* | rosie's

1.6K 276 64
                                        

"Semoga tuhan mengampuni segala dosa yang kita miliki, amin." Haruto mengakhiri doanya dengan amin dan kemudian segera beranjak pergi dari ruang doa.

Setelah itu dia segera pergi menyalakan mobilnya dan pergi ke kampusnya ditemani dengan sakura seperti biasa.

"turunin gue di kampus lo aja." Kata Sakura mencibir.

"kenapa?" Tanya Haruto santai.

"Ah lo mah gitu dek! pura-pura bego mulu." Kata Sakura sambil melempar boneka seal abu-abu kesukaan Haruto ke muka tampannya.

"Iya deh iya, gue turunin doang, gak pake ngaku-ngaku pacar lo." Haruto smirk.

Sakura hanya memutar bola matanya.

"Kak."

"Hm?"

"Aleesha anak BEM, adek tingkatnya kakak."

"Kenapa?"
"Cantik?"

"He em."

Sakura kemudian tertawa.

"Kenapa ketawa?" Haruto menoleh kasar ke arah Sakura sambil mengerutkan alisnya.

"Mana bisa anak sealim itu lo deketin sih dek! lagian kalo bisa dideketin emangnya dianya mau sama lo?" Sakura kembali mengambil boneka seal dan melemparkannya kearah Haruto sambil tertawa.

"Kalo dia mau? gimana?"

"Emangnya lo mau pake peci demi dia? emangnya dia mau ganti tasbihnya jadi ayat alkitab demi lo?" Kata Sakura.

Haruto berfikir-- kenapa semua orang harus mempermasalahkan agama? Haruto bahkan belum sekalipun mencoba untuk mendekati Aleesha.

"Gak usah ngomongin agama, itu semua tergantung sama gue sendiri kak buat tinggal atau pindah." Haruto menyudahi percakapannya dengan kakaknya.

"Udah sampe." Lanjut Haruto.

Sakura turun dengan malas sambil sedikit menutup keras-keras pintu mobil Haruto.

'Dasar gak mau kalah.' Batin Haruto sambil menjulurkan lidahnya dari dalam mobil.

Haruto akhirnya menjalankan mobilnya hingga sampai di pertengahan jalan ke fakultasnya. Sampai dia melihat perempuan itu lagi.

Kali ini dia memakai sweater putih dengan celana jeans berwarna putih pula. Jilbab segitiganya disusun rapi dan diarahkan ke belakang. Dia memakai jaket berwarna hijau army dan menenteng tas kecil ala mahasiswa.

Haruto segera menepi dan membuka kaca jendelanya.

"Aleesha!" Panggil Haruto.

Yang dipanggil kemudian menoleh kebingungan, sampai akhirnya dia menemukan sumber suara.

"Kok tau nama gue?" Ujar Aleesha sambil tertawa renyah.

"Ini bolpoinnya, kemaren kebawa sama gue." Haruto mengoper bolpoin ber-nametag itu kearah Aleesha.

Kemudian keheningan mulai menerpa. haruto hanya celingak-celinguk tanpa arti saat dia ataupun Aleesha sama-sama tidak ada yang berbicara.

"Leesha!" Panggil seseorang dari gedung fakultas kakak haruto belajar.

"Nanti jadi ke rosie's kan? ngerjain makalah?"

Nampaknya Haruto kenal anak ini. Dia adalah Kai Kamal Huening, seorang anak dengan segudang prestasi. Dia adalah seseorang yang mendapat beasiswa untuk bersekolah, dia juga bekerja sambilan sebagai model remaja, dan tak lupa trophy karate yang telah diraihnya dalam setahun terakhir ini.

Tidak heran jika nantinya Aleesha akan menyukai Kai.

"Gue pergi dulu." Haruto segera tancap gas, tak tahan dengan pemandangan didepannya.

"Eh tunggu!" Aleesha melambaikan tangannya kencang-kencang.

"Kalo lo ikut juga gakpapa kok! bukan makhrom gue nanti cuma berduaan disana sama Kai." Ujar Aleesha sambil memamerkan senyuman khasnya itu.

"Nanti ke rosie'snya gimana?" Sela Kai ditengah-tengah obrolan.

"Lo bawa motor kan," Tanya Haruto.

"Everyday."

"Naikin aja, Aleesha biar sama gue." Kata Haruto santai.

"Berdua?" Tanya Kai lagi.

"Ya kali bersepuluh." Kata Haruto.

"Ke rosie's yang ada banyak orang aja gak mau berdua apalagi naik mobil diruangan tertutup cuman berdua ya Aleesha mana mau?" Kai menaikan alisnya pura-pura menganalisa.

"Eh! Tenang aja! Gue mau kok, yang penting gue duduk dikursi belakang, Haruto yang nyetir." Kata Aleesha membenahi.

Kedua pemuda itu akhirnya mengangguk pasrah dan tidak puas akan titik temu itu.

"See you later! Assalamualaikum." Kata Aleesha sambil melengos pergi.

"Waalaikumsalam." Kai membalas salam Aleesha ringan.

"Kok diem bro? salam lo beda ya?" Ujar Kai sembari berjalan menjauh.

Sungguh, Haruto itu hanya ingin hubungan yang biasa saja. Bukan hubungan sekompleks ini, bukan hubungan cinta segitiga yang merumitkan. Apalagi keberadaannya disana patut dipertanyakan.

Jadi apakah Haruto ditengah-tengah kisah percintaan Hueningkai dan Aleesha? Nyamuk? atau malah orang ketiga?

Haruto pegal terus-terusan berfikir, dia harus bisa mengenal Aleesha.

---

vote gaiss!

broken dreams | HarutoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang