan pernah menyakiti kamu dan aku minta maaf kalo kamu salah paham saat ini" gue akhirnya milih mendekat buat lap air matanya dengan sapu tangan gue yang dia hadiahkan pas ulang tahun gue. Dia buat sendiri inisial nama gue dan juga rajutan bunga serta kupu-kupu.

"Gak usah bersikap baik al dan gue janji bakalan lupain perasaan gue sama lo mungkin sepuluh tahun udah cukup buat gue mencintai lo" dia yang pake lo-gue aja udah lucu menurut gue. Aqilla selalu menjadi sosok wanita yang sulit di tebak.

"Lupain aja aqilla. Aku bakalan buktiin kalo kamu gak bisa melupakan aku semudah itu" gue cium dahi aqilla dan untung mami gak dapatin gue nyosor anak orang kalo kedapatan bisa di hukum tidur di luar rumah sama si mami.

"Gue pergi dan obatin luka lo sendiri. Dasar manja" wajah aqilla merah padam dan dia kabur setelah dorong gue menjauh. Gue aja sampai salah tingkah dan setelah mastiin aqilla pergi. Gue jatuhin diri gue kekasur berusaha nahan teriakan gue. Malu banget anjir, pengen nyosor lebih tapi sadar diri kalo kami lagi di rumah. Aqilla, kamu gak usah nunggu buat aku tapi aku yang bakalan nunggu dan buktiin sama kamu karena menurut aku pernyataan cinta itu gak perlu melainkan harus di buktikan.

Musuh Bebuyutan [VJoy] |ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang